013/ Meresahkan

2.5K 125 9
                                    

Bismillah 🙏
Assalamualaikum. Jangan lupa untuk Vote ya. Terima kasih

***

"Mencoba untuk membuka hati kembali memang sulit."

***

Setelah kejadian kemarin, hubungan Zahra dan Azka mulai membaik. Meski Wulan masih saja menatap Zahra dengan benci.

Padahal gue udah seneng, kalau mereka cerai. Batin setan yang kemarin berbisik kepada Zahra.

Sehari an ini, Azka selalu menempel pada Zahra. Jika Zahra pergi ke dapur, Azka akan mengikuti Zahra.

Zahra dibuat pusing oleh tingkah laku Azka. "Mas, coba deh kamu duduk," ucap Zahra membalikkan badan.

Mereka berdua sedang berada di dapur, Azka meminta Zahra untuk memasaknya makanan, karena selama satu minggu kemarin, Zahra tidak ingin berbicara dengan Azka.

"Kalau kamu ngikutin aku terus, aku jadi ribet kalau mau jalan," ucap Zahra.

Mau tidak mau, Azka menuruti ucapan Zahra. "Iya," ujarnya dengan lesu berjalan menuju meja makan.

Tangan Zahra dengan lihat meracik semua bumbu dapur yang akan ia gunakan, Azka tadi meminta Zahra agar membuatkan dirinya Nasi Goreng.

"Pakai telor?" tanya Zahra pada Azka yang sedari tadi, bertopang dagu menatapnya.

"Engga," jawab Azka menggelengkan kepala.

"Yang pedes ya Ra."

Zahra menatap aneh Azka. "Tumben," ujar Zahra pelan.

"Jangan pakai kecap sama saus." Lagi-lagi Zahra dibuat heran oleh Azka, meski begitu ia tetap mengangguk mengiyakan ucapan Azka.

"Masih lama?" tanya Azka.

"Sebentar lagi," ujar Zahra menyiapkan nasi goreng ke dalam piring.

Zahra berjalan menuju Azka, dengan satu piring nasi goreng. Azka menyambutnya dengan antusias.

Saat Azka menyantap nasi goreng nya dengan lahap, Ridwan datang dengan Wulan yang sudah mendumel sejak tadi.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," jawab Zahra berjalan menuju pintu, tapi sebelum ia beranjak. Azka lebih dulu menahan tangannya.

"Kenapa?"

"Biarin aja, kamu engga usah kemana-mana, disini aja sama Azka," rengek Azka yang berubah menjadi manja.

"Zahra."

"Azka," teriak Ridwan, seperti seorang teman yang ingin mengajak bermain.

"Aku cuma mau buka in pintu doang, engga kemana-mana," ucap Zahra lembut.

"Ck, terserah," ucap Azka melepaskan tangan Zahra, dan kembali menikmati nasi goreng dengan wajah yang berubah masam.

Zahra menghela napas, dan segera beranjak meninggalkan Azka yang mukanya semakin masam.

"Silakan masuk Yah, Bun."

IMAMKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang