019/ Azka masih marah

1.8K 118 13
                                    

Bismillah 🙏

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Jangan lupa untuk vote ya :)

Terima kasih.

***

"Terlihat bahagia, tapi kenyataannya penuh dengan luka."

***

Suasana pagi tadi sangat canggung sekali, dengan Azka yang terdiam tanpa berbicara sepatah kata pun.

Bukan hanya Zahra yang menyadari keterdiaman Azka, tapi Tiya juga ikut merasakannya.

Tiya hanya bisa menerka-nerka tanpa tau jawabannya.

"Mas," ujar Zahra menghentikan langkah Azka yang hendak memasuki mobil.

"Salam dulu," tegur Zahra.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Setelah mendapatkan jawaban dari Zahra, Azka pergi begitu saja meninggalkan pekarangan rumah dan berangkat bekerja.

Hanya memakan waktu kurang dari satu jam, mobil Azka sudah terparkir di halaman kantor.

Ia sudah memarkirkan mobil, dan berjalan memasuki kantor dengan wajah yang terlihat aneh di mata Brian, yang baru saja melihat kedatangan Azka.

"Pagi Pak Azka," sapa Brian.

"Pagi juga," jawab Azka dengan lesu.

Brian mengikuti langkah Azka, memasuki ruangan kerja Azka, dan menyampaikan jadwal kegiatan Azka hari ini.

"Brian, saya ingin bertanya."

"Tapi jangan bilang sama siapa-siapa ya."

"Loh, emang pertanyaannya tentang apa ya Pak?"

"Tentang kehidupan saya," jawab Azka.

Brian mengangguk dengan semangat, jarang-jarang Azka akan terbuka tentang kehidupan nya selama ini.

"Kalau saya cemburu, apa itu wajar?"

"Wajar saja Pak, asal bapak punya alasan logis kenapa bapak cemburu."

"Jangan asal cemburu doang, nanti yang ada bikin pusing."

"Begitu rupanya," ujar Azka menopang dagu.

"Memang bapak cemburu karena apa?"

Azka menyipitkan mata, ia menatap penuh selidik kepada Brian yang terlihat antusias bertanya tentang kehidupannya.

"Banyak tanya kamu," jawab Azka.

"Saya cuma nanya dua kali loh Pak, masa dibilang banyak."

"Tolong kasih saya saran dong Bri, kamu kan duda. Pasti sudah berpengalaman," ujar Azka.

"Kalau berdasarkan pengalaman saya, kalau bapak cemburu itu wajar saja. Tapi, jangan sampai terlihat bodohnya."

IMAMKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang