022/ Rencana (Flashback)

2K 121 8
                                    

Bismillah 🙏

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Seperti chapter-chapter sebelumnya. Jangan lupa untuk Vote ya.

Terima kasih.

***

"Rencana Allah jauh lebih indah, dari apa yang kita rencanakan."

***

Zahra menggeleng, ia masih mengigat semua ucapan Azka kemarin malam.

Azka kembali berjalan memasuki kamar setelah melihat harum manis miliknya, ia berjalan dengan lemas.

Sampai di kamar, Azka melihat Zahra yang sudah terbangun dari tidurnya. Ia menatap Zahra dengan bibir mengerucut.

"Kenapa?" tanya Zahra.

"Harum manis aku mengecil Ra, mana aku juga lagi sebel sama kamu," jawab Azka dengan polos.

"Sebel kenapa?"

"Masa iya suaminya dilupain gitu aja."

"Dilupain gimana?"

"Kamu sama Ayah Gio kaya akrab gitu,  sampai enggak noleh ke aku, yang lagi beli harum manis," gerutu Azka merebahkan tubuh dengan tengkurap.

"Udah deh, enggak usah cemberut gitu."

"Ayo tidur," ajak Azka.

"Ini baru aja bangun loh Ka," jawab Zahra.

"Yaudah kalau enggak mau, tapi ada syaratnya."

Zahra menatap Azka yang sedang berbaring di sebelahnya. "Apa?"

Azka menatap manik mata Zahra dengan serius. "Aku mau hubungan kita pura-pura enggak baik, dalam arti nanti aku akan menceraikan kamu."

"Kamu serius mau lepas aku demi Tiya?"

"Bukan gitu, siapa juga yang mau pisah sama kamu? enggak kuat aku tuh."

"Maksud aku gini loh sayang. Nanti aku pura-pura marah sama kamu kalau ada Tiya."

Zahra mengangguk-angguk, menyimak ucapan Azka, ia mencerna semua ucapan Azka.

"Biar apa coba?" heran Zahra.

"Gini sayangku, biar posisi dia itu ngerasa aman, abis itu nanti aku cari bukti nya sambil nunggu Tes DNA."

"Ohh, terus aku harus ngapain?"

"Hadeh, kamu cuma akting marah sama aku aja udah itu doang. Enggak lama kok, kan sebentar lagi kandungan Tiya 3 bulan, jadi udah bisa ambil tes DNA."

"Aku terserah kamu aja sih."

"Oke, berlaku mulai besok."

Zahra mengagukkan kepala sepakat.

"Udah ingat?" tanya Azka menatap Zahra, ia juga melirik sekilas ke arah pintu dimana Tiya sedang mendengarkan pembicaraan mereka, meski terdengar samar-samar.

IMAMKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang