017/ Pertemuan Singkat

1.7K 126 11
                                    

Bismillah 🙏

Assalamualaikum. Jangan lupa meninggalkan jejak seperti biasa ya.

Terima kasih

***

"Aku bahagia dengan hubungan kita yang baik-baik saja."

***

Mengelilingi taman sebanyak sepuluh kali, membuat Zahra kelelahan tapi, Azka memaksa ingin mencari harum manis.

Mereka berdua masih setia berjalan mencari harum manis keinginan Azka. "Mas," ujar Zahra menggapai tangan Azka.

"Aku capek," keluh Zahra mendudukkan diri di bangku taman.

"Maaf, lagian penjaganya sih yang salah. Siapa suruh enggak boleh bawa mobil masuk," cibir Azka mengusap kepala Zahra.

Kenapa penjara taman tidak memperbolehkan mobil atau motor masuk? Karena banyaknya anak kecil yang berkeliaran di taman, bisa terjadi resiko kecelakaan jika tidak ada peraturan tersebut.

"Panas ya."

"Capek ya." Zahra mengagukkan kepala.

"Aku jadi males deh sama kamu," ujar Zahra bersedekap.

"Salah in penjaga taman nya sayang, jangan aku," rengek Azka seperti anak kecil. "Aku juga belum dapat harum manis," rengekannya sekali lagi, duduk lesehan di samping kaki Zahra.

Zahra terkejut melihat tingkah Azka. "Kamu ngapain duduk lesehan di situ."

"Maafin Azka ya, udah bikin Zahra capek," ujar Azka.

"Duduk sini, jangan duduk di situ." Azka menurut, ia duduk di sebelah Zahra, dan menyenderkan kepalanya di bahu Zahra.

"Masa enggak ada yang jual harum manis sih," gerutu Azka.

Seorang anak laki-laki berusia 6 tahun yang tidak sengaja melihat kelakuan manja Azka mencibir, "udah tua, masih aja manja."

Azka membelalakkan mata, tidak terima harga dirinya diinjak-injak oleh anak kecil. "Yang," rengek Azka berniat mengadu.

"Luarnya aja kelihatan Lakik, aslinya mah Hello Kitty." Anak lelaki itu berdiri di hadapan Azka dengan senyum meledak.

"Anak siapa sih yang, ngeselin banget," gerutu Azka menatap sebal anak itu.

"Enggak boleh gitu," jawab Zahra mencubit perut Azka.

Zahra menepis pelan kepala Azka yang masih menyeder di bahunya. "Namanya siapa?" tanya Zahra menatap anak lelaki itu dengan lembut.

"Gio tante," jawab anak kecil itu yang memiliki nama Gio, ia tersenyum malu-malu.

"Gio boleh duduk situ enggak," ujar Gio menatap paha Zahra, dengan memainkan jari tangan.

"Cari kesempatan aja." Azka mendengus kesal, ia menatap Gio dengan tatapan permusuhan.

"Hush, enggak boleh gitu," ujar Zahra menegur Azka.

IMAMKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang