025/ Curiga

2.1K 124 4
                                    

Bismillah 🙏

Assalamualaikum. Jangan lupa untukk vote yak.

***

"Disetiap masalah memiliki solusinya, hingga kita menemukan titik terang dalam sebuah permasalahan."

***

Malam tiba, kini satu keluarga itu sedang berkumpul di meja makan, mereka akan melaksanakan makan malam.

Wulan malam ini benar-benar memperlakukan Zahra dengan baik, sesuai oleh ucapan tadi.

Bahkan Ridwan dan Azka bertanya-tanya, ada apa dengan Wulan?

Tidak hanya Ridwan dan Azka. Tiya juga ikut bertanya-tanya tentang sikap Wulan yang terlihat baik kepada Zahra, sehingga kebaikan Wulan membuat Tiya merasa tidak ada lagi seseorang yang berada di pihaknya.

"Makan yang banyak," ujar Wulan kepada Zahra.

"Makasih, Ma."

Makan malam terjadi dengan keheningan dan kebingungan.

Makan malam sudah berakhir, kini saatnya Ridwan bertanya tentang perubahan sikap Wulan.

"Tumben kamu enggak jutek sama Zahra?" tanya Ridwan memulai pembicaraan.

Wulan menghela napas. "Jutek salah, enggak jutek tatep aja salah."

"Enggak gitu sih, siapa tau ada udang dibalik batu," ujar Ridwan bersedekap dada, memincingkan matanya.

"Setigu enggak percaya nya kamu, kalau aku enggak ada maksud dan tujuan apapun."

"Bukan gitu Ma, kita cuma heran aja soalnya kan sikap Mama enggak kaya biasanya," ujar Azka.

"Beneran enggak ada udang di balik batu?" tanya Ridwan memastikan, ia masih kurang yakin jika tidak ada sesuatu yang terjadi di balik sikap baik Wulan.

"Terserah kamu Mas, tanya aja sama Zahra."

"Beneran Ra?"

"Bener kok Yah, enggak ada apa-apa."

"Tuhkan, lebih baik kita ngobrol yang lain aja," saran Wulan menghindari topik pembicaraan pertama dibuat oleh Ridwan.

Tiya berdehem, ini adalah saatnya untuk berbicara.

"Jadi kan Mas Azka sama Zahra akan berpisah. Apa Mas Azka akan menikahi aku secepatnya?" tanya Tiya.

"Tentu dong sayang," jawab Wulan.

"Tapi, nunggu perceraian Azka dan Zahra selesai ya" jawab Wulan lagi.

"Enggak bisa ya Ma, kalau enggak nunggu perceraian Mas Azka dan Zahra selesai?"

"Anda kenapa memaksa ingin cepat menikah dengan anak saya?" bukan Wulan yang berbicara tetapi Ridwan, yang tidak suka terhadap tingkah perempuan yang diduga sedang mengandung calon anak Azka.

"Saya tidak mau menjadi bahan omongan orang lain, dan perut saya juga sudah terlihat membuncit," jawab Tiya.

"Lalu anak saya harus apa? Menikahi anda yang jelas-jelas anak saya masih mempunyai ratu dikehidupannya."

"Aku hanya ingin sebuah kebahagiaan untuk keluarga kecilku, tapi kenapa kamu mempersulit nya?"

"Jangan berasalan ingin kebahagiaan, jika kamu saja mengambil kebahagiaan orang lain demi kebahagiaan mu sendiri, jangan egois."

Tiya terdiam, ia tertampar oleh ucapan Ridwan. Ucapan Firman benar, karena ia hanya memikirkan kebahagiaan nya dan calon anaknya, tanpa memikirkan luka yang di terima dari korbannya.

"Tapi saya menginginkan Mas Azka, agar segera menikahi saya."

"Saya tidak ingin anak saya terlahir tanpa kehadiran sosok Ayah," ujar Tiya mengeluarkan air mata.

Wulan yang berada di sebelah Tiya, mengusap lembut punggung Tiya bertujuan memberikan ketenangan.

"Aku akan menikahi mu jika anak yang kamu kandung memang benar anakku," ujar Azka.

"Maksud kamu apa Azka? Kamu enggak percaya kalau Tiya lagi hamil ana kamu?"

"Saya tidak percaya, karena saya merasa bahwa saya tidak pernah melakukan bersama dia," jawab Azka, ia mengusap lembut punggung tangan Zahra yang berada di bahwa meja.

"Berhubung kandungan Tiya sudah bisa melakukan Tes DNA, aku ingin melakukan tes DNA itu kepada kandungan Tiya."

"Jika hasilnya positif aku akan menikahi Tiya dihari itu juga."

Ridwan mengagukkan kepala. "Saya setuju, saya juga akan memberikan kalian restu pernikahan secara langsung."

Tiya menghela napas. "Baiklah kalau begitu," jawab Tiya menerima saran tes DNA terhadap kandungannya.

***

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak!!
See you next chapter 👋

Waalaikumsalam.

IMAMKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang