24

2.8K 570 127
                                    

Mungkin satu dua bab lagi tamat, jadi mohon dukungan vote dan komennya ya say ...
Terima kasih yang bantu koreksi.

*

Hari yang berganti seolah tak pernah terjadi. Rukmini seperti mengulang hari yang sama selama berminggu-minggu; hari naas bagi Ghani ketika tersungkur bersimbah darah. Setiap ia merinci dan merunut kejadian di hari itu, sering kali ingatannya memberi gambaran yang berbeda-beda. Adakalanya ia merasa bukan dirinya yang menghunus besi pipih, alat pembuka surat itu, namun ia mengingat meraihnya dari meja dan menggenggam benda tajam itu. Lalu, ingatannya berkabut, kenapa ia menghunusnya ke dada laki-laki yang dikasihinya. Rukmini tak yakin benar ia membunuh Ghani, lalu linglung karena tak ada yang memegang benda tajam itu selain dirinya.

Memikirkan tindakannya selama berhari-hari membuat Rukmini jatuh sakit. Kepalanya sering berdenyut-denyut jika bangkit dari tempat tidur. Untuk mandi pun ia harus dibantu Mbok Inah. Ia tak bisa memasak, tidak bisa masuk sekolah juru rawat, tidak bisa menemani dan melayani Meneer Barend sebagai mana mestinya. Rukmini hanya ingin berbaring sepanjang hari di ambennya. Satu-satunya yang bisa mengalihkan lamunannya sejenak hanya birunya langit batavia dari balik jendela dan kicauan burung yang hinggap di dahan pohon mangga di pagi dan sore hari. Sesekali cicit burung-burung membuat matanya basah. Ia mendengar cicit burung-burung berkicau murung, perasaannya menjadi ikut murung. Di telinganya irama kicauan burung-burung pipit terdengar seperti tembang kidung yang menyayat hati. Terkadang samar-samar suara Biyung Sutinah seperti ikut nembang bersama burung-burung. Suaranya lebih jauh, seperti muncul dari awan.

Meneer Barend memaklumkan kondisi Rukmini dan menerima keadaannya dengan kesabaran yang baik. Ia memberi perhatian; lewat sentuhan dan usapan tangan dan tatapan mengasihi. Meneer pun tak segan memberi hadiah atau bingkisan yang indah-indah. Rukmini kelepasan bicara tentang selopnya yang tertinggal di gedung kantor Tuan Zeigh, esoknya Meneer membelikan selop serupa. Esoknya lagi, Meneer menghadiahi seuntai kalung bertahtahkan intan, esoknya, dan esoknya lagi, selalu membawa buah tangan berupa makanan kegemaran Rukmini.

Setiap malam menemani Rukmini berbaring. Meneer tak menyentuh Rukmini, ia hanya berbaring, memeluk, mengusap, atau bercerita tentang macam-macam-cerita yang ringan-ringan-berkelekar, tak peduli reaksi Rukmini yang hanya diam mendengarkan dengan tatapan menyedihkan.

Genap satu minggu berlalu, Meneer khawatir melihat Rukmini tak jua kembali pada kondisinya semula. Wajahnya murung senantiasa dan sulit bercakap-cakap. Mukanya pucat, matanya cekung dan tak berselera pada hidangan apapun yang dibawa Meneer Barend maupun yang dimasak Mbok Inah. Paling banyak tiga sampai lima suap saja makanan yang bisa Rukmini telan, lebih dari itu ia akan merasakan mual atau memuntahkan kembali makanan yang masuk ke mulutnya. Melihat hal demikian, Meneer mengundang Nona Mince untuk menemani Rukmini sejak pagi hingga petang, di kala Meneer Barend pergi dan sibuk dengan pekerjaannya.

Nona Mince datang setiap hari dari pagi hingga petang: tak segan pula menginap jika Meneer bertugas ke luar Batavia dan tak memungkinkan pulang dan harus menginap satu-dua hari. Lambat laun Nona Mince memberi pengaruh baik bagi kesehatan jasmani dan rohani Rukmini. Rukmini mulai menghabiskan makanan di piringnya, mulai bertanya ini dan itu, tentang mode Paris yang dipertontonkan Nona Mince dari majalah yang dibawanya serta, mulai pula mengerjap penuh minat tatkala Nona Mince bergunjing tentang: Meneer A mendapat jabatan baru, Meneer B si bujang lapuk akhirnya terpikat pada gadis anak nelayan, Meneer C yang meninggalkan Nyai-nya yang ketahuan berjudi ceki bersama Nyonya Chang dan kawan-kawan dan gosip-gosip mesum di pondok pelacuran. Meneer Barend senang bukan kepalang hingga menghadiahi Nona Mince dengan uang banyak dan yang mengejutkan Meneer Barend dengan riang gembira mengenalkan seorang totok sejawatnya dari Sumatra pada Mince. Perkenalan yang membuahkan surat menyurat dalam bahasa cinta bagi keduanya.

RUKMINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang