10. Kehidupan Baru

5.4K 846 56
                                        

Terima kasih yg bantu koreksi
*

"Apakah aku tidak diperkenankan masuk, Rukmini?"

Rukmini terpana, begitu halus tutur kata yang barusan terucap. Ia belum pernah mendengar seorang Belanda totok  punya lantunan Melayu demikian fasih.

"Kehadiranku nampaknya tidak tepat pada waktunya, ada baiknya aku kembali lain waktu," kata Meneer Barend. Tangannya mendekap topi helmhoed.

"Maafkan atas ketidak sopanan saya, ini dalem Meneer Barend yang terhormat, izinkan saya menjamu Meneer sebaik-baiknya. silakan masuk Meneer." Suara Rukmini terbata-bata, kadang terdengar jelas, kadang tidak.

Meneer Barend menempatkan dirinya di kursi paling dekat dengan pintu. Pembawaannya berwibawa seperti kebanyakan kaum menak. Ia mengangkat satu kakinya, mengusap celana drillnya padahal tak terlihat satu butir debupun menempel disana. Sementara Rukmini tergopoh menuju Pawon membuat serbat jahe kesukaan Meneer Barend seperti informasi yang diserapnya dari Mbok Inah. Meneer Barend suka serbat jahe untuk diminumnya di kala malam, begitu katanya.

"Tidak aku perkenankan kau duduk di lantai seperti itu, Rukmini, duduklah di atas, sejajar denganku," protesnya  sambil menyalakan cerutu Shag. Matanya menyipit satu menghindari asap dari bara cerutunya.

"Biarkan saya melepas sepatu Meneer terlebih dahulu." Rukmini berjalan dengan lututnya ke arah kaki Meneer Barend.

Namun sebelum menyentuh sepatunya, Meneer menahan, memberi isyarat dengan tangannya. "Tidak, tidak, saya belum akan menginap sebelum urusan di Buitenzorg selesai. Duduklah, agar bisa saya terangkan tentang rencana pelatihan Velpleger." Rukmini tergopoh bangkit dengan punggung membungkuk.

Hanya inikah niat  Meneer Barend datang? Untuk memastikan Rukmini sudah berada di Pondoknya. Sementara mengenai pelatihan, Meneer Barend mengatakan masih tersisa tiga hari untuknya bersiap diri. Diantaranya;  Rukmini diminta datang untuk semacam Registrasi  di salah satu bagian gedung Sadsverband,  sekaligus mengambil tiga stel seragam yang harus dikenakan selama pelatihan berlangsung. Rukmini mendengarkan dengan sungguh-sungguh, walau matanya  nyaris tak pernah balas menatap Meneer Barend.  Matanya ikut menunduk sama seperti kepalanya. Tidak terlalu dalam menunduk, sesekali ia mengerjap dan sekejap balas menatap. Hanya sekejap, tapi keanggunannya cukup terlihat bersahaja.

Lain lagi bagi Meneer Barend, dengan banyak menunduk justru ia dapat leluasa menelisik wajah perempuan peranakan dihadapannya ini. Ia merasa belum sungguh-sungguh memperhatikan saat di pesta dansa-dansi, karena pertemuan mereka terlalu singkat. Dibalik batang cerutunya, juga asap yang menggumpal, ia melihat perempuan peranakan yang satu ini berbeda. Rukmini tidak terlihat genit, atau bersusah-payah mencari perhatian orang-orang seperti dirinya, walau semua yang terpancar dari wajah dan tubuhnya seolah Medan magnet. Ia ingat malam itu, sampai harus menoleh dua kali dan tak bisa menahan diri untuk tidak mendekat dalam hitungan detik. Rukmini berbeda, ia tak tahu bedanya. Tapi, berbeda, itu saja. Puas memandangi wajahnya, setelah sedemikian berpanjang-panjang menjelaskan tentang pelatihan juru rawat itu, akhirnya dengan berat hati ia harus kembali ke Buitenzorg. Ia undur diri dengan tatapan merindu.
*
Ada perasaan asing yang menyenangkan ketika Rukmini datang dan menyibukkan diri di Sadsverband. Seumur hidupnya belum pernah merasakan sekolah. Baru ini dia merasakan artinya sekolah. Tidak persis benar, Rukmini tahu pelatihan tentu berbeda dengan HBS misalnya, tapi suasana yang ditangkapnya nyaris sama dengan HBS yang kerap diintipnya jaman dirinya masih bocah—mengendap-endap di luar kelas, melalui jendela besar di bagian bangunan paling ujung. Kepalanya menyembul takut-takut, timbul tenggelam menghindari Manteri guru memergokinya. Manteri guru adalah gelar resmi seorang lulusan Kweekschool (sekolah guru), diberi gaji yang disamakan dengan gaji seorang asisten wedana sebesar f. 50,- hingga f. 150,- per bulan, seperti yang diceritakan Biyung Sutinah padanya.

RUKMINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang