Sesuai janji haechan pada sahabatnya itu, diapun telah berada dipemakaman Mark, dan memutuskan untuk menunggu bersama anaknya dan sungchan yang dia telah ketahui bukan anak jaemin Dengan beomgyu. Mereka bertiga menunggu renjun dari dalam mobil, karena haechan ingin memberi waktu renjun sendiri.
Renjun telah berada di pemakaman Mark, dan diapun melihat batu nisan dengan tulisan nama orang yang selalu ada untuknya saat itu. Seketika airmatanya pun jatuh, dia juga melihat ada bunga baru disana, lalu meletakkan bunga yang dia bawa di sebelah Bunga yang telah berada disana.
"Mark Hyung? Mianhe karena aku baru tau mengenai kematian mu. Kenapa kau melakukan ini padaku? Kenapa harus menyuruh semuanya membohongiku selama ini? Apa yang kau pikirkan Mark Hyung? Kau tau, kalau kau sangat berarti bagiku. Kau hyungku juga. Apa aku benar-benar bukan adikmu? Kenapa kau jahat sekali." Ucap renjun lalu tangisnya pecah disana.
"Mark Hyung, apa aku adik yang buruk? Bukankah seharusnya aku ada disebelahmu saat itu? Andai saja aku tidak sakit, pasti aku akan menemani mark Hyung. Mana janjimu Mark? Mana janjimu? Kau pernah berkata datang padamu saat aku butuh, bahkan aku boleh memelukmu kapanpun itu. Kau pembohong Mark. Kau pembohong. Aku benci kau dan diriku." Ucap renjun kembali dan menangis dengan tersedu-sedu. Haechan yang cemas mengenai keadaan sahabatnya itu, akhirnya menyuruh anaknya juga sungchan untuk menunggu di mobil dan diapun keluar untuk melihat sahabatnya itu.
Benar saja, haechan melihat renjun menangis dengan sangat menyedihkan sembari berkata hal yang tidak jelas. Kalau dia tau akan jadi seperti ini, mungkin dia akan menyembunyikan selamanya. Tapi, berapa lama? Karena renjun akan tau cepat atau lambat. Lalu haechanpun mendekat dan berjongkok di sebelah renjun. Renjun yang menyadari orang disebelahnya langsung melihatnya dan memeluknya.
"Haechan? Kenapa? Hikss....kenapa harus Mark Hyung? Kenapa hiksss..." Ucap renjun terisak.
"Injunie. Sayang? Aku tau ini sangat menyakitkan. Aku juga merasakannya saat itu. Aku ingin sekali menyembunyikan ini semua lebih lama darimu. Tapi, aku tau Mark Hyung akan memarahiku. Karena dia tidak mau kau tau dari orang lain mengenai hal ini. Makanya aku memberitahumu." Ucap haechan sembari mengelus punggung sempit sahabatnya itu.
"Kalau saja aku tidak sakit saat itu. Pasti aku akan selalu menemani mark Hyung. Aku membenci diriku haechan." Ucap renjun.
"Jangan seperti itu renjun. Lihat aku! Kau adik yang sangat di sayangi oleh mark Hyung. Bahkan dia lebih sayang padamu dibanding aku yang merupakan sepupunya. Kalau kau seperti ini, Mark akan sedih disana. Tetap tersenyum sayang. Aku mohon, setidaknya demi Mark." Ucap haechan sembari menghapus airmata renjun.
"Hmm. Aku akan melakukan hal itu demi Mark." Ucap renjun mencoba menenangkan dirinya.
"Kau harus tenang, baru kita bisa masuk kedalam mobil. Kau tau anak kecil sangat peka soal ini." Ucap haechan.
"Hmm." Ucap renjun sembari mengangguk dan tersenyum.
"Bagus." Ucap haechan.
"Aku boleh memelukmu lagi haechan?" Ucap renjun menatap dengan berbinar.
"Apapun untukmu sayang." Ucap hacehan lalu memeluk sahabatnya itu.
"Pelukanmu sangat sama dengan Mark Hyung. Sangat hangat, aku suka." Ucap renjun menyamankan dirinya pada pelukan sahabatnya itu.
"Kau berbohong renjun. Pelukanmulah yang sangat mirip dengan Mark Hyung. Aku merasa sedang memeluk Mark Hyung saat ini. Kau pembohong Mark Hyung, kau bilang menitipkan pelukan hangatmu pada jeno tapi ternyata semuanya ada pada renjun." Batin haechan sembari meneteskan airmata yang tidak diketahui oleh renjun dan langsung menghapusnya.
"Kau akan selalu memelukku saat aku sedih bukan haechan?" Ucap renjun yang masih memeluk sahabatnya itu.
"Hmmm. Pasti. Kau bisa datang kapanpun untuk pelukan ini bayi besarku." Ucap haechan tersenyum dan mengeratkan pelukannya pada renjun.
__________
Di perusahaan, terlihat jaemin yang masih memikirkan soal Mark dan ingatannya mengenai hadiah terakhir dari Mark untuknya yang merupakan renjun, orang yang mengasuh anaknya sekarang. Apa ini takdir? Apa mungkin?
"Sepertinya kau butuh teman bicara Na Jaemin?" Ucap jeno yang tiba-tiba berada di perusahaannya dan masuk begitu saja kedalam ruangannya.
"Kau benar." Ucap jaemin sembari menyandarkan kepalanya di kursi kebanggaannya itu.
"Bicaralah. Aku akan mendengarkanmu." Ucap jeno lalu duduk dihadapan jaemin.
"Ini mengenai Mark Hyung." Ucap jaemin.
"Kenapa dengan Mark Hyung?" Ucap jeno bingung karena tiba-tiba sepupunya itu mengungkit soal Abang sepupu istrinya itu.
"Apa kau tau perkataan Mark Hyung terakhir kali padaku sebelum dia pergi?" Ucap jaemin melihat jeno.
"Tidak. Bukannya kau tidak pernah mau memberitahu siapapun soal ini? Ada apa?" Ucap jeno bingung.
"Aku akan memberitahumu." Ucap jaemin lalu memperlihatkan video yang dia simpan di ponselnya pada jeno.
"Kau merekamnya?" Ucap jeno sebelum memutar video itu.
"Hmm. Untuk membuat banyak kenangan. Bahkan Mark Hyung tidak tau karena aku hanya meletakkan kamera kecil itu pada baju yang kugunakan. Dan itu berguna saat aku benar-benar banyak pikiran aku akan memutar video itu. Tapi, sekarang itulah yang menjadi pikiranku." Ucap jaemin.
"Aaa, bahkan judulnya my seonmul. apa ini mengenai kado mark untukmu?" Ucap jeno.
"Hmm." Ucap jaemin mengangguk.
"Dan aku boleh melihatnya?" Ucap jeno.
"Hmm." Ucap jaemin mengangguk dan jenopun melihat video itu lalu terkejut dengan semua yang dia dengar dari video itu.
"Maksudmu? Mark Hyung memang memberikan renjun sebagai hadiahnya? Dan ini benar-benar Huang Renjun?" Kaget jeno.
"Hmm. Aku baru saja ingat soal ingatan itu. Dan itu benar. Mark mengatakan meninggalkan pelukan hangatnya padaku dan padamu agar kau bisa menenangkan haechan dan aku bisa menenangkan renjun saat tau kalau dia telah tiada. Tapi, nyatanya apa? Mark Hyung berbohong, pelukan hangat itu ada pada renjun. Pelukannya sangat mirip dengan Mark Hyung, sangat hangat." Ucap jaemin lalu menengadahkan kepalanya agar airmatanya tidak jatuh.
"Lalu? Apa yang akan kau lakukan? Bukankah kau harus menepati janji pada Mark?" Ucap jeno melihat sepupunya dalam keadaan sangat kacau.
"Aku tidak tau." Ucap jaemin sangat bingung.
"Kalau begitu, tepati janji itu jaemin. Kau harus mengatakan ini pada renjun baru kalian bisa menangani semua ini. Jangan bertindak gegabah." Ucap jeno lalu mengembalikan ponsel jaemin.
"Aku benar-benar tidak tau." Ucap jaemin lalu airmata itu jatuh begitu saja.
"Kau butuh pelukan sekarang bukan jaemin?" Ucap jeno. Dan jaemin hanya mengangguk sebagai jawabannya lalu jenopun mendekat dan memeluk sepupunya itu.
"Kenapa Mark tidak bertahan dan mempertemukan aku langsung dengannya dulu jeno? Kenapa aku harus merasakan betapa hancurnya dunia lebih dulu." Ucap jaemin disela-sela tangisannya. Dan yang bisa dilakukan oleh jeno adalah memeluk pelan punggung sepupunya itu agar tenang, karena dia tau selama ini jaemin benar-benar sangat berjuang dengan sangat keras. Bahkan lebih keras dari siapapun. Jaemin yang dulu telah hilang bersamaan dengan banyaknya hal yang terjadi padanya. Bahkan jeno sangat tau betapa hancur dan kelabunya dunia sepupunya itu.
~000~
Up nih reader-nim😁
Gimana kelanjutannya?🙄
Suka gak?🙄
Semoga suka ya😁
Jangan lupa votement nya ya😁
Juga jangan lupa jaga kesehatan selalu😁
We love you💚😍😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby's (Jaemren) END✔
Fanficbagaimana jika akhirnya renjun yang merupakan tuan muda bekerja sebagai seorang pengasuh anak dari pria kaya bernama Na Jaemin? Apa dia hanya akan menjadi pengasuh atau akan ada benih-benih cinta? jaemren area bxb homopobic mpreg! hanya fiksi belak...