Apa aku harus mengatakannya?

7K 819 10
                                    


Renjun dan haechan kembali masuk kedalam mobil dan melihat kedua anak kecil yang malah tertidur. Hingga mereka berdua sadar karena mereka telah lama berada di makam Mark itu.

"Sekarang kita akan kemanana?" Ucap haechan melihat sahabatnya yang berada di sebelahnya. Bahkan pandangan matanya masih kosong.

"Terserah saja. Aku tidak tau akan kemana haechan?" Ucap renjun datar.

"Ingin membuat cake saja di mansion jaemin? Biasanya saat kau sedang sedih, kau sangat suka membuat cake bukan?" Ucap haechan tersenyum.

"Baiklah." Ucap renjun tanpa melihat kearah haechan. Dan haechan tidak akan keberatan soal itu, karena haechan cukup paham bagaimana merasa kehilangannya dia saat ini, sama sepertinya dulu.

Setengah jam kemudian, haechanpun sampai di mansion Na, lalu diapun melihat renjun turun sembari menggendong sungchan yang masih tertidur dengan nyenyak diikuti oleh haechan.

Itu adalah yang menjadi favorit bagi haechan karena mau renjun seterluka apapun, dia akan tetap bertanggung jawab sepenuhnya. Itulah mengapa renjun adalah orang yang akan menjadi pijakan pertama haechan untuk segala hal.

Setelah renjun meletakkan sungchan di kamar bersama dengan haechan yang meniduri taro dikamar sungchan. Merekapun pergi menuju dapur dan renjun mulai membuat cupcake yang akan sangat disukai oleh anak-anak tentunya. Haechan hanya melihatnya saja. Karena yang bisa dia lakukan sekarang adalah melihat sahabatnya itu. Hanya itu.

Bertepatan saat itu, jenopun pulang bersama dengan jaemin yang juga tidak jauh beda dari renjun. Dan menuju dapur bersamaan dengan jaemin.

"Chan?" Ucap jeno.

"Ah, no. Jaem." Ucap haechan lalu melihat lagi renjun begitu pula nomin.

"Ada apa?" Ucap jeno.

"Dia terpukul karena kematian Mark. Dan dia biasa mengalihkan semua pikirannya sembari membuat cake. Dan aku hanya sedang memantaunya saja. Takutnya dia akan kembali kalut lagi. Tadi, dia sempat kalut saat di makam Mark Hyung." Ucap haechan.

"Aaaa"

"Kalian tumben pulang cepat. Ada apa?" Ucap haechan tanpa melihat kearah kedua orang itu.

"Biasa. Jaemin sedang tidak ingin bekerja." Ucap jeno sembari melihat sang sepupu yang hanya duduk dimeja makan sembari melihat kearah renjun dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

"Aaa"

"Apa aku harus mengatakan semuanya pada dia? Apa itu akan menjadi baik bagi kami satu sama lain?" Batin jaemin.

Tepat saat itu, ponsel jaemin berbunyi dan diapun melihat nama yang tertera pada ponselnya itu hingga membuatnya berubah menjadi sangat datar.

"Ada apa?" Jawabnya datar.

"Aku ingin bertemu dengan anakku Na Jaemin." Ucap sosok di seberang.

"Untuk apa Choi beomgyu? Bukannya kau mencampakkannya? Bahkan aku dengan senang hati mengurus anak yang bukan anakku." Ucap jaemin ketus. Dan serentak nohyuck melihat jaemin.

"Ayolah hyung. Aku tidak ingin bertengkar denganmu. Temui aku di acara reuni SMA ku malam ini bersama dengan sungchan. Kau tidak boleh mengelak, karena dia anakku." Ucap orang yang menelpon yang ternyata adalah beomgyu.

"Baik. Tapi, kau tidak bisa membawanya pergi seenakmu. Kau mengerti bukan?" Ucap jaemin datar.

"Oke. Makasih Hyung." Ucap beomgyu lalu mematikan ponselnya sepihak.

Baby's (Jaemren) END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang