06

4.2K 513 17
                                    

Andi Kenzie Kahendra -Ken, adalah anak kandung Mama Yoana dan Ayah Yus. Anak yang terlahir dari munajat sepasang suami istri yang penuh cinta kasih. Ken, adalah bentuk nyata cinta mereka yang di kabulkan Tuhan. Sayangnya, selama beberapa tahun terakhir, kondisi jantung remaja tiga belas tahun itu menurun dan memaksanya untuk melakukan beberapa terapi, checkup rutin dan diet ketat.

Sabtu ini, jadwal check up-nya Ken.

Biasanya akan ada Mama atau Ayah yang menemani. Tapi kemarin, Ayah mengabari bahwa Mama akan ada pertemuan untuk yayasan yang di kelolanya -dan pertemuan itu berada di luar kota, dan Ayah punya agenda di kampus. Jadwal mereka bentrok dengan jadwal periksa rutin Ken. Oleh karenanya ayah sambung Naresh itu meminta Naresh untuk menemani Ken selama di rumah sakit.

Naresh menyanggupi. Ia bahkan sudah mengirimkan pesan singkat pada adik seibunya itu untuk bertemu di rumah sakit nanti. Tapi sepertinya kondisi tubuhnya sedang tidak baik kali ini. Terbukti bahwa sekarang Naresh jatuh lagi untuk kedua kalinya. Kali ini punggunya bahkan sempat terantuk sudut tembok karena gagal menjaga keseimbangan. Siku kirinya lecet parah dan nampak berdarah. Pemuda itu meringis sebentar. Mencoba berdiri untuk membersihkan luka -namun kembali terjatuh hingga bokongnya lebih dulu menghantam lantai.

Kejadian ini tidak bisa membuat Naresh tidak berpikiran buruk. Baru beberapa hari lalu dokter melayangkan diagnosa tentang kesehatannya yang sedang dalam keadaan tidak baik. Dan sekarang, symptomnya malah menjadi kian jelas terasa. Naresh menggigit bibir bagian dalamnya guna menahan tangis.

Pemuda itu melirik ke arah jam dan tersenyum kecut. Sekolah memang libur -namun ia punya janji akan menemani Ken hari ini. Dia tidak punya waktu untuk meratapi sakitnya sekarang -atau bahkan untuk mati hari ini. Dia tidak boleh mati sekarang. Tidak sampai semua janjinya dapat ia tepati. Bahkan jika dokter akan memberikan vonis untuknya kemudian, ia ingin menyelesaikan semuanya terlebih dahulu sebelum dijemput Tuhan untuk pulang.

Naresh menyeret kakinya. Memaksanya agar bisa diajak bekerja sama. Membersihkan luka lecet dan mengganti baju dengan hoodie panjang untuk menutupi luka. Ia tidak ingin Ken melihat lukanya dan menjadi khawatir.
Naresh akan memaksa tubuhnya sekali lagi. Ia meraih ponsel terlebih dahulu. Mengabari Ken, bahwa ia mungkin akan sedikit terlambat.


-----


Adakah saudara tiri yang saling membenci?

Banyak. Tapi hubungan persaudaraan Ken dan Naresh tidak seburuk itu. Meski tidak tumbuh besar di rumah yang sama maupun dalam pengasuhan yang sama, tapi Kenzie beranjak dewasa dengan mengidolakan Naresh. Setiap kali berkunjung ke tempat Kakek, maka Abang Nana lah yang akan ia cari. Ingin makan bersama Bang Nana, ingin mandi bersama Bang Nana -pokoknya semua ingin dilakukan bersama Nana. Itu yang Ken lakukan setiap kali bertemu Nana saat balita dulu.

Dulu, Ken tidak mengerti kenapa Mama selalu menarik tangannya dengan kasar setiap kali Ken menempeli sang Abang. Tapi seiring dengan pertambahan usia, Ken sadar, bahwa kehadiran abang dan dirinya punya alasan yang berbeda. Kenzie tidak benci abang. Tidak pernah sama sekali. Ia justru kasihan. Abang tidak memiliki seseorang yang punya kekuatan doa terhebat di semesta. Abang tidak punya doa ibu sebagai mana Mama selalu melingkupi Ken dalam doanya.

Sialnya, akhir-akhir ini moodnya memburuk. Terapi dan diet ketat yang dijalaninya belum membuahkan hasil. Padahal Ken sudah mengorbankan egonya untuk tidak lagi bermain basket ataupun tergabung dalam klub anggar di sekolah. Ah, Ken bahkan sudah mengundurkan diri dari jabatan ketua klub dance dan tidak berpartisipasi lagi dalam kompetisi mendatang. Ken melepas banyak hal karena penyakit sialan yang perlahan menggerogoti hidupnya. Sekarang moodnya kian buruk saat Bang Nana mengabarkan bahwa ia akan sedikit terlambat sehingga Kenzie perlu menyisihkan waktu untuk menunggu.

HOPE || Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang