22

6.4K 538 54
                                    

Kenzie menatap bingung pada Jevano yang berkunjung ke kamar rawatnya di pagi yang cerah -namun raut wajah yang muram.

"kenapa, Bang?" tanya Kenzie.

Jevano menggeleng kecil dan duduk menyamankan diri di tepi bed Kenzie.

"Bang Jeno nggak ada ngehubungin Bang Nana, kah?" Kenzie menceik seraya kembali menekuni ponsel pintarnya. "gue ngehubungin si Abang nggak ada di bales."

"dia tau kan gue masuk ICU kemarin?" Kenzie menyambung kalimatnya.

"tau... kemarin waktu lo di ICU juga Nana sempet nungguin lo. Cuma ya... lo kan lagi nggak sadar."

"kalian nggak pada bohong kan?" tanya Kenzie dengan segala pemikiran berkelebat di kepalanya.

Kalian -merujuk pada seluruh anggota keluarganya. Kenzie tidak percaya bahwa Abangnya akan bersikap seabai ini dengan tidak mengunjunginya di rumah sakit setelah beberapa hari dirawat. Naresh selalu jadi superhero Kenzie nomor satu. Biasanya, jika kabar tentang Kenzie kolaps sampai di telinga Naresh, pemuda itu akan menyempatkan berkunjung sekalipun perjalanan Bekasi - Jakarta membuat bokongnya panas karena terlalu lama mengendarai motor, ataupun kakinya terasa nyaris putus karena tidak kebagian duduk saat di KRL.

Tapi ini? Naresh bahkan tak membalas chatnya sama sekali. Tidak menelepon untuk menanyakan kabar.

"bohong apa sih?"

"Abang Na... gapapa, kan?" Kenzie bertanya pada Jevano dengan nyaris menangis. "Mama sama Ayah juga nggak mau jawab kalau Ken tanya."

"Nana emang lagi sibuk. Kan kemarin pas lomba, juara nasional... jadi ya, gitu deh." elak Jevano.

Kenzie menggeleng tidak percaya. Ia memang sudah mendengar perihal kabar bahwa kakaknya itu juara nasional dari lomba -entah ia lupa apa namanya. Namun semenjak beberapa bulan terakhir, Abangnya itu sudah tidak memberinya kabar sesering dulu. Padahal Kenzie yakin bahwa Naresh bukanlah tipikal pemuda sombong dan cuek seperti itu. Setiap kali ditanya, Ayah hanya berkata bahwa Abang sedang sibuk, dan Mama malah mengelak. Alih-alih marah karena Kenzie terlalu sering bertanya soal kabar Naresh pada Mama, Mama justru lebih sering mengganti topik atau bahkan pergi menghindar.

"tapi kata Kakek, nanti sore Nana kesini..."

"beneran?" Kenzie menyambut kabar itu dengan gembira. Senyum tercetak jelas di bibirnya.

Jevano mengangguk, bola matanya berubah sendu kemudian. Namun Kenzie abai tak memperhatikan. Kabar bahwa Naresh akan datang lebih menarik atensinya. Kenzie perlu bersiap, agar wajahnya tak nampak terlalu kumal di hadapan Naresh nanti.


----

Kenzie kira, yang dimaksud bertemu itu; abangnya akan datang ke kamar rawatnya dengan membawa buah tangan -seperti yang biasa dilakukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kenzie kira, yang dimaksud bertemu itu; abangnya akan datang ke kamar rawatnya dengan membawa buah tangan -seperti yang biasa dilakukan. Namun sore ini, Kenzie justru di dorong Jevano dengan menggunakan kursi roda untuk menghampiri Naresh yang katanya menunggu di area taman rumah sakit.

HOPE || Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang