Karena waktu itu Leo tak bisa datang ke rumah Voleta, hari ini ia menepati janjinya untuk datang.
Voleta duduk agak bersandar pada Leo di sampingnya sambil rambutnya dimainkan oleh Leo.
"Yo."
"Hm. Kenapa?"
Voleta mencoba mencari kata-kata yang pas.
"Mau ngomong apa?" Leo kini sedikit menunduk untuk melihat wajah Voleta.
"Tapi jangan marah ya."
Leo mengangguk pelan, "Iya."
"Waktu itu Bobby ngomong ke aku katanya dia liat Eunji."
"Terus?"
Voleta menegakkan tubuhnya dan menatap Leo, "Takut."
Leo tersenyum tipis, "Takut kenapa?"
"Ih takut kamu direbut lagi sama dia."
Leo tersenyum sambil merapikan rambut Voleta, "Jangan takut."
Voleta mengigit bibir dalamnya, "Tetep aja takut, Yo."
"Sekarang aku aja ngabarin kamu susah banget, kalo ada waktu bener-bener aku buat ngabarin kamu. Nggak ada kepikiran buat aneh-aneh lagi. Coba kamu pikirin kata-kata aku."
"Tapi aku tetep takut. Karena kamu juga sibuk, bukan dia aja sih yang bikin kepikiran, takut di sana ada yang bisa lebih deket sama kamu, selain aku atau dia."
"Nanti aku ajak kamu ke kampus aku. Kamu bisa lihat-lihat suasananya dan juga teman-teman aku."
"Nggak usah, Yo. Aku nggak mau bikin kamu jadi risih. Aku cuma mau kasih tahu apa yang aku takutin. Itu aja kok."
Leo membawa Voleta ke dalam pelukannya.
"Aku sayang kamu." ucapan Leo yang setengah berbisik membuat Voleta makin mengeratkan pelukannya.
"Aku juga sayang, Leo."
Leo mencium puncak kepala Voleta. Hingga terdengar kekehan dari gadisnya.
"Yo."
"Apa lagi?"
Voleta menjauhkan tubuhnya dan menatap Leo.
Ia mendekatkan wajahnya dan mencium kilat bibir Leo.
Voleta yang malu dengan perbuatannya langsung menutup wajahnya dengan tangannya.
Leo yang masih kaget langsung menarik tangan Voleta hingga wajah merah gadisnya itu terlihat jelas.
"Ih malu, Yo!"
Leo mendekatkan wajahnya ke Voleta, "Belajar dimana kayak tadi?"
Voleta tertawa kecil, "Ih malu!"
Leo menarik tengkuk Voleta dan mencium bibir tipisnya. Dengan lembut, Leo mulai melumat bibir gadisnya.
Voleta memejamkan matanya sambil membalas ciuman dan lumatannya.
Sejak berpacaran, Leo dan Voleta memang bukan pasangan yang tergila-gila dengan skinship bahkan jarang berciuman.
Tapi ini juga bukan kali pertama mereka melakukannya. Leo menyukai bibir tipis Voleta, dan Voleta menyukai Leo yang selalu melakukannya dengan lembut tanpa terburu-buru.
Cukup lama bibir mereka bertautan, hingga Leo yang lebih dulu menyudahinya sebelum keduanya lepas kendali.
Bibir Voleta terlihat agak membengkak, basah dan memerah. Leo mengusapnya dengan lembut.
"Rasa vanila ya?" goda Leo.
"Iya, soalnya yang strawberry abis. Jadi beli yang vanila deh."
Leo tertawa sambil mencium kening Voleta.
"Kamu suka nggak?" tanya Voleta.
Leo mengangguk kecil, "Suka. Rasa apa aja tetap manis bibir kamu."
Voleta menepuk bahu Leo, "Leo, gombal."