Sore ini Leo datang setelah selesai dengan urusan kuliahnya.
Ia datang saat Voleta baru bangun tidur.
"Yo." panggil Voleta.
Leo menutup pintu dan mendekati Voleta, "Baru bangun?"
Voleta mengangguk, "Kamu baru pulang?"
"Iya."
"Langsung ke sini?"
"Iya."
"Nggak capek?"
"Nggak capek."
Voleta merentangkan kedua tangannya, "Mau peluk."
Leo merendahkan tubuhnya lalu memeluk Voleta.
"Kalo capek nggak usah ke sini. Aku nggak apa-apa."
"Aku yang mau ke sini jagain kamu."
Leo lebih dulu melepas pelukannya, "Bang Dion bakal pulang telat. Jadi sekalian aku jagain kamu."
"Tapi besok aku udah boleh pulang 'kan?"
"Kita tunggu kabar terbaru dari dokter nanti."
"Bosen lama-lama disini."
Leo mengusap kepala Voleta, "Makanya jangan sakit lagi ya."
Voleta mengangguk, "Iya."
"Tadi ada Bobby?"
"Iya, kayaknya dia pulang pas aku tidur."
Leo melihat jam tangannya, "Kamu udah makan?"
"Belum diantar ke kamar."
"Nanti aku suapi."
"Hehe, enak jadi betah."
Leo mencubit hidung Voleta, "Jangan asal kalo ngomong."
"Kapan lagi dimanja sama kamu."
"Mau dimanja terus sama aku?"
Voleta mengangguk semangat.
"Cepat sembuh. Belajar yang semangat, cepat lulus. Cari kerja yang bagus, nanti tunggu aku lamar kamu."
"Uhuk. Aduh. Mau dilangkahin kayaknya nih."
Voleta dan Leo menatap ke arah pintu yang terbuka, ada Bang Dion yang baru datang.
Leo berdeham kikuk, "Bang." sapanya.
Bang Dion mengangguk, "Gue mau taruh ini dulu. Mau keluar lagi bentar. Lanjutin aja."
"Abang mau kemana?"
"Mau keluar. Kali aja dengar yang tadi lanjutannya abis cari kerja yang bagus, trus apa tadi lupa."
"Bang ih. Gangguin aja."
"Kalo nggak digangguin, muka kamu bakalan merah banget daripada sekarang tuh liat udah merah gitu."
Bang Dion keluar dari ruang Voleta sambil tertawa meledek.
"Emang tadi omongan kita didengar Bang Dion semua ya?"
Leo mengangkat bahunya, "Mungkin. Buktinya ngeledek kita."
Voleta menatap Leo, "Berarti tunggu lulus trus kerja trus nikah."
Leo mencium kening Voleta.
"Aku nggak mau kasih janji ke kamu, tapi aku akan berusaha buat itu."
Pintu kamar kali ini terbuka lagi. Hanya sedikit.
"Gue udah boleh masuk belum ya?"
"Abang!"