#27

32 2 2
                                    

Theo dan Mia, saling kenal sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama.

Di bangku menengah atas, keduanya memulai hubungan berpacaran.

Mia dan Theo terkenal sebagai legenda di sekolahnya. Sama seperti Leo dan Voleta yang sama-sama dikenal sebagai pasangan yang sering dibicarakan.

Bedanya, Theo dan Mia harus putus karena alasan yang rumit.

"Kamu gila?" sentak Mia.

"Iya, aku gila karena kamu." jawab Theo.

"Kita nggak akan bisa lanjutin ini semua."

Theo mengacak rambutnya frustasi, "Aku bakal bilang ke Ibu, kalo kita pacaran. Biar dia batalin nikahin Bapak kamu."

"Kamu tega ngerusak kebahagian Ibu kamu?"

"Kamu juga tega ngerusak kebahagian aku yang cuma bisa bahagia sama kamu?"

Theo dan Mia saling menangisi hubungan mereka. Bagaimana bisa mereka memaksakan keegoisan sendiri, daripada melihat orangtua mereka bahagia.

"Kenapa harus mereka? Kenapa bukan orang lain?" Theo memejamkan matanya.

Hingga di hari pernikahan Ibu dan Bapak mereka, Theo dan Mia seolah menjadi orang asing yang dipaksa keadaan untuk berpura-pura bahagia dengan acara pernikahan orangtua mereka.

Theo menatap Mia yang cantik dengan kebaya biru langit, senada dengan jas biru dongker yang Theo pakai.

Itulah awal hubungan mereka berdua menjadi saudara tiri.

Seakan lupa, dulu mereka sepasang kekasih yang bermimpi bisa menjadi pengantin. Keduanya berdiri di tempat berbeda, dengan mata tertuju pada pelaminan yang ditempati oleh Ibu dan Bapak.

Theo memutuskan untuk pergi dari kota kelahirannya karena tidak ada alasan yang membuatnya untuk tetap tinggal disana.

Sudah jarang berhubungan dengan Ibunya sendiri, bahkan dengan kakak tirnya, Mia.

Sampai ia mendengar kabar, Mia akan menikah dengan pria yang sudah mapan dengan pekerjaannya.

Theo yang awalnya memang sengaja tidak datang, harus benar-benar berterimakasih dengan sebuah pekerjaan yang mengharuskannya untuk tetap di tempatnya hingga menemukan alasan masuk akal ketika Ibunya bertanya kenapa tidak datang di acara pernikahan kakaknya.

Theo fokus dengan kuliah dan pekerjaan yang ia jalani, hingga bertemu dengan Voleta. Gadis ceroboh yang hampir ia tabrak saat menyebrang jalan.

Yang ternyata juga teman akrabnya Bobby, saudaranya sendiri. Beberapa kali bertemu dengan Voleta dengan cara yang ajaib. Sering bertemu sampai membuatnya tertarik.

Walau tahu saat itu Voleta sudah punya pacar, Leo. Theo sama sekali tidak mengusik hubungan mereka. Hingga mendengar kabar keduanya bermasalah dan putus, barulah Theo mencoba mendekati Voleta.

Theo masuk ke dalam rumahnya. Rumah sederhana yang ia beli dengan uangnya sendiri. Menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang, Theo membuka ponselnya. Membaca isi pesan singkat dari Mia yang tadi dibuka Voleta.

Theo, ini Mia. Ibu sakit. Dia mau ketemu kamu. Tolong jenguk Ibu ya.

Ibunya sakit. Theo memang sudah lama tudak pernah menemui Ibunya. Hanya beberapa kali dengar dari Bobby, bahwa Ibunya sudah sering sakit.

Mengunci kembali ponselnya, Theo memejamkan matanya dan tertidur.

...

Lelah. Satu kata yang Leo rasakan sekarang. Ia mengendarai mobilnya cukup pelan karena matanya terasa berat.

Baru pulang setelah ujian praktek sejak tadi pagi benar-benar menguras tenaga dan pikiran Leo.

INTERSECTION ▫ L.TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang