Mobil yang dikendarai Bobby dan Voleta memasuki daerah tempat tinggal orangtua Theo.
Ya, mereka berdua datang ke kota tersebut setelah mendengar kabar duka. Ibunya Theo meninggal tadi malam.
Voleta diberitahu Bobby dan sempat ngotot untuk berangkat ke Jogja malam tadi.
Pria itu dengan galak menahan keinginan Voleta dan baru pergi tadi pagi-pagi.
Voleta melihat beberapa bendera kuning yang terikat di sudut jalan. Pertanda sudah dekat dengan rumah yang sedang berduka.
Bobby memarkir mobilnya tak jauh dari rumah yang terlihat ramai dengan orang.
"Tunggu dulu, jangan keluar dari mobil. Gue mau ngabarin Bang Theo." perintah Bobby dengan nada galak.
Voleta mengangguk, ia hanya melepas sabuk pengaman. Mencari kaca dan merapikan rambutnya yang berantakan.
'Halo. Gue parkir di dekat lapangan. Iya, sama Voleta.'
Bobby menyimpan ponselnya ke tas yang ia pakai.
"Vo." panggilnya.
"Iya. Kenapa?"
"Sori."
"Sori kenapa, Bob?"
"Ya sori soal semalam. Sori kalo gue ngebentak."
"Nggak apa-apa."
Bobby tersenyum tipis, "Mata lo keliatan capek banget."
Voleta mengusap matanya, "Nggak apa-apa. Kasihan Kak Theo, kita sebisa mungkin harus ada buat dia di saat kayak gini."
Bobby berdeham, "Oke deh."
"Jangan pasang muka nyebelin begitu, Bob."
...
Voleta duduk sambil memangku seorang anak kecil. Di depannya ada wanita yang merupakan ibu si anak itu, sesekali mengajak Voleta mengobrol.
"Berat nggak? Kayaknya udah mulai ngantuk tuh."
Voleta melihat anak kecil dipangkuannya yang sudah memejamkan matanya.
"Iya, udah pulas kayaknya." jawab Voleta.
"Sini aku gendong, biar dibawa ke kamar."
Voleta menyerahkan anak itu ke Ibunya dengan hati-hati.
"Nanti ngobrol lagi ya. Aku pindahin Miko ke kamar dulu."
"Iya, Mbak."
Voleta kembali duduk sambil menggerakkan kakinya yang agak pegal. Lumayan lama ia duduk sambil memangku Miko.
Bobby menghampiri Voleta, "Mau tidur nggak?"
Voleta melirik jam tangannya, jam 8 malam. Masih sore juga pikirnya.
"Ke rumah gue aja. Jangan tidur disini." kata Bobby.
"Lo mau balik juga?" Bobby mengangguk.
"Badan gue udah mirip puding yang bisa disedot gitu."
"Trus gimana caranya lo bawa mobil kalo badannya mirip puding yang disedot?"
"Rumah gue di depan lapangan tempat parkir mobil tadi. Ralat, rumah orang tua gue."
Theo datang menghampiri Bobby dan Voleta.