Voleta sudah menyiapkan beberapa alasan masuk akal jika Leo benar-benar membahas foto di grup angkatan mereka.
Tapi sampai detik ini, hampir satu minggu berlalu, Leo tidak pernah sama sekali berusaha membahas bahkan memancing ke arah sana.
Tidak mungkin Leo sampai tidak melihat foto itu, Voleta yakin Leo sudah melihatnya.
Pagi hari setelah foto itu beredar di grup angkatan, Wonwoo langsung menghubungi Voleta.
Takut kalau Leo marah pada Voleta perihal foto itu karena ia tidak mengaku jika sudah datang ke rumah Wonwoo.
Dan ini satu minggu berlalu, Leo masih tidak berusaha menanyakan pada Voleta?
"Makanya, jujur aja kalo ada apa-apa tuh."
Bobby mengambil kentang goreng lalu memakannya.
"Nggak gitu, gue 'kan cuma takut kalo dia nanya-nanya gue kesana sama siapa, naik kendaraan apa, pulangnya sama siapa, sampai rumah jam berapa, gitu."
Voleta juga mengambil kentang goreng lalu mencoleknya ke es krim sebelum memakannya.
Bobby masih heran dengan kebiasaan Voleta yang satu ini.
"Masa dia nggak liat foto itu sih?"
"Bisa jadi nggak liat."
"Leo bukan cowok yang suka liat-liat foto sampai diteliti sih. Tapi pasti dia udah sempat liat dong, minimal kepo trus buka fotonya trus di zoom foto apa sih ini, gitu 'kan Bob?"
Bobby mengangkat bahunya sambil menghela napas, "Daripada elo nunggu begini, mendingan elo duluan yang mulai ngebahas ke dia."
"Takut."
"Bodo amat deh. Gue capek."
"Gue mau ke kelas dulu. Lo udah nggak ada kelas 'kan? Pulang sana."
"Iya gue mau pulang. Capek. Dengerin elo cerita nggak ada hasilnya."
Voleta menjulurkan lidahnya meledek, "Biarin. Sana elo pulang."
Voleta berjalan menuju kelasnya. Ia mencari ponselnya di dalam ranselnya.
"Kayaknya gue nggak ngeluarin dari tas deh pas tadi lagi makan."
Voleta terus berjalan sampai tubuhnya menabrak sesuatu di depannya.
"Kalo jalan, jangan sambil buka-buka tas."
Suara itu membuat Voleta mendengus kesal.
Voleta mendongak, menatap yang baru saja ia tabrak.
"Maaf, Kak."
Voleta hendak berjalan lagi sebelum sebuah tangan menyodorkan ponsel yang sejak tadi ia cari.
"Kok bisa sama elo, Kak?"
Voleta mengambil ponselnya dari tangan Theo.
"Pertama ketemu dompet lo ada sama gue. Sekarang ini. Besok apa ya kira-kira?"
"Besok nggak bakal ke ulang lagi. Makasih ya Kak Theo."
"Mau kemana?" Theo menarik tali tas Voleta.
"Gue masih ada jam, Kak."
"Oh berarti kita sekelas lagi."
"Kok elo banyak ngambil kelas bawah lagi sih, Kak?"
Theo mendengus, "Gue ngulang."
"Oh karena nilai lo jelek-jelek ya, Kak?"
Theo melototi Voleta, "Jangan ngeledekin senior."
Voleta terkikik, "Ya masa ngulang demi ketemu gue, lebih nggak mungkin."