"Leo!"
Suara panggilan keras itu berhasil mengembalikan kesadarannya untuk segera menginjak pedal rem.
"Maaf."
"Kamu mikirin apa sih?"
Leo menepikan mobilnya. Ia hanya menatap lurus ke depan. Tangannya masih mencengkram stir mobil.
"Banyak tugas kuliah. Maaf."
"Ya udah kita pulang aja."
"Ji. Maaf."
"Iya, pulang aja."
Benar, selain banyak tugas kuliah juga karena Leo kurang tidur.
Begitu selesai mengantar Eunji ke rumahnya. Leo juga langsung pulang.
Di depannya ada pertigaan jalan, Leo memilih belok ke kiri. Padahal ke kanan harusnya yang untuk menuju rumahnya.
Mobilnya berhenti di depan sebuah rumah. Leo mematikan mesin mobilnya.
Ia melirik ke arah rumah tersebut, terlihat sepi. Hingga seorang wanita paruh baya keluar dari rumah tersebut dan mengunci pagarnya.
Leo menurunkan kaca mobil ketika wanita paruh baya tadi melewati mobilnya.
"Loh, Mas Leo?" sapa wanita tersebut.
Leo membuka pintu mobil dan keluar untuk menyapanya, "Iya, ini saya, Mbok."
"Mau mampir, Mas?"
"Nggak, kebetulan saya lagi lewat aja. Kok sepi, Mbok?"
"Mbak Voleta lagi nggak ada dirumah. Bang Dion juga nggak ada. Lagi liburan."
Leo mengangguk paham, "Iya udah, Mbok. Saya pamit ya."
"Mbok juga mau pulang. Hati-hati di jalan, Mas Leo."
"Iya, Mbok."
"Aduh lupa, Mas. Sering-sering main ke rumah ya. Mbak Voleta kadang suka bengong kayak banyak pikiran trus nangis sendiri. Kasihan."
Leo lagi-lagi mengangguk, "Iya, Mbok."
Masuk ke dalam mobil, Leo masih diam memikirkan ucapan tadi.
"Maaf." ucapnya pelan.
Leo mengambil ponselnya untuk membuka akun media sosialnya.
Akun Voleta langsung muncul di awal halaman, dengan foto si pemilik akun yang berlatar belakang matahari terbenam.
Foto tersebut diunggah kemarin. Tidak ada senyum lebar, hanya menatap ke kamera dengan keterangan singkat, "terbenam".
Bisa Leo lihat gadis di foto itu sedikit kurus dari terakhir mereka bertemu.
Sebuah tanda tag ada di foto itu, Leo mengklik layar ponselnya dan muncul sebuah akun dengan nama "Theodorix".
Leo tidak asing dengan nama ini. Dan benar, dia adalah pria yang pernah ia temui.
"Mereka liburan bareng?" pikir Leo.
Voleta memang tidak begitu suka memposting foto di akunnya. Hanya beberapa momen atau jika memang sedang ingin saja.
Jadi tak banyak yang Leo bisa tahu dari akun Voleta, foto mereka berdua juga tidak pernah dipajang disana.
Leo menyimpan ponselnya di dashboard mobil. Matanya masih menatap lurus ke depan.
Kondisinya mungkin tidak seburuk apa yang sudah Voleta lewati, tapi cukup membuat Leo kesulitan.
Ia menjalankan mobilnya ke suatu tempat. Kepalanya mulai terasa pusing, jadi yang ia butuhkan saat ini adalah kopi, minuman favoritnya yang selalu dilarang Voleta jika mengeluh untuk menghilangkan sakit kepala.