Voleta membuka pintu rumahnya dan Theo berdiri dengan membawa buku yang ingin dipinjam Voleta, dan tangan satu lagi membawa totebag merk minimarket.
"Masuk, Kak."
Theo duduk tak jauh dari Voleta, lalu memberikan buku dan totebag yang dibawanya.
"Makasih ya, Kak. Ini isinya apa?" Voleta membuka totebag dan melihat beberapa snack manis di dalamnya.
"Banyak banget. Bisa gendut gue."
Voleta mendengar suara tawa Theo. Pria itu sedang menertawai ucapannya tadi.
"Jangan ketawa, Kak."
Theo berhenti tertawa, "Sori." katanya.
Voleta menaruh totebag itu di atas meja, "Mau minum apa, Kak?"
"Lo sendirian?"
Voleta mengangguk, "Iya. Bang Dion belum pulang kerja, tapi biasanya pulang jam-jam kayak gini."
Theo berdeham, "Oh gitu. Ya udah gue mau air putih aja."
"Dingin? Hangat?"
"Dingin."
Voleta mengambilkan minum. Theo melihat-lihat ada beberapa foto yang terpajang.
Lebih banyak foto Voleta dan Bang Dion. Ada satu foto yang Theo yakini adalah orang tua Voleta.
"Minum, Kak."
"Oke, itu foto orangtua lo?"
Voleta mengikuti arah pandang Theo, "Iya. Tapi udah meninggal."
"Sori, gue nggak tahu." sesal Theo.
"Nggak apa-apa. Sekarang 'kan jadi tahu." jawab Voleta dengan tersenyum.
Theo melihat Voleta yang sama sekali tidak menunjukkan raut wajah sedih. Sudah biasa saja dengan hal tersebut pikirnya.
"Oh iya bukunya boleh dipinjam agak lama, Kak?"
"Boleh. Gue udah nggak ada materi dari buku itu. Tapi jangan dibuat hilang ya. Soalnya sripsi gue perlu pakai sumber buku itu."
"Udah mulai skripsi, Kak?" Voleta menjadi antusias.
"Baru mulai ajuin judul dulu. Nanti kalo udah di-acc baru deh bisa lanjut. Sekaligus dapat dosen pembimbing."
Voleta mendengarkan penjelasan Theo dengan serius, "Pusing nggak sih, Kak?"
"Kenapa pusing? Semua pasti ada di fase ini. Ditanggung bersama."
"Iya juga sih."
"Semester tiga masih santai. Tenang aja."
"Nanti boleh nanya-nanya 'kan, Kak?"
"Nanya soal apa?"
"Soal kuliah. Apa aja pokoknya, yang nggak gue paham."
"Boleh. Sebisa dan semampu gue."
"Eh ada tamu." suara Bang Dion membuat Voleta dan Theo kompak berdiri.
"Oh iya kenalin ini Bang Dion, ini namanya Kak Theo." kata Voleta.
Theo dan Bang Dion berjabat tangan saling berkenalan.
"Lanjut aja ya." Bang Dion mengedipkan sebelah matanya ke Voleta, menggoda adiknya.
Voleta memutar bola matanya malas begitu Bang Dion meninggalkan mereka berdua.
"Lo udah makan?"
"Belum, Kak. Kalo Kak Theo udah?"
"Hm, sori ganggu lagi nih. Vo, kalo mau cari makanan, Bang Dion titip ya. Samain aja pokoknya." Bang Dion menyembulkan kepalanya dari balik dinding.