Hyunjin tersentak bangun dengan napas memburu. Peluh membasahi rambut dan wajahnya.
'Mimpi buruk lagi,' pikirnya.
Ia menyeka peluh di pelipisnya namun, ia menyadari satu hal.
Tangannya sakit dan lembab...
Kembali ia tolehkan matanya pada tangannya yang di perban oleh Felix semalam. Ia membolakan matanya melihat perban yang telah basah oleh cairan berwarna merah pekat dan sprei ranjangnya pun telah basah oleh darah.
Wajahnya menjadi lebih pucat dibanding semalam, ia pernah mengalami kejadian yang sangat tidak bersahabat dengan darah.
"Jinnie, aku akan mengambil sample darahmu untuk mengujinya. Namun, untuk saat ini aku berani memastikan bahwa tekanan darahmu sangat normal. Dan untuk pendarahan yang kau katakan, semuannya aman, diagnosaku tetap seperti semalam." Felix menjelaskan diagnosanya pada Hyunjin.
Matanya terlihat sayu, tidak berekspresi apa pun, bahkan ketika Felix tengah mengambil sample darahnya melalui jarum suntik.
"Apakah besok aku bisa bekerja?" satu pertanyaan yang membuat Hyunjin melamun sedari tadi. Sementara Felix hanya menatapnya dengan tatapan heran.
"Uhm, tentu. Tapi sebisa mungkin hindari aktivitas menggunakan telapak tangan kananmu." Mendengar jawaban dari temannya yang menjabat sebagai seorang dokter membuat Hyunjin lega. Demi Neptunus, hanya ini yang ia takutkan. Ia takut luka misterius ini akan menganggu kinerjanya.
"Hey, Pal. Apakah tanganmu sudah lebih mendingan?" Jisung menyapa Hyunjin yang tampak memakai jas labnya dengan hati-hati. Hari ini hari senin, dan Hyunjin telah kembali bekerja.
"Felix bilang aku boleh bekerja asal tidak terlalu beraktivitas berat dengan tangan kananku."
'Itu cukup sulit karena aku bukan seorang kidal,' sambung Hyunjin dalam hati.
"Kau yakin? Demi Neptunus, kau terlihat seperti mayat hidup. wajahmu berkali lipat lebih pucat dibanding dua hari yang lalu." Mendengar penuturan Jisung, Hyunjin segera menghampiri kaca cermin yang berada di ruang locker.
Jisung benar, ia memang terlihat seperti mayat hidup. Segera, ia aplikasikan tinted lip balm berwarna peach pada bibirnya agar tampak lebih sehat, meskipun itu hanya membantu sedikit.
Setelah selesai membenahi penampilannya, ia keluar dari locker room. Jangan tanya keberadaan Jisung , karena ia sudah terlebih dulu keluar. shift Jisung mulai tiga puluh menit lebih dulu.
BRUKK
Seorang wanita yang tampak membawa beberapa berkas laboratorium tanpa sengaja menabrak bahu Hyunjin. Berkas-berkas berserakan di lantai koridor staff.
"M-maafkan aku." Hyunjin meminta maaf dan refleks membantu wanita tersebut mengumpulkan berkas-berkas yang berserakan di lantai.
"Tidak apa-apa," jawab wanita yang tampaknya juga merupakan staff seperti Hyunjin namun, berbeda divisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebellion Redemption (ChanJin) ✔️
FanficAku sosok yang manipulatif, menjadi pembangkang, pemberontak sudah ku lakukan semenjak dahulu kala. Mencuci otak ciptaan-Mu tampak menjadi kepuasan bagiku, hingga kau mempertemukanku dengannya. Cover cr: @candycandyhwng. Thanks for the ChanJin Edits...