"Itu benar... aku meminjam raga Ong Seongwu demi menjagamu. Aku ayah baptismu yang sebenarnya."Hyunjin membulatkan mata selebar-lebarnya. Rasa mual yang tadi tertahan ketika Chris mengatakan bahwa sup itu terbuat dari rebusan tulang belulang ayahnya dan orang yang selama ini ia kira merupakan ayah baptisnya kembali tak tertahankan.
Tidak, Hyunjin yakin dengan pasti bahwa Chris berbohong. Itu bukan sup rebusan tulang manusia, pekerjaan yang ia geluti membuatnya tahu, bahwa itu hanyalah sup kaldu rebusan dari daging unggas peternakan.
Namun, mendengar ungkapan yang seperti menguak sebuah luka besar membuatnya mual. Mati-matian ia berusaha bangkit, melepas paksa jeratan mantra Chris dan berhasil berdiri dengan kedua tungkai kakinya.
Jadi pria dihadapannya, pria yang menghampirinya di trotoar dan mengatakan bahwa ia memiliki stigmata, pria yang tidak pernah terbayangkan pernah menjadi bagian dari lembaran hidupnya.
Adik dari sang Raja Iblis yang nyatanya merupakan seorang malaikat. Ia adalah ayah baptisnya yang sebenarnya?
Dan raga dan identitas dari Ong Seongwu, orang yang selama ini ia kira adalah ayah baptisnya, merupakan selingkuhan dari ayah kandungnya.
"Arrghhhhhh!!!!!" teriak Hyunjin kencang. Ia kembali menangis untuk ke sekian kalinya. Mengapa hidupnya harus serumit ini?
Sekarang ia tahu apa maksud Chris yang sebenarnya. Kejutan yang ia maksud adalah mengungkap kebenaran yang selama ini tidak pernah ia ketahui.
Chris juga benar. Sepertinya bunuh diri adalah jalan yang paling mudah mengakhiri masalah hidupnya. Ia berlari keluar dari manor tua itu dalam keadaan masih sesenggukan.
Seungmin yang melihatnya tidak tinggal diam, ia segera mengejar putra baptisnya, berusaha memberinya pengertian.
Namun, tubuhnya tercegat oleh para pelayan-pelayan dari kaum Vampire. Chris memakai kesempatan itu untuk mengejar Hyunjin.
Celaka, Hyunjin dalam bahaya.
"Aakhh!" pekik anak kecil berpakaian serba putih yang jatuh terduduk di atas tanah.
"Brother, I wasn't ready!" protesnya dengan wajah yang merengut lucu.
Seorang pria dewasa yang tampak berusia sekitar dua puluh tahunan itu tersenyum. Ia mengulurkan tangannya, membantu adik kecilnya untuk bangkit.
"Peraturan nomor satu, selalu siap dan waspada karena kau tak akan pernah tahu kapan musuh menyerang."
Tangan kecil itu menggapai tangan milik orang yang lebih besar. Ketika ia berusaha bangkit, pemuda yang lebih tua pun menarik tangannya secara paksa membuat yang lebih muda jatuh terduduk kembali.
Yang lebih muda berniat untuk protes sebelum suara yang lebih tua menyela. "Peraturan nomor dua, jangan pernah percaya kepada siapa pun, karena terkadang teman bisa berbalik menjadi musuh begitu pun sebaliknya. Kau hanya bisa memercayai dirimu sendiri. Now get up and attack me, just like how I trained you."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebellion Redemption (ChanJin) ✔️
FanfictionAku sosok yang manipulatif, menjadi pembangkang, pemberontak sudah ku lakukan semenjak dahulu kala. Mencuci otak ciptaan-Mu tampak menjadi kepuasan bagiku, hingga kau mempertemukanku dengannya. Cover cr: @candycandyhwng. Thanks for the ChanJin Edits...