Veintinueve

1.6K 189 224
                                    

WARNING: SOME OF THE FOLLOWING SCENE MAY NOT BE SUITEABLE FOR ALL READERS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


WARNING: SOME OF THE FOLLOWING SCENE MAY NOT BE SUITEABLE FOR ALL READERS.

READER DISCRETION IS ADVISED!





"Aku mencium bau-bau kematian di kamar ini."

Hyunjin terdiam, tidak memberikan komentar apa pun. Pernyataan Shei terdengar seperti sebuah omong kosong, hanya mengada-ada.

Tetapi, mengapa bulu kuduknya berdiri? Ia meremang ketakutan untuk beberapa detik ke depannya.

Ia awasi setiap gerak gerik gadis remaja yang tengah membuka isi lemari pakaiannya dan Chris dan mengambil sebuah jubah satin tipis berwarna hitam yang merupakan miliknya.

Shei pun kembali berjalan mendekatinya, mengulurkan tangannya yang dibalas dengan raut bingung Hyunjin.

"Bukankah kau kesusahan untuk bangkit? Perutmu sudah seperti sembilan bulan mengandung lamanya."

Benar, Hyunjin sudah tidak punya tenaga untuk sekedar duduk. Semua tenaganya terpakai habis untuk mengimbangi kegilaan si Raja Iblis.

Sementara yang tersisa di rumah ini hanya ada dia dan Shei. Haruskah Hyunjin menerima uluran tangannya? Sesungguhnya masih tersisa kekesalan pada anak ini namun, Hyunjin tidak mampu untuk membersihkan dirinya sendiri.

Maka ia menerima uluran tangan Shei yang dengan sangat mudah membantunya bangun, membantunya membersihkan seluruh residu yang Chris tinggalkan pada tubuhnya.

"Bagaimana bisa kau tahu, ada bau-bau kematian di kamar ini?" Hyunjin membuka obrolan canggung mereka karena sedari tadi mereka hanya diam tanpa bersuara.

"Karena akan ada yang datang."

"Siapa?"

"Kau tentu tahu siapa." Shei memberikan seringainya hingga Hyunjin dapat melihat seringaian itu melalui pantupan cermin.

Shei berdiri di belakang Hyunjin yang duduk mematut diri di hadapan cermin meja rias. Rambutnya sudah semakin panjang, membuat Shei sangat mudah memainkan rambutnya dan menyisirnya.

"Apakah menurutmu, bayi hasil berzinamu dengan malaikat buangan layak untuk hidup? Sejatinya semua bayi yang terlahir ialah suci, murni, bagaikan secarik kertas putih mulus yang baru diterbitkan dari pabrik."

Sisiran Shei pada rambut Hyunjin mulai berubah menjadi sedikit kasar. Rambut Hyunjin ia sisir dengan kasar membuat kepalanya ikut tertarik ke belakang.

"Cepat atau lambat Dia akan mengutus suruhannya untuk datang, mengakhiri ini semua sebelum anak itu benar-benar lahir. Kau pikir Bapa bisa menerima kenyataan bahwa sesungguhnya perantara-Nya jatuh tunduk terhadap pengkhianat-Nya? Think twice."

"Lantas mengapa para Malaikat Agung, tidak memberikan perlawanan apa pun ketika Lucifer menghamiliku?" Shei terkekeh mendengar pertanyaan itu.

"Oh Dear... Malaikat Agung adalah pesuruh. Mereka hanya bertindak bila mereka diutus. Mereka akan tetap diam menunggu perintah dari Bapa. Dan kau, telah mendapat berbagai macam cobaan berat dari-Nya namun, Dia tak pernah puas mencobaimu. Tidakkah terbesit di benakmu, untuk mengakhiri ini secara sepihak?"

Rebellion Redemption (ChanJin) ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang