Dieciseis

2K 216 113
                                    

"Minum?" Felix menyerahkan segelas mug air hangat dan Hyunjin yang tengah terduduk lemas mengambil mug itu dengan tangan bergetar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Minum?" Felix menyerahkan segelas mug air hangat dan Hyunjin yang tengah terduduk lemas mengambil mug itu dengan tangan bergetar.

Apartemen Jisung kini menjadi tempat mereka bertiga berkumpul dikarenakan apartemen Hyunjin yang kondisinya sudah seperti Titanic karam.

Mereka tidak mungkin pergi ke apartemen Felix karena jaraknya cukup jauh. Dan setelah semua kejadian ini, Felix merasa lebih baik ia menginap di apartemen Jisung saja, menemploki pria religius itu hingga pikiran mereka semua tenang.

"A-apa yang terjadi padaku?" Hyunjin bertanya dengan linglung. Hampir tidak mengingat apa pun kejadian yang terjadi beberapa jam yang lalu.

"Minum lagi, minum..." Felix membantu Hyunjin untuk meminum segelas air hangat, berusaha menghindari obrolan ini.

"You were possessed," ujar Jisung seraya menutup alkitab yang baru saja ia baca. Meletakkan alkitab tebal itu ke atas meja.

Ruang tamu apartemen Jisung mendadak hening, Hyunjin bahkan tidak mampu mengucapkan sepatah kata pun.

Ia tatap Felix, meminta jawaban untuk memperkuat pernyataan dari Jisung.

"Well... aku tidak ingat secara lengkapnya bagaimana tapi yang tadi itu... aku merasa layaknya aktor-aktor film horor. Kejadian itu terasa sangat cepat, mencekam dan hampir membuatku mengencingi celanaku," ungkap Felix.

"Lampu berkedap-kedip, menyala, mati dan terus begitu hingga seluruh lampu pecah. Dan kau tahu apa yang sahabatmu lakukan? Menantang mereka hingga menyebabkan pintu dibanting dengan keras! Mempertaruhkan nyawa kita karena mengira ia aktor film Conjuring!" timpal Jisung.

"Hei! Setidaknya dengan begitu mereka tidak terus-terusan mengerjai kita, bukan? Lantas, apa yang kau lakukan, huh? Menyuruh 'mereka' mengetuk pintu, dinding dan jendela dengan begitu kencang!"

"Lalu, apa yang terjadi berikutnya?" pertanyaan Hyunjin membuat kedua sahabatnya saling menatap satu sama lain.

"Kau tiba-tiba berbicara seperti berbisik-bisik tapi dengan bahasa asing. Bahasa... bahasa..."

"Bahasa ibrani," sambung Jisung.

"Y-ya bahasa ibrani! Kemudian kau tiba-tiba tertawa kencang tapi dengan suara wanita lalu tiba-tiba menggeram rendah dengan suara berat. TMI, Bulu kudukku masih berdiri sampai saat ini." Felix bercerita dengan kalimat yang sangat cepat.

Mata Hyunjin dibuka selebar-lebarnya, tidak percaya bahwa ia melakukan itu semua di bawah alam sadarnya.

"Aku bersumpah, jika saja sehabis itu kau menggeram kemudian meraung-raung dan berkata 'AKU MACAN!' Maka, aku tidak hanya akan menyirammu dengan air suci. Kuceburkan saja tubuhmu sekalian ke kolam yang telah bercampur air suci." Jisung memijat pelipisnya pusing.

"Air suci? Di mana kau mendapatkannya?" Hyunjin dibuat tercengang dan setengah bingung pula.

"It doesn't matter where or how did i got it. Setidaknya, kami berhasil mengusir roh-roh jahat yang menguasai tubuhmu," ujar Jisung.

Rebellion Redemption (ChanJin) ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang