"Kau mau yogurt?" tawar Jisung pada Hyunjin yang sedari tadi terdiam murung. Hyunjin sempat melirik sebentar ke arah yogurt di tangan Jisung."Apa itu?" Hyunjin menatap cairan berwarna merah kental di dalam wadah plastik yogurt Jisung.
"Selai stroberi."
Hyunjin kembali membungkam mulutnya. Selai stroberi di dalam yogurt tersebut mengingatkannya pada kejadian pagi buta tadi.
"Ji... izinkan aku menginap hari ini," pinta Hyunjin dengan manja.
"Lantas, suamimu?"
"Biarkan saja dia membusuk di rumah berhantu itu," kesal Hyunjin.
"Kalian bertengkar?" sebuah pertanyaan bodoh namun, Jisung hanya berusaha memastikan. Tiada jawaban apa pun dari Hyunjin menunjukkan bahwa kemungkinan besar temannya tengah berselisih dengan suaminya tersebut.
"Aku tidak tahu pertikaian apa yang terjadi namun, saranku hanyalah satu. Kalian sudah sama-sama dewasa. Jika ada masalah sebaiknya bicarakan dan temukan solusi yang menguntungkan kalian."
"Tapi..." lanjut Jisung tidak yakin. "Mengingat suamimu bukan berasal dari muka bumi ini, aku rasa pertikaian kalian berada di luar nalarku," tambahnya.
"J-ji..." Hyunjin membekap mulutnya kembali ketika rasa mual menyerangnya.
Bukan. Ini bukan karena morning sickness yang ia alami. Hanya rasa mual yang menyerang karena sekelebat reminisensi ketika Chris memaksanya memakan janin segar dari para wanita yang ia bunuh.
"Ada masalah? Haruskah aku memanggil Felix? Apa rasa mualmu semakin parah?" tanya Jisung sembari melayangkan pertanyaan bertubi-tubi lantaran panik karena aksi Hyunjin.
Namun, si cantik hanya menggeleng. Sedari tadi ia berusaha untuk tidak mengingat kejadian-kejadian itu lagi.
"Ji, aku tidak sanggup. Aku... aku harus menggugurkannya." Jisung mendadak terdiam dengan raut wajah yang berubah total dari yang semula cemas kini hanya menatap Hyunjin datar.
"Ku kira kita sudah pernah membahas ini sebelumnya."
"Tidak, dengarkan aku terlebih dahulu. Kau... kau tidak mengerti. Bayi ini! Karena bayi ini, banyak orang-orang tak berdosa yang harus mati ditumbalkan demi kelangsungan hidupnya."
KNOCK KNOCK
"Madam, Anda di dalam? Saya kemari hendak menjemput Anda. Ini perintah dari Master."
Kedua pemuda cantik itu mengalihkan pandangan mereka sejenak ke arah pintu apartemen yang masih tertutup rapat.
"Bawahannya sudah menjemputmu. Pulanglah, kau butuh istirahat. Jangan mengidam yang terlalu aneh. Tidak ada bayi yang meminta ingin bunuh diri dengan menyuruh ibunya sendiri melakukan tindakan keji tersebut."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebellion Redemption (ChanJin) ✔️
FanfictionAku sosok yang manipulatif, menjadi pembangkang, pemberontak sudah ku lakukan semenjak dahulu kala. Mencuci otak ciptaan-Mu tampak menjadi kepuasan bagiku, hingga kau mempertemukanku dengannya. Cover cr: @candycandyhwng. Thanks for the ChanJin Edits...