Waktu menunjukkan pukul 23.00, Felix keluar dari klinik. Shift prakteknya telah selesai dan tutup namun, untuk apoteknya tetap buka selama dua puluh empat jam.
Usai berpamitan dengan kedua apoteker yang ia pekerjakan, ia pun lekas pergi. Aneh, di jam sebelas malam jalanan sudah sepi dan hanya menyisakan beberapa kendaraan yang lewat.
Untuk ukuran sebuah kota metropolitan seperti Seoul, ini adalah kejadian yang sangat langka. Dinginnya angin malam membuat Felix semakin mengeratkan mantelnya.
Hawa dingin ini membuatnya bergidik. Ia tidak suka dengan atmosfir ini. Sebaiknya ia lekas kembali ke apartemennya.
Apartemennya hanya berjarak beberapa blok dari kliniknya namun, kali ini, kenapa apartemennya terasa begitu jauh?
Ia semakin mempercepat langkahnya dan terus merapalkan doa-doa di dalam hati. Perasaannya sungguh tidak nyaman.
Sampai pada akhirnya ia melewati sebuah gang sempit nan gelap, bunyi tong sampah yang dijatuhkan secara bersamaan terdengar.
Itu hanyalah seekor kucing, tolong katakan pada Felix itu hanya perbuatan kucing usil yang mengais makanan di tong sampah.
'Grrrr'
Felix tidak salah dengar kan? Sayup-sayup ia mendengar geraman hewan buas. Apa ada hewan yang lepas dari kebun binatang dan berkeluyuran di tengah kota?
"Demi Neptunus, aku takut tapi aku penasaran..." lirih Felix yang perlahan-lahan mulai berjalan mundur perlahan dan mengintip ke dalam lorong gelap namun, ia masih bisa melihat samar-samar melalui penerangan yang minim.
DEG
Sosok besar dengan hampir mencapai 2,5 meter dan berbulu abu-abu, taring-taring yang gemeretak dan mata sewarna terang bulan, berdiri dengan dua kaki yang kokoh.
Felix terkesiap, tolong katakan pada Felix bahwa ia hanya berhalusinasi. Makhluk mengerikan itu tampak menyadari bahwa ada orang lain untuk un mulai memicingkan matanya.
Karena Felix masih sayang akan nyawanya, ia langsung berlari sekencang-kencangnya. Sementara, makhluk mengerikan itu segera merubah wujudnya ke wujud manusianya.
Ia hendak mengejar Felix namun, mengingat dirinya yang dalam keadaan tak berbusana membuatnya mengurungkan niatnya.
"Sial! Rapat dadakan bersama Master akan dimulai sebentar lagi, aku bisa terlambat."
***
Chris dalam wujud tak kasat matanya tampak mengikuti Hyunjin seharian ini. Setelah perdebatannya dengan bocah ateis itu tidak berujung dengan baik dan Chris yang cukup was-was serta penasaran dengan stigmata yang diberikan oleh-Nya pada bocah itu.
Chris boleh sombong ketika ia tahu bahwa salib dan air suci tidak akan lagi mempan padanya akibat dari manusia sendiri yang rata-rata telah meninggalkan Tuhan untuk hal-hal duniawi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebellion Redemption (ChanJin) ✔️
FanfictionAku sosok yang manipulatif, menjadi pembangkang, pemberontak sudah ku lakukan semenjak dahulu kala. Mencuci otak ciptaan-Mu tampak menjadi kepuasan bagiku, hingga kau mempertemukanku dengannya. Cover cr: @candycandyhwng. Thanks for the ChanJin Edits...