Veinte

1.7K 202 88
                                    

"Butuh bantuan?" suara Felix menginterupsi Hyunjin yang tampak tengah mengemasi pakaian-pakaiannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Butuh bantuan?" suara Felix menginterupsi Hyunjin yang tampak tengah mengemasi pakaian-pakaiannya.

Pemuda cantik itu menggeleng dan kembali fokus dengan setumpuk pakaian serta beberapa benda berharga lainnya yang akan ia kemas.

Otak jeniusnya terus berkata pada dirinya sendiri bahwa tinggal di manor tua angker dan tak terurus bukanlah hal yang buruk.

"Ke mana, Jisung?" tanya Hyunjin memecah suasana.

"Dia pergi ingin menemui ayah dari... bayimu," jawab Felix ragu.

"He's going dash him?" Hyunjin mencoba memastikan.

"Most likely."

KNOCK KNOCK

Jisung berusaha mengetuk pintu manor tua itu dengan sangat sabar, sudah berkali-kali pintu itu ia ketuk namun, tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa pintu megah itu akan dibuka.

Meski begitu, ia tidak menyerah. Kali ini pintu itu digebrak olehnya sebanyak tiga kali kemudian ia berbalik memunggungi pintu itu.

Tangannya terlipat di depan dada dan punggungnya ia sandarkan ke pintu itu.

KRIETT

Tubuhnya terhuyung ke belakang ketika pintu tempatnya bersandar dibuka.

'Akhirnya!' pikir Jisung. Ia segera membalikkan kembali tubuhnya dan hendak melabrak sang tuan rumah.

"Hei ka—" matanya melotot seketika melihat siapa yang telah membukakan pintu. Alih-alih mendapati si pastor gadungan, ia malah mendapati pemuda berkulit putih pucat yang tampak menatapnya dengan tatapan dingin.

"Aku mencari pastor gadungan itu, mana dia?" tanya Jisung tanpa basa-basi.

"Master, sedang pergi, dan jangan berani memanggil beliau pastor gadungan!"

"Bohong! Terserahku ingin memanggilnya seperti apa. Bejat sekali sudah berani mengha— memerkosa temanku!" kekeuh Jisung.

"Cari saja di dalam, kau tidak akan menemukannya," tegas pria itu.

"Lantas, ke mana dia?"

"Atas alasan apa aku harus memberitahumu ke mana perginya beliau?" pemuda itu berusaha untuk tidak tersulut emosinya.

"Karena aku memiliki urusan dengannya! Tapi, tunggu dulu..." Jisung memicingkan matanya, mengamati lekuk wajah pria di hadapannya dengan seksama.

"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Jisung berusaha memastikan. Wajahnya tidak asing. Jisung sempat beberapa kali melihat wajah ini di sudut-sudut tertentu seolah mengawasi dirinya.

"Kau... kau pemuda yang menawariku minum dan meninggalkanku tidur di bangku taman kota!" Jisung ingat semuanya sekarang.

"Rata-rata manusia akan berpapasan dengan ratusan wajah setiap harinya. Bisa saja kau salah orang."

Rebellion Redemption (ChanJin) ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang