.
.
.
.
Seminggu berselang. Hujatan demi hujatan netizen masih berlangsung dikolom komentar setiap media berita yang beredar, walaupun pihak berwajib sudah memutuskan jika Jungkook tidak bersalah atas kejadian itu. Jungkook sendiri bahkan sudah meminta maaf secara langsung pada supir taxi yang terlibat kecelakaan bersama dengan nya.Tapi entahlah, terlalu banyak orang yang ingin memanfaatkan situasi ini untuk menjatuhkan Jungkook. Agensi masih menunda jadwal member untuk muncul di acara televisi sampai semuanya kembali membaik.
Mereka menghabiskan waktu untuk bekerja di agensi, mulai dari membuat lagu lagu baru, latihan koreo, menyapa army dan masih banyak lagi. Hanya itu, karena menurut agensi itulah yang terbaik untuk sekarang.
"Mau?" Jungkook menyodorkan bungkusan jelly pada Namjoon.
"Tentu," Namjoon merongoh bungkusan jelly tersebut, mencari beberapa jelly yang berbentuk bintang "kau memilih yang berbentuk bintang lagi hyung?" tanya Jungkook.
"Aku makan semuanya, tapi kau selalu memilih yang berbentuk bintang"
"Rasionya bagus kan?"
Jungkook menggeleng gelengkan kepalanya. Kelakuan Namjoon kadang seperti anak kecil, berbanding terbalik dengan umurnya yang sudah masuk kepala tiga.
"Omong-omong kenapa kau mengantar Karin kerumahku waktu itu?"
"Bukankah kita sudah sepakat untuk saling mendukung tanpa ada pemaksaan untuk mendapatkannya?"
"Iyaa" Jungkook menjeda kalimatnya, "Terimakasih" imbuhnya lagi.
"Eum, bukan hal besar"
"Masih banyak kah?" tanya Jungkook yang mulai bosan, ia menemani Namjoon ke Agensi untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan nya yang harus selesai segera.
"Ini sedikit lagi." ucap Namjoon yang masih sibuk dengan monitor nya "Omong-omong siapa yang jemput Keisya dan Karin?"
"Hoseok hyung, searah katanya"
"Baiklah, ini sudah siap aku akan menyelesaikannya dijalan, mereka pasti sudah menunggu." Namjoon mematikan monitornya, mengambil berkas-berkas yang berserakan, memasukkan kedalam totebag nya, "Ayo"
"Maaf membuatmu menunggu kak, tadi dompetku hilang tidak tahu kemana" ucap Karin ter engah-engah karena habis berlari.
"Tidak masalah, sudah ketemu dompetnya?" tanya Hoseok sambil memasukkan tas besar milik Karin kedalam bagasi mobil. "Udah nih"
Mobil melaju meninggalkan kediaman Karin menuju tempat selanjutnya yaitu apartement Keisya, "Apakah kau menyukai Jungkook?" suara Hoseok menghilangkan keheningan diantara mereka. Karin yang sedari tadi melihat keluar jendela karena tidak enak jika sibuk bermain ponsel sontak mengalihkan pandangannya pada Hoseok. "Maksudnya kak?" tanya nya.
Karin paham betul pertanyaan yang Hoseok berikan padanya, hanya saja ini terlalu tiba-tiba.
"Aku tahu kau tidak se-lamban itu untuk tidak memahami pertanyaanku"
"Apakah terlalu jelas?"
Hoseok mengangguk tanpa mengalihkan padangannya. Masih fokus mengemudi.
"Iyaa, apakah Jungkook tahu?"
"Aku tidak tahu tentang itu, tapi member lain sudah menyadarinya"
"Benarkah?" Karin tertawa hambar, "Maaf aku tidak bisa menyembunyikan perasaanku" ucap nya lalu menunduk.
"Kau tidak salah disitu tapi..." Hoseok menjeda kalimatnya, ia tampak ragu untuk melanjutkannya, tapi jika dipikir lagi tidak akan ada yang mau menengahi ini. Seakan member lain tidak mengetahuinya. "Apakah kau yakin untuk menyukainya?" imbunya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny || JJK [END]
FanfictionHidupnya terlalu fokus pada apa yang diinginkan. Mengabaikan semua perkataan orang yang membuatnya jatuh. Karin. Wanita muda yang masuk ke dalam karya tulisnya sendiri. Menganggap semua kejadian itu adalah nyata. Menuduh semua orang membohonginya ka...