28.

125 20 4
                                    

Sebelum baca ceritanya, luangin waktu untuk nge vote dulu yuk biar aku tambah semangat nulis nya🥺❣️
________________________________

.
.
.
.

Musim semi sudah tiba. Bunga-bunga bermekaran dengan indah diseluruh kota. Suhu hangat dan dingin bercampur menjadi satu, membuat nyenyak seorang wanita muda yang tengah lelap dalam tidurnya.

Karin terbangun karena seseorang tiba-tiba memeluknya. Terkejut saat air mata orang tersebut jatuh diatas pundaknya.

"Kei?"

Wanita itu terbangun dan melihat kesekeliling ruang tamu. Ia tidak menemukan atensi pria yang tadi bersamanya. Karin ditinggalkan sendiri dengan selimut yang membalutnya, masih terduduk dengan posisi memeluk kedua lututnya.

"Kenapa tidak menemuiku. Aku sudah menunggumu daritadi. Kenapa tidak datang ke apartmentku. Aku khawatir sampai aku tidak bisa berfikir jernih dan langsung berlari kesini."

Karin tersenyum tipis, "Kau berlari kesini? Berapa banyak berat badanmu yang turun" ucapnya.

"Yhaa aku serius! Kenapa kau masih bisa bercanda! Aku sudah hampir mati mengkhatirkanmu!"

Karin menahan senyumnya. "Iya iya makasih sudah mengkhawatirkanku. Jangan memarahiku. Kau lihat sendiri aku ketiduran." ucapnya pelan.

"Siapa yang datang? Kenapa ada termometer disini? Kau demam?" tanya Keisya bertubi tubi. Ia juga menempatkan punggung tangannya tepat diatas dahi Karin.

"Awas tanganmu." Karin menepis tangan Keisya dari dari dahinya "Kau belum cuci tangan kan. Berani sekali menyentuh wajahku."

"Wah kau benar benar!"

"I-itu sudah lama disitu, aku lupa menyimpannya."

"Benarkah?"

Karin mengangguk, lalu bangun dari posisi sebelumnya. Melipat selimut yang menyelimuti dirinya dari udara dingin yang bisa menyerangnya kapan saja. "Bisakah kau memesan makan malam, aku mau mandi dulu"

"Kau benar baik-baik saja kan? Suaramu kenapa parau sekali. Kau tidak sakit kan?"

"Aku baik-baik saja"

Karin bergegas meninggalkan Keisya sendiri diruang tamu tanpa ingin mendengarkan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang akan keluar dari mulut Keisya.

Mengambil handuk lalu berjalan menuju kamar mandi tanpa ekspresi. Datar. Karin bingung. Mengapa ia ditinggalkan begitu saja. Tanpa satu patah katapun.

Sama seperti sebelumnya saat mereka berada di taman bermain. Jungkook juga meninggalkannya sendiri. Sendiri tanpa ada kejelasan. Membiarkan ia kebingungan sendiri.

Setetes air mata jatuh membasahi pipinya. Ia menangis. Karin ingin sekali berteriak. Ia ingin mendapatkan keadilan. Ia ingin tahu mengapa kisah cintanya selalu tidak pernah ada yang berjalan lancar. Mengapa ia harus selalu mendapat tarik ulur disetiap jalan cerita cintanya. Mengapa?

Karin menghidupkan shower. Berharap tidak ada yang mendengar isakannya. Begitu pilu hingga ia ingin menghilang dari dunianya. Hancur. Melihat bagaimana orang yang ia sayang mengkhawatirkannya.

Ia juga bingung. Bingung dengan sikap Jungkook terhadapnya. Apa benar Jungkook menyukainya juga atau hanya sekedar tidak ingin kehilangan teman. Jungkook pernah mengatakan padanya jika ia menganggap Karin adalah temannya.

arghhh kenapa takdir selalu mempermainkannya. Jahat sekali.

Satu ketukan pintu terdengar. Keisya yang mengetuk. "Karin? Kau baik-baik saja? Mengapa lama sekali? Sudah satu jam kau didalam sana."

Destiny || JJK [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang