64.

76 15 0
                                    

.

.

.

.

"Jung, astaga tolong pegang ujung sebelah sana."

"Jungkook!"

"Kau mendengarku tidak?"

"Sabar sayang, sebentar ini belum ketemu."

"Apa yang kau cari?"

Karin mengacak pinggang. Setia menatap tajam pada sang suami yang masih asik sendiri dengan ponselnya duduk diatas sofa. Membiarkan dirinya yang mengganti sprei tempat tidur.

"Sarapan"

"Kan bisa masak sendiri kenapa harus pesan?"

"Istriku tidak boleh lelah dihari pertama dan hari-hari selanjutnya." ucapnya santai sambil bangkit untuk membantu Karin memperbaiki sprei tempat tidur.

"Tapi kau membiarkanku mengganti sprei sendiri?"

"Siapa suruh tidak mau mendengarku, sudah kukatakan untuk membiarkan ahjumma Dami yang mengggantinya nanti."

Karin tidak mengubris ucapan Jungkook. Masih fokus merapikan dua sisi dari sprei. Akan mudah jika memasang sprei kasurnya biasa, tapi kali ini berbeda. Kasur yang ukurannya dua kali lebih besar dari kasur miliknya di apartment. Alaskan King Bed, kasur yang cukup menampung empat orang diatasnya.

"Jung" panggil Karin setelah mendudukkan diri di atas kasur usai menaruh sprei kotor ke dalam tempatnya.

"Astaga kau memanggilku seperti itu dari kemarin, aku tidak terbiasa"

"Hahaha memang kenapa, Jung?"

"Karin!"

"Hahaha baiklah aku akan terus memanggilmu dengan 'Jung'."

"Panggil Kook seperti biasa."

"Tidak mau, Jung lebih terdengar dewasa, ya kan sayang?"

"Astaga, sini kau"

Jungkook ikut duduk di atas kasur, menarik Karin untuk ia kerjai. Menggelitiki sang istri hingga tubuh mungil itu terjatuh ke dalam dekapannya.

"Hahaha iya, iya sudah hentikan."

Jungkook menghentikan aktifitasnya. Duduk bersandar pada dipan kasur. Memandang wajah Karin yang berbaring di pangkuannya.

Sang puan menoleh pada sebuah bingkai foto besar yang terpasang di dinding kamar. Menampakkan wujud dirinya dan Jungkook dalam balutan putih. Foto pernikahan mereka. Seingatnya semalam bingkai foto itu belum ada disana.

"Itu, sejak kapan ada disana?" tanya Karin penasaran sambil menunjuk objek yang ia maksud. Jungkook menoleh pada arahan Karin.

"Tadi shubuh, mereka mengantarnya jadi sekalian dipasangkan saja."

"Tadi shubuh?"

Jungkook mengangguk.

"Aku tidak bangun terlambat, bagaimana itu terpasang sebelum aku bangun, jam berapa kau bangun memangnya?"

"Aku tidak tidur"

"Loh kenapa?"

"Istriku cantik sekali hingga aku tidak bisa tidur, aku ingin melihat wajah istriku setiap detik seperti sekarang."

"Astaga, mulai ngegombal"

"Aku serius"

"Yasudah"

"Tumben"

"Apanya?"

"Kau tidak salting"

Kata siapa. Karin sedang menetralkan detak jantungnya agar tidak sampai terdengar oleh Jungkook. Pria itu sejak tadi menatapnya tanpa berpaling sedikitpun kecuali saat Karin menunjuk ke arah foto tadi.

Destiny || JJK [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang