61.

88 12 1
                                    

Jam menunjukkan pukul enam sore. Langit cerah sudah mulai berubah warna. Menandakan hari akan mulai berganti malam. Karin membuka pintu mobilnya. Menekan bel rumah milik pria bernama Jungkook. Ia datang setelah mendapat undangan untuk makan malam bersama keluarga pria itu.

Tidak butuh waktu lama, terdengar suara pintu pagar terbuka. Karin melenggang masuk ke dalam halaman rumah mewah itu. Menarik pelan dress nya yang sedikit berantakan. Penampilannya harus benar-benar sempurna sebelum bertemu keluarga inti Jungkook.

Ini pertama kalinya ia datang bertemu dengan ayah dan kakak laki-laki dari pria itu. Ia sudah sangat bersemangat melihat wajah kedua pria yang menjadi bagian penting dari hidup calon suaminya. Mungkin.

Sudah semakin terlihat hilal dimana dirinya dan Jungkook akan bersama walau ayahnya belum memberikan restu pasti pada Jungkook. Setidaknya setelah ini ia bisa lebih lega usai Jungkook menjalani tes yang dilakukan ayahnya nantinya.

Pintu utama terbuka sebelum Karin membunyikan bel. Menampakkan presensi seorang wanita paruh baya yang sangat ia kenali. "Loh kenapa cepat sekali, ibu belum selesai masak."

Karin menarik senyum, mengikuti langkah ibu Jungkook yang mempersilahkannya masuk. "Aku ingin membantu bu."

"Oh begitukah? Tapi pakaianmu akan kotor nantinya."

"Tidak apa bu, aku bisa menggunakan apron."

Ibu Jungkook mengangguk lalu memberikan satu apron pada Karin. Membiarkan wanita muda itu membantunya dari samping.

"Kau sudah bisa masak masakan Korea?"

"Maaf, belum bu"

"Yasudah sini biar ibu ajarkan, Jungkook suka sekali dengan kimchi dan Samgyetang." jelas ibu sambil mulai memotong ayam ditangannya untuk membuat Samgyetang.

Karin kembali ke samping ibu Jungkook setelah mencuci tangannya dan beberapa sawi untuk membuat kimchi.

Selanjutnya ia mulai melumuri seluruh bagian sawi dengan garam. Mendiamkannya sejenak sebelum melumuri kembali sawi tadi dengan berbagai bumbu yang sudah disediakan ibu Jungkook.

"Bukankan harus di fermentasi dulu, bu?"

"Iya, itu untuk persediaan makanan Jungkook. Untuk kita makan malam ini sudah ibu bawa dari Busan."

Karin mengangguk. Menyimpan kimchi tadi dalam sebuah kotak makan lalu memindahkannya ke sudut meja.

Beda tangan beda rasa. Kalian pasti tahu kalimat ini. Ia sebenarnya takut untuk membuat kimchi ini tapi ibu Jungkook menyakinkan untuk melakukannya sambil terus memantau proses pembuatan.

"Karin?"

"Iya bu"

"Jika nanti respon ayah Jungkook tidak sesuai harapanmu, maklumi saja ya? Jungkook ataupun kakaknya tidak pernah membawa wanita pilihan mereka kedepan ibu atau ayah. Kau yang pertama, jadi ibu tidak tahu nanti akan seperti apa."

Karin bergeming. Kilas balik ayahnya yang tidak kunjung memberi restu pada Jungkook selama ini berputar kembali dipikirannya. Apakah hal serupa akan terjadi padanya. Apakah pergelutan mencari restu akan terjadi untuk kedua kalinya.

"Baik bu, terimakasih sudah memberitahuku"

"Ibu juga ingin berterimakasih karena sudah mau menerima putra ibu untuk kedua kalinya. Ibu yakin jika ibu diposisimu saat itu ibu tidak akan menerima Jungkook lagi. Ia pantas untuk ditolak olehmu tapi kau tetap menerimanya."

Karin tersenyum ramah, menatap wanita paruh baya yang akan menjadi calon mertuanya. Mungkin.

"Tidak perlu berterimakasih bu, Jungkook juga pantas mendapat kesempatan kedua. Mungkin terlalu banyak masalah yang ia hadapi dua tahun silam sehingga ia pergi sebentar dari hidupku."

Destiny || JJK [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang