Mobil terparkir rapi di depan minimarket membuat wanita tersebut menoleh pada supir yang mambawanya sejak tadi. Menuntut pertanyaan mengapa mereka berhenti disini.
"Aku haus, tunggu disini sebentar—" Jungkook menjeda kalimatnya, kemungkinan buruk tiba-tiba terpikirkan olehnya. Bagaimana jika Karin mencoba kabur saat ia berada dalam minimarket nantinya.
"Ayo turun, aku tidak tahu kau mau minum apa."
"Air mineral saja."
"Tidak, ayo turun."
"Aku tidak mau."
"Karin."
"Yumi, namaku Yumi. Bukan Karin."
"Baiklah terserah namamu apa, ayo turun."
"Kau takut aku akan kabur?"
Jungkook bergeming. Ia lupa didepannya sekarang adalah seorang mantan psikiater yang tentu saja Karin dengan mudah mengetahui ada kecemasan dalam dirinya.
"Aku tidak akan kemana-mana, aku juga tidak tahu ini dimana."
"Baiklah, tunggu disini."
Wanita itu mengangguk. Mencoba menurunkan jok mobil yang ia duduki untuk mengistirahatkan tubuhnya. Sedikit kesusahan karena ia tidak pernah melakukannya selama ini. Kepalanya menoleh saat pintu terbuka. Ada Jungkook disana bersedia membantunya menurunkan kursi.
"Biar aku bantu."
Jungkook menekan tombol yang ada disamping tempat duduk wanita itu. Membuka safety belt yang masih melindungi puan tersebut sebelum menutup kembali pintu mobil. Meninggalkan wanita muda yang sedang mengatur detak jantungnya. Bagaimana ia tidak berdebar jika pria yang membantunya berwajah tampan dengan balutan hitam yang menambah kesan lebih padanya.
Merasa bosan, sejak tadi ia hanya menyaksikan lalu lalang pejalan kaki yang melewati parkiran. Pria itu benar-benar lama hanya untuk membeli minuman. Pikirnya.
"Mau kemana?"
Deg
Seakan tertangkap basah. Wanita itu mematung setelah suara Jungkook mengudara. Membalikkan tubuhnya menatap sinis pria itu.
"Katanya tidak akan kemana-mana?"
"Aku hanya merasa bosan, kau lama sekali."
Jungkook melirik jam tangannya, hanya sepuluh menit karena ia harus menunggu antrian kasir yang lumayan panjang.
Terkekeh pelan, Jungkook menyodorkan kantung plastik berisikan belanjaannya kepada Karin. Membuat kening wanita itu berkerut bingung.
"Tunggu sebentar, ada yang ingin aku ambil di dalam mobil."
"Maksudnya?"
Tak menjawab apapun, Jungkook hanya memberikan senyum simpul sebelum meninggalkan wanita itu. Mengambil barang yang ia maksudkan sebelumnya.
"Mau kemana?" tanya Karin masih kebingungan karena pria itu mengeluarkan keranjang dan karpet piknik, berserta satu map dokumen ditangannya.
"Istirahat sebentar disana, aku lelah."
Karin menyipitkan matanya. Menatap penuh selidik pada pria di depannya itu. Perjalanan yang mereka tempuh belum terlalu jauh, dan pria itu sudah berhenti untuk beristirahat. Yang benar saja.
"Ayo."
"Antarkan aku pulang."
"Nanti."
"Antarkan aku pulang, sekarang."
"Sebentar saja, aku tidak akan melakukan hal aneh, ada terlalu banyak orang disini dan tak mungkin aku melakukan yang tidak-tidak padamu, kan?"
Karin menoleh kesekitar tempat dimana mereka berada. Benar saja ini terlalu ramai untuk membuat pria itu melakukan kejahatan padanya. Tiba-tiba saja dejavu datang padanya. Seperti mengingat kejadian dimana mereka berada sekarang.
![](https://img.wattpad.com/cover/182095304-288-k860468.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny || JJK [END]
FanfictionHidupnya terlalu fokus pada apa yang diinginkan. Mengabaikan semua perkataan orang yang membuatnya jatuh. Karin. Wanita muda yang masuk ke dalam karya tulisnya sendiri. Menganggap semua kejadian itu adalah nyata. Menuduh semua orang membohonginya ka...