"Tunggu disini sebentar ya, jajan saja apa yang kau inginkan, ayah akan segera kembali."
"Kemana, Nara ikut."
"Nara, disini dulu ya, ayah akan segera kembali. Janji."
"Mau bertemu bunda, kan? Kenapa ayah tidak mau memberitahuku hasil tes DNA nya, aku akan menerima apapun hasilnya."
"Sebentar saja Nara, ayah mohon nurut sebentar saja."
"Aku juga mau ikut."
"Nara."
"Apa yang ingin ayah pastikan? Aku bisa membantu."
"Ini urusan orang dewasa, ayah tidak mau kau kenapa-kenapa, jadi ayah mohon tunggu disini."
"Baiklah, tapi ayah harus berjanji untuk membawaku juga nanti jika sudah bertemu bunda."
Jungkook mengangguk. Mengelus pelan pucuk kepala putrinya sambil memberikan senyum simpul. Menitipkan Nara pada kasir minimarket sebelum ia keluar dari sana.
Mobil melaju cepat menuju komplek perumahan yang diberi tahu oleh Nara sebelumnya. Mencari keberadaan rumah nomor 07 yang merupakan rumah wanita yang sedang ia cari. Langkahnya berhenti usai pintu pagar terbuka. Jungkook ingat dengan rumah ini. Ia benar-benar tidak asing dengan bangunan rumah mewah di depannya ini.
Menunggu sang pemilik rumah membukakan pintu, Jungkook bergerak gelisah dalam penantiannya. Ia khawatir dan benar-benar gugup dengan semuanya. Hasil identifikasi DNA yang keluar pagi ini benar-benar membuatnya kalut. Wanita yang selama ini ia rindukan ternyata benar-benar wanita yang mereka temui di supermarket dua minggu lalu.
Dan rumah yang sedang ia singgahi sekarang adalah rumah ibu dari mendiang penggemarnya. Kalimat ancaman yang diberikan wanita paruh baya itu juga ikut kembali datang ke memorinya. Membayangkan betapa menderitanya sang istri selama ini berada di dalam rumah itu.
Yang harus Jungkook pastikan adalah wujud wanita tersebut. Hasil DNA nya mengatakan bahwa probabilitas sampel yang diberikan atas nama Karina Enfys sebagai ibu biologis dari Jeon Eun Nara adalah >99.99%. Dan ia harus memastikan sendiri walau buktinya sudah di depan mata. Ia masih belum bisa menerima fakta ini walau dirinya benar-benar bahagia dengan hasil yang ia terima.
Jungkook segera berdiri tegak saat pintu terbuka. Ia sudah menyiapkan segudang pertanyaan untuk wanita paruh baya itu untuk menjelaskan semuanya dan mengembalikan istrinya padanya.
"Siapa—"
Jungkook segera menahan pintu yang hampir tertutup sempurna. Pelayan rumah itu terkejut bertemu dengannya dan segera mencoba menutup kembali pintu utama.
"Tunggu, apakah bu Choi ada dirumah?" tanya Jungkook memaksakan agar pintu tidak ditutup kembali.
"T-tidak, n-nyonya tidak ada dirumah."
Jungkook mengerutkan keningnya bingung, pembantu tersebut terlihat gelisah setelah bertemu dirinya. Seperti pembantu itu mengenal siapa yang ada di hadapannya.
"Apakah ada oranglain dirumah? Saya harus bertemu orang rumah."
"T-tidak ada—" kalimat pembantu itu terputus akibat dering ponsel Jungkook tiba-tiba berbunyi.
Tidak menyia-nyiakan kesempatan, pembantu tersebut menutup paksa pintu utama saat Jungkook kehilangan fokusnya. Nama Nara tertera di layar ponselnya.
"Ada apa—"
"Ayah, bunda—"
"Bunda kenapa?!" tanya Jungkook panik, putrinya menangis. Tidak menghiraukan lagi pintu utama yang telah tertutup sempurna di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny || JJK [END]
FanfictionHidupnya terlalu fokus pada apa yang diinginkan. Mengabaikan semua perkataan orang yang membuatnya jatuh. Karin. Wanita muda yang masuk ke dalam karya tulisnya sendiri. Menganggap semua kejadian itu adalah nyata. Menuduh semua orang membohonginya ka...