"Karin"
"Ya?" sahut Karin setelah menyelesaikan kegiatannya menutup pintu unit apartmentnya.
Menoleh kepada sang sumber suara. Matanya menatap pria yang sudah rapi dengan pakaian olahraganya ditambah padding yang ia gantung pada lengannya.
Sama dengan dirinya yang sudah mengenakan satu setelan olahraga berwarna hitam. Bersiap untuk olahraga pagi tentunya.
"Olahraga juga?" tanya pria itu setelah ia mensejajarkan tubuhnya dengan tempat dimana Karin berdiri.
Karin mengangguk, "Kau juga?"
Pertanyaan basa-basi yang tidak perlu ditanyakan oleh satu sama lain.
"Mau olahraga bersama?" tawar Yoongi yang dijawab dengan anggukan dari wanita itu.
Berjalan bersama menyulusuri lorong apartment, masuk dan turun dari lift. Bercakap-cakap sedikit seperti bertemu orang baru. Melupakan kejadian di Sungai Han dimana mereka berbincang seolah Yoongi tidak lupa akan dirinya.
Jika takdir bisa diubah, bisa tidak jika ia saja yang amnesia. Karin ingin melupakan Jungkook, hanya Jungkook. Sama seperti Yoongi yang melupakan segala hal yang berkaitan dengan dirinya.
"Hyungmu tinggal di lantai 7 juga?" tanya Karin. Ia berusaha mencari topik karena sejak tadi hanya Yoongi yang memulai percakapan.
Yoongi mengangguk. Hanya dua unit yang tersedia di lantai 7 dan itu milik Karin dan hyungnya. Karin tidak tahu jika akan se-kebetulan ini semuanya terjadi.
"Aku tidak tahu jika kau menginap"
"Hyungku memaksa untuk menginap, katanya ia sangat merindukanku" Yoongi tertawa kecil, mengingat bagaimana ia berdebat dengan hyungnya tadi malam karena Yoongi memaksa untuk menginap semalam saja disana. Bagaimana ia juga memaksa hyungnya untuk meminjamkan baju olahraga milik hyungnya karena ia tidak membawa apapun semalam.
Yoongi sampai memaksa hyungnya untuk menjual unit apartment miliknya untuk Yoongi, bahkan Yoongi sudah menawarkan untuk menggantinya dengan rumah miliknya di UN Village. Tapi nihil, hyungnya tidak ingin bekerja sama.
Dokter menyarankan jika Yoongi ingin mengembalikan ingatannya maka ia harus selalu bersama dengan sesuatu hal yang ia lupakan. Karin contohnya. Jika Yoongi ingin mengingat kembali semua kejadian yang terjadi antara dirinya dan Karin maka ia harus selalu bersama dengan Karin. Hanya Tuhan yang tahu, tapi kemungkinan besar ingatannya akan kembali jika ia melakukannya.
"Kau sudah makan?" tanya Yoongi saat mereka hampir sampai di minimarket dekat taman.
Karin menggeleng, membuka outernya setelah merasa gerah. Empat puluh lima menit mereka habiskan untuk berlari mengelilingi taman dengan sesekali bercakap-cakap seputar kesibukan masing-masing. Tidak pernah sama sekali menyinggung masalah antara keduanya.
"Kata Jimin kau orang Indonesia kan? Bagaimana jika nasi goreng, aku sangat menyukainya"
"Kedai nasi goreng belum buka jam segini kak"
"Maksudku kita memasaknya sendiri, kau pasti bisa kan?"
"Eh, aku sudah lama tidak memasak nasi goreng, aku ragu rasanya akan enak atau tidak"
"Tidak masalah, kita lihat di Youtube saja resepnya"
Yoongi menghentikan langkahnya setelah sampai di depan Minimarket, "Bahan apa saja yang tidak ada di dapurmu?"
Karin ikut melangkahkan kaki masuk ke dalam minimarket. Sepasang mata menatap mereka. Kasir minimarket mengikuti arah pandang kemana saja Karin dan Yoongi melangkahkan kaki.
Tidak ada keraguan sama sekali yang Yoongi rasakan jika mereka akan terciduk paparazi atau sasaeng fansnya. Ia bukan lagi seorang Idol. Tidak ada lagi tanggung jawab untuk bersembunyi dari semua hal yang dilarang selama ini.
"Ini ada bumbu instannya, apa kita menggunakan ini saja?" tanya Karin menyodorkan bungkusan bubuk nasi goreng instan ditangannya.
Yoongi menerima bungkusan tersebut, menaruh kembali pada tempatnya.
"Bukankah lebih lezat jika kita membuatnya sendiri, ini terlalu simple."
Modus detected. Bilang saja jika kau ingin berlama-lama berduaan bersama Karin di dapur wahai Yoongi-ssi.
Karin mengangguk, mengambil satu ikat kecil daun seledri dan selada dan memasukkannya ke dalam keranjang belanjaan yang ada ditangan Yoongi.
"Apalagi yang belum?"
Karin membaca kembali list bahan-bahan di layar ponselnya dengan mengecek isi keranjang belanjaan mereka.
"Jangan lupakan snack, sepertinya ini enak, aku akan mengambilnya"
"Bawang goreng sepertinya juga akan menambah kelezatan nasi gorengnya"
Karin mengangguk, menyetujui saran Yoongi. Mengikuti langkah pria itu yang mulai mengambil beberapa minuman.
"Sudah ada nih" cegat Yoongi saat Karin mengambil susu strawberry, menunjuk isi keranjang yang sudah ada satu susu strawberry dengan satu botol americano.
Karin menaikkan satu alisnya. Susu strawberry itu untuknya? Bagaimana Yoongi tahu akan kesukaannya? Ah tidak. Hanya kebetulan semata. Yoongi hanya menebak, anggap saja begitu.
Sepuluh menit berlalu setelah Yoongi kembali ke apartment hyungnya untuk membersihkan diri. Bel berbunyi menandakan pria itu sudah selesai dengan kegiatannya dan bersiap menjadi koki dadakan.
Pintu terbuka, menampakkan wujud pria yang didambakan oleh hampir sebagian wanita di dunia. Kaus putih yang dipadukan dengan celana hitam pendek, tidak lupa aksesoris yang ia gunakan.
"Tadi aku menaruh pisau disini, kau melihatnya tidak?"
Karin menoleh, menemukan pisau yang baru di cuci oleh Yoongi masih berada di dalam wasstafel. "Disini, kau meninggalkannya"
"Ah benar, aku lupa"
_______________________________
TBC
maaf karena buat kalian nunggu lama, di real life lumayan sibuk jadi gasempat nulis, maaf kalau chapter ini lumayan pendek
tapi aku bakalan double update karena besok ada acara kampus jadi gasempat update
sambil nunggu aku update ninggalin jejak dulu sebelum chapter selanjutnya
oke goodnight dear
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny || JJK [END]
FanfictionHidupnya terlalu fokus pada apa yang diinginkan. Mengabaikan semua perkataan orang yang membuatnya jatuh. Karin. Wanita muda yang masuk ke dalam karya tulisnya sendiri. Menganggap semua kejadian itu adalah nyata. Menuduh semua orang membohonginya ka...