"Jangan dulu ih, nena bawel. Kita disini saja, yang ada bukannya liburan malah menemani nena."
"Tapi kita sudah disini beberapa hari, masa tidak jenguk nena."
"Lusa saja, saat akan kembali ke Korea."
"Yasudah, aku ikut saja."
"Begitu dong sejak tadi, ayo."
Karin menarik lengan suaminya untuk keluar dari vila. Vila yang merupakan hadiah pernikahan dari nenek Karin. Mereka sudah dua hari tiba di Bali. Karin memohon pada suaminya agar mereka bisa beristirahat sebentar dari hiruk pikuk kota yang membuat keduanya tidak bisa bernafas dengan tenang.
Karin rasa mereka butuh ruang sejenak untuk berpikir jernih sebelum menyelesaikan semua masalah yang ada. Lebih tepatnya setelah kejadian malam itu, usai pihak berwajib memutuskan bahwa Jungkook tidak bersalah dan rekan kerja yang selama ini ia percayai itu mengkhianatinya baik-baik saja. Jungkook tidak bisa fokus lagi dengan semua yang ia lakukan.
Selama di Bali mereka menghabiskan waktu dengan vakum dari media sosial. Melakukan hal-hal sederhana yang dapat menyegarkan pikiran keduanya. Jogging setiap pagi dan sore. Mengonsumsi makanan sehat yang mereka masak berdua. Berjalan-jalan santai di pinggiran pantai. Menghabiskan waktu membaca buku dan bermain game sederhana. Menyusun puzzle bahkan melukis. Walau bukan hobi keduanya, hal-hal tersebut dapat membantu mengembalikan energi positif untuk mereka berdua.
"Enaknya nanti siang kita makan apa ya?" tanya Karin membuka topik pembicaraan. Walau sudah melakukan semua hal, suaminya tetap lebih memilih diam dan tak banyak bicara seperti sebelumnya. Kejadian malam itu benar-benar membuatnya trauma. Jungkook tidak bisa mempercayai siapapun lagi setelahnya. Tidak jarang Karin menjadi sasaran untuk trust issues nya.
"Aku sedang ingin makan spaghetti, bagaimana denganmu?"
Jungkook hanya mengangguk.
"Tidak ingin yang lain? Katakan saja, nanti kita beli bahannya dulu di minimarket terdekat."
"Aku ikut saja."
"Yasudah jika begitu."
Perjalanan pulang yang mereka tempuh masih terlalu jauh. Karin mulai merasa tidak enak badan. Jogging yang mereka lakukan terlalu lama dan jauh untuk seorang ibu hamil. Harusnya ia menyudahinya sebelum mereka pergi terlalu jauh. Beberapa hari ini ia cukup kuat melakukannya sehingga ia mengira bahwa tidak akan terjadi apa-apa jika mereka melakukannya lebih jauh.
Karin menghentikan langkahnya. Memegang kepala dan perutnya secara bersamaan sebelum akhirnya ambruk sebelum memanggil sang suami yang sudah jalan terlebih dahulu.
Jungkook membalikkan tubuhnya usai rungunya mendengar sesuatu yang jatuh. Dengan cepat menghampiri sang istri yang telah tergeletak tak berdaya di atas jalanan tanah yang mereka lalui. Membawa tubuh Karin diatas gendongannya.
Sialnya vila mereka masih terlalu jauh dari tempat mereka berada sekarang. Rumah sakit juga tidak kalah jauhnya.
Satu mobil Pajero putih mendekat ke arahnya, membuat langkah Jungkook terhenti. Kaca mobil terbuka dan menampilkan sosok pria sebaya dirinya menawarkan bantuan. Jungkook mengiyakan, ia memang butuh bantuan untuk kembali ke vila dengan cepat.
Rumah sakit di negara istrinya memiliki sejumlah administrasi yang harus disediakan. Ia tak paham akan hal tersebut. Membawa sang istri untuk pulang ke vila adalah satu hal yang tepat menurutnya.
Selama perjalanan, pria itu banyak mengeluarkan topik dan mengajak Jungkook untuk membahas tentang istrinya. Karin masih tidak sadarkan diri di atas pangkuan Jungkook. Mereka duduk di jok tengah agar Karinnya lebih nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny || JJK [END]
Fiksi PenggemarHidupnya terlalu fokus pada apa yang diinginkan. Mengabaikan semua perkataan orang yang membuatnya jatuh. Karin. Wanita muda yang masuk ke dalam karya tulisnya sendiri. Menganggap semua kejadian itu adalah nyata. Menuduh semua orang membohonginya ka...