Note:
Ceritanya cuman sepotong-potong biar ga terlalu banyak part nantinya. Chapter ini 2400+ kata karena lumayan banyak hari yang dimasukkan.________________________________
________________________________.
.
.
."Bu, aku harus apa?"
"Perjuangkan jika kau memang yakin untuk bersamanya, nak"
"Tidak semudah itu bu, kami berbeda"
Sang ibu menunduk, memperhatikan putranya yang masih setia memeluknya sambil berbaring. Sudah lima belas menit Jungkook membahas tentang hubungannya dengan Karin. Ia masih bingung dengan semuanya. Mulai dari perbedaan itu hingga restu ayah Karin yang tak kunjung ia dapatkan.
"Kau sudah dewasa sayang, sudah tahu bagaimana harus memilih, mana yang baik dan tidak untuk dirimu sendiri."
"Aku tahu, bu"
"Tidak masalah, coba saja dulu, kau juga tidak agamis dalam agama kita bukan? Cari maknanya sendiri, mungkin memang jalanmu disana"
"Bu..."
"Ibu mendukung apapun yang kau lakukan selama itu tidak merugikan dirimu sendiri dan oranglain"
"Bagaimana dengan ayah? Ayah hingga sekarang tidak ingin berbicara denganku"
"Nanti ibu kasih pengertian, kau tenang saja. Fokus saja dengan perkembangan hubungan kalian, kau tidak akan meninggalkannya lagi kan?"
Jungkook menggeleng kuat. Dua tahun sudah membuatnya frustasi dengan ketidakhadiran Karin di hidupnya. Bagaimana jika selamanya ia akan kehilangan wanita itu.
"Yasudah perjuangkan, Karin tidak mungkin kau sia-siakan begitu saja bukan? Kalau sempat kau menyakitinya lagi ibu tidak akan berbicara lagi denganmu"
"Bu?"
"Iya"
"Aku sayang ibu" Jungkook mengeratkan pelukannya. Masih berbaring sambil memeluk pinggang sang ibu. Memanjakan dirinya sebelum mencoba lagi semua perjuangannya.
*****
"Besok saja bagaimana?"
"Maaf kook, aku tidak bisa" tolak Karin setelah Jungkook mengajaknya untuk menikmati sunset besok hari.
"Mau kemana memang?"
"Mau ikut perayaan idul fitri"
"Perayaan apa itu?"
"Acara keagamaan gitu"
"Boleh aku ikut?"
"Eh?"
"Tidak boleh, ya?"
"Boleh kok, tapi kau harus menggunakan pakaian yang tertutup"
"Oke siap!!'
"Semangat sekali, Kook?"
"Ini pertama kali, tentu saja aku bersemangat"
"Baiklah aku akan menjemputmu besok""Tidak usah, biar aku saja, tempatnya dekat dengan rumahmu"
"Baiklah, sampai jumpa besok pagi Karin!!"
Jungkook menghilang dibalik pintu, meninggalkan Karin dengan euphoria di hatinya.
Baiklah Karin jangan kesenangan dulu, dia pergi bukan untuk ucap kalimat syahadat, dia hanya penasaran. Mari kembali bernafas dengan tenang.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny || JJK [END]
FanfictionHidupnya terlalu fokus pada apa yang diinginkan. Mengabaikan semua perkataan orang yang membuatnya jatuh. Karin. Wanita muda yang masuk ke dalam karya tulisnya sendiri. Menganggap semua kejadian itu adalah nyata. Menuduh semua orang membohonginya ka...