"Ini" Karin menyodorkan gelas berisi coklat hangat pada Jungkook. Mengambil bantal sofa lalu ikut duduk disamping Jungkook. Menatap layar televisi yang tidak menyala. Menampilkan wujud tubuhnya dan Jungkook yang memandang ke arahnya.Suasana menjadi hening sejak Karin dan Jungkook masuk kedalam apartment Karin. Tempat yang paling dekat dari Namsan Tower. Mereka harus bergegas menghangatkan diri setelah Jungkook memberikan tanda-tanda bahwa ia sudah flu.
Satu tangan mendarat lembut diatas pundak Karin, menarik tubuhnya mendekat dengan siempunya tangan dengan balutan selimut yang tiba-tiba saja menyelimuti tubuhnya.
Karin tersentak setelah Jungkook membagi selimut yang Karin berikan sebelumnya, menggantung sempurna di pundaknya. Memeluknya dari belakang dengan tangan lainnya ia gunakan untuk menggenggam gelas.
"Kau juga harus tetap hangat"
Karin tidak merespon apapun. Hanya membiarkan apa yang dilakukan pria itu padanya asal masih berada ditahap normal. Dirinya masih bergelut dengan semua pertanyaan yang tidak berani ia tanyakan. Gengsi lebih tepatnya.
"Kenapa berbohong, mengatakan Nathan dan kau berkencan?"
Wanita itu bergeming. Tidak mendengar ucapan Jungkook sama sekali.
"Karin?" Jungkook menepuk pelan pundak Karin hingga wanita itu merespon panggilannya.
"Iya?"
"Kau tidak mendengarku?"
"Kau bicara padaku?"
"Tidak, aku bicara dengan dinding"
"Ouh oke"
"Ada yang ingin kau tanyakan?"
Karin menggeleng pelan. Tidak menoleh sedikitpun pada Jungkook yang sudah menatapnya sejak awal.
"Baiklah, biarkan aku yang bertanya jika begitu"
"Kenapa berbohong, mengatakan Nathan dan kau berkencan?" Jungkook mengulangi pertanyaan pertamanya."Kau yang bertanya waktu itu, jadi aku mengiyakan"
"Hanya itu?"
"Eum"
"Bagaimana kau bisa mengetahui aku berbohong?"Jungkook tersenyum hangat saat Karin menoleh padanya, gigi kelincinya mendarat dengan manis diwajahnya.
"Nathan yang memberitahuku"
"Bohong, Nathan tidak menyukaimu, bagaimana dia mau memberitahumu"
Jungkook tertawa kecil melihat ekspresi wajah Karin yang berubah tidak percaya dengan ucapannya.
"Mau lihat buktinya?"
Jungkook menaruh gelas minumnya diatas meja, merongoh saku celananya, mengambil ponsel miliknya untuk membuktikan bahwa ucapannya benar.
Benar adanya. Nathan memberitahu Jungkook bahwa mereka tidak memiliki hubungan spesial seperti apa yang ada dipikiran Jungkook sebelumnya.
"Tapi—"
"Jadi gimana? masih mau berbohong?"
"Apanya, siapa juga yang bohong"
"Kau"
Karin mendorong tangan Jungkook dari bahunya. Menjauhkan tubuhnya dari Jungkook.
"Kenapa?"
"Aku tidak ingin menjadi perusak hubungan oranglain"
Jungkook mengerutkan keningnya bingung. Tidak paham dengan kalimat yang Karin lontarkan.
"Jangan pura-pura lupa, Kook."
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny || JJK [END]
FanfictionHidupnya terlalu fokus pada apa yang diinginkan. Mengabaikan semua perkataan orang yang membuatnya jatuh. Karin. Wanita muda yang masuk ke dalam karya tulisnya sendiri. Menganggap semua kejadian itu adalah nyata. Menuduh semua orang membohonginya ka...