| BTLYM - 03|

19.7K 1.1K 85
                                    

Zayn harus menahan kekesalannya terhadap Ethan, ketika pria itu menelponnya dan meminta Zayn untuk pergi ke kampus Claire—menjemput gadis itu. Yang lebih membuat kesal, Ethan sudah mematikan panggilan sebelum Zayn menjawabnya.

"Zayn, Daddy minta tolong jemput Claire di kampusnya. Ajak dia ikut bersamamu ke rumah Mommy Victoria. Daddy tidak bisa menjemput Claire karena kami sudah di rumah Mommy Victoria."

Sekiranya itu yang sempat Ethan katakan. Jadi sekarang mau tidak mau Zayn harus menjemput gadis itu. Tentu dengan perasaan terpaksa. Sudah hampir satu jam Zayn dan Samantha menunggu di mobil. Mencari-cari keberadaan Claire yang tidak terlihat.

"Zayn apa tidak sebaiknya hubungi adikmu saja? Dari pada kita harus menunggu seperti ini?" Samantha menatap Zayn dalam. "Kita tidak tahu di mana Claire kalau mencarinya hanya dari mobil?"

Zayn menghembuskan napas kasar, menoleh pada Samantha. "Kau tunggu saja di mobil." kata Zayn sambil melepaskan seatbeltnya. Turun dari mobil untuk mencari Claire.

Zayn mencari-cari dengan wajah yang datar, dua tangannya di masukan ke dalam saku celana. Mengabaikan tatapan kaum wanita yang tertuju kepadanya. Bahkan ia acuh ketika ada seseorang menyapanya begitu ramah. Tidak peduli bila dirinya di anggap sombong.

Zayn terus mencari keberadaan Claire. Sampai pada akhirnya matanya melihat sosok Claire yang sedang duduk dengan kuas di tangan gadis itu. Tanpa sepatah katapun, Zayn menghampiri Claire—meraih lengan gadis itu secara tiba-tiba, mengejutkan Claire dengan tatapan terbelalak.

"Zayn?!" Claire mencicit pelan. "Apa yang kau lakukan di sini?"

"Pulang!" Zayn hanya berkata seadanya.

Claire mengernyitkan dahinya, kebingungan.

Zayn menggeram saat Claire hanya diam saja dengan tatapan yang polos—wajahnya terlihat bingung. Menambah kekesalan pada Zayn, pria itu lalu menarik Claire hingga berdiri dari duduknya. Membawa gadis itu pergi dari pameran.

"Zayn mau kemana? Aku belum selesai." Claire menahan tangan Zayn. Kepalanya menggeleng pelan, "Zayn lepaskan!"

Zayn menghempaskan tangan Claire kasar. "Ikut saja jangan banyak bicara." kata Zayn ketus. "Jangan membuatku kesusahan karena ini!"

Claire terperangah, benar-benar tidak mengerti. "Kesusahan?" ulang Claire tidak paham. "Aku tidak mengerti Zayn. Kalau kau merasa kesusahan untuk apa kau ada di sini? Menarik tanganku secara tiba-tiba lalu menyeretku dari pameran. Bisa tolong jelaskan padaku, kesusahan bagaimana maksudmu?"

"Kau memang menyusahkan Claire!" Zayn menatap Claire tajam. "Daddy memintaku menjemputmu dan membawamu bersamaku ke rumah Mommy Victoria. Sampai sini kau paham?"

"Tidak!" Claire menggeleng-gelengkan kepalanya. "Aku tidak paham Zayn. Kalau memang kau merasa aku menyusahkanmu seharusnya kau bisa menolak Daddy. Seperti yang kau lakukan pagi tadi?" ucap Claire membalas tatapan Zayn.

Shit ...

Zayn mengeraskan rahangnya, tatapan matanya semakin tajam menatap Claire. Tanpa pedulikan bagaimana Claire—menarik tangan gadis itu dengan menyeretnya secara paksa. Di saksikan oleh banyak mata yang melihat mereka.

"Zayn lepas!" Clair meronta memukul lengan Zayn. "Zayn!!" tambahnya memekik berharap Zayn mau mendengarkan.

Zayn mengabaikan—membuka pintu mobilnya kemudian mendorong gadis itu masuk ke mobil, menguncinya hingga Claire tidak bisa keluar. Ia menyusul ke dalam tidak lama setelahnya.

Niat Claire adalah memaki Zayn, meluapkan kemarahannya karena pria itu sudah membawa Claire secara paksa. Namun urung ketika pandangan matanya melihat Samantha sedang duduk di kursi paling depan.

Between The Lines You & MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang