| Epilog |

18.5K 648 27
                                    

Anyway, Destiny sudah bisa di beli via website ya. Mau buku ataupun e-book nya. Buat yang bingung caranya bisa cek di Informasi Destiny yang ada di lapak ini ya ❤️.

***

Zayn bergegas turun dari mobil begitu sudah tiba di mansion. Melangkahkan kakinya tergesa-gesa memasuki mansion. Beberapa saat yang lalu Zayn mendapatkan telepon dari Andrew—pria itu memberitahukan jika Claire tidak sadarkan diri di dalam kamar. Mendapat kabar kurang baik itu, Zayn segera meninggalkan ruang rapat yang sedang berlangsung. Padahal saat itu Zayn sedang bersiap untuk sebuah tender besar. Namun kini ia tidak peduli lagi akan hal itu. Baginya tidak ada yang penting selain wanitanya.

Setibanya di lantai atas Zayn langsung pergi ke kamarnya, di dalam rupanya sudah ada seorang Dokter yang tengah memeriksa kondisi Claire. Memang Zayn meminta Andrew untuk segera menelepon Dokter.

"Bagaimana keadaan Claire?" Zayn bertanya kepada Dokter itu. Beliau salah satu Dokter pribadi Zayn.

Dokter itu tersenyum kecil. "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Istrimu baik-baik saja!" kata Dokter itu.

"Kau yakin?" balas Zayn menatap Dokternya lekat.

Dokter paruh baya itu mengangguk. "Ya, hal seperti ini kerap sering terjadi kepada wanita hamil." ia menyunggingkan senyum. "Penyebab Claire tidak sadarkan diri karena kondisinya yang kurang sehat. Sebenarnya ada yang ingin aku tanyakan!"

"Ya, tanyakan saja." Zayn menyahut.

"Sebelumnya apa Claire pernah keguguran?" Dokter itu menatap Zayn lekat.

Zayn mengangguk pelan. "Ya, beberapa bulan yang lalu Claire pernah keguguran."

Dokter itu melirik Claire sekilas. Lalu kembali menatap Zayn. "Apa yang menjadi penyebab Claire keguguran?"

"Aku kurang tahu. Tapi kalau tidak salah karena Claire terjatuh!" ucap Zayn kebingungan. "Sebenarnya ada apa Uncle? Bisa tolong langsung pada intinya saja?"

"Zayn saat ini Claire sedang hamil. Tapi karena benturan yang pernah terjadi membuat kandungannya melemah." kata Dokter itu. Sebenarnya sang Dokter masih salah satu keluarga dari Sylvester.

Zayn mengusap wajahnya kasar. Mengetahui wanitanya hamil tentu menjadi hal yang membahagiakan. Namun di sisi lain Zayn merasa khawatir—entah. Perasaannya saat ini tidak menentu.

"Claire harus istirahat total selama kehamilannya. Hanya sampai kandungannya kuat." lanjut Dokternya. "Karena jika tidak, risiko untuk kembali keguguran sangat besar."

"Bayiku bisa bertahan, bukan?" Zayn bertanya dengan lirih.

Dokter itu mengangguk. "Ya, tentu saja. Karena itu Claire diharuskan beristirahat selama kehamilannya. Hanya sampai usia kandungannya memungkinkan, dan janinnya kuat!"

"Baiklah, Uncle!" Zayn menimpali.

"Uncle akan memberikan vitamin dan obat penguat janin." Dokter itu lalu menuliskan beberapa resep obat, seraya memberikannya kepada Zayn. Ia menepuk bahu pria itu pelan. "Jangan khawatir. Semuanya akan baik-baik saja. Jika Ada yang ingin kau tanyakan hubungi saja Uncle!"

Zayn mengangguk-angguk kepalanya. Dia memberikan resep obat yang Dokter berikan kepada Andrew. Meminta pria itu untuk mengantarkan Dokter keluar. Ia mendaratkan bokongnya disisi ranjang sebelah Claire—menatap wajah wanitanya yang masih belum sadar. Lalu tatapan Zayn beralih menatap ke arah perut rata Claire di sana sedang tumbuh bukti cintanya bersama Claire. Sesuatu membuncah dalam dirinya, ada kebahagiaan yang tidak mampu Zayn jelaskan.

Tangan Zayn bergerak menyentuh perut rata Claire. Tanpa sadar kedua matanya berkaca-kaca. Terima kasih sudah hadir di antara kami berdua. Aku sangat mencintaimu. Tolong bertahan dan menjadi kuat sampai tiba waktunya untukmu bertemu dengan kami. batin Zayn monolog. Ia menggerakkan tangannya mengusap perut Claire lembut.

Between The Lines You & MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang