| BTLYM - Flashback |

16.2K 991 61
                                    

13 Tahun Yang Lalu.

Ethan baru saja beranjak dari ruang kerjanya. Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, sudah hampir larut. Jadi Ethan memutuskan untuk beristirahat di kamar karena memang pekerjannya telah selesai semua. Melangkahkan kakinya menuju kamar—Ethan terdiam dengan tatapan memicing. Ia membeku melihat putranya sedang berdiri di kamar Claire—di jam 11 malam. Mengurung niatnya untuk ke kamar, Ethan menghampiri Zayn dengan langkah pelan.

"Zayn?!" panggil Ethan pelan. "Apa yang sedang kau lakukan di sini?"

Zayn menoleh pada Ethan. "Melihat Claire tidur!"

"Ini sudah malam, waktunya kau istirahat." Ethan merangkul Zayn. "Jangan ganggu Claire, Zayn. Dia sedang tidur!" tambahnya sambil mengajak Zayn untuk meninggalkan kamar Claire. Namun Zayn malah menghempaskan tangannya.

"Aku tidak mau kemana-mana. Aku mau di sini, melihat Claire." tutur Zayn datar.

"Zayn..."

Zayn menggeleng pelan. Tatapannya menajam pada Ethan. "Daddy jangan berisik. Nanti Claire bangun." sela Zayn pada Ethan.

"Ayo keluar Zayn." ajak Ethan meraih tangan Zayn. "Zayn besok kau sekolah."

Zayn menepis tangan Ethan kasar. "Aku masih mau di sini." ucap Zayn bersikukuh. "Daddy saja yang keluar!"

Ethan menaikan sebelah alisnya. Menatap Zayn kebingungan—cara Zayn menatap Claire begitu dalam. Beda dari biasanya.

"Daddy, aku tidak suka lihat Claire dekat-dekat dengan Alvaro." Zayn berucap dengan nada ketus. "Seharusnya Claire tidak dekat-dekat pada Alvaro. Claire itu punya Zayn, jadi Claire hanya boleh dekat-dekat Zayn saja, bukan yang lain!"

"Zayn apa yang kau bicarakan!?"

"Aku sayang Claire, Dad. Claire punya Zayn."

Tersenyum, Ethan mengusap kepala Zayn pelan. "Ya, kau memang harus sayang Claire. Bagaimanapun dia adikmu!"

Zayn menoleh—menajamkan matanya pada Ethan. "Bukan sayang karena adik Dad. Tapi karena aku sayang. Dad Claire punya Zayn, bukan Alvaro."

"Zayn, Claire adikmu."

"Bukan, Claire bukan adikku."

Ethan meneguk salivanya, jantungnya berdegup kencang. "Zayn dengarkan Daddy." Ethan meraih bahu Zayn, menghadapkan putranya itu padanya. "Claire tidak punya siapa-siapa. Jangan bicara seperti ini lagi, kalau Mommy tahu. Dia pasti akan marah."

"Kenapa marah?"

"Karena kalian Adik Kakak. Lagipula usiamu baru 10 Tahun, kau seharusnya fokus sekolah."

Zayn menepis tangan Ethan dari bahunya. "Claire punyaku, Daddy." geram Zayn kesal. "Kami bukan Kakak Adik."

"Zayn..."

"Aku mau Claire. Daddy, Claire harus jadi punyaku. Tidak boleh yang lain!"

"Kau harus sekolah yang benar Zayn. Kau harus fokus pada hidupmu." ucap Ethan pada Zayn.

"Aku akan fokus. Asal Claire jadi punya Zayn. Daddy tidak bolehkan Claire dekat-dekat Alvaro lagi." sahut Zayn menatap Ethan sangat lekat. "Daddy harus janji."

"Zayn bukankah kau tidak menyukai Claire? Kau tidak suka bukan, kenapa..."

Zayn geleng-geleng cepat. "Suka, aku suka Claire. Dulu aku memang tidak suka. Tapi sekarang aku suka Claire!" tukas Zayn menyela pada Ethan.

Ethan terdiam, tubuhnya terpaku. "Zayn..."

"Aku tidak pernah meminta apapun padamu Dad. Aku hanya ingin Claire. Ini permintaanku!" Zayn menyela, ia terdengar bersungguh-sungguh. "Please, Dad, I just want Claire."

Between The Lines You & MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang