| BTLYM - 38 |

13K 930 45
                                    

Selamat tahun 2022 ❤️.

Semoga 2022 memberikan harapan baik dan kebahagiaan ya 🥰.

Happy Reading ❤️

Zayn berdiri di dekat kolam renang. Matanya bergerak mencari-cari keberadaan Claire. Ia di beritahu oleh Andrew jika Claire datang dan ingin bertemu dengannya. Itu mengapa Zayn sampai harus lari demi untuk menemuinya.

Namun begitu tiba di kolam. Zayn tidak menemukan siapa-siapa. Tangannya terkepal kuat, napasnya memburu dengan mata yang tajam.

Zayn menghembuskan napas kasar. Kecewa ketika tidak jadi bertemu dengan Claire yang selama ini Zayn rindukan. Mengetahui Claire datang, Zayn tanpa berlama-lama langsung berlari ke kolam renang. Tidak peduli jika ia sedang memeriksa berkas untuk rapat lusa.

"An..." ucapan Zayn terhenti, bibirnya terkatup rapat ketika Clairr muncul dari taman kecil yang ada tidak jauh dari kolam renang. Jantungnya berdegup kencang—kedua matanya terasa panas menatap pada Claire yang berdiri di depan saat ini.

Zayn bahkan sampai tidak tahu harus berkata apa. Dia terlalu terkejut melihatnya ada di mansion. Terasa seperti mimpi—tanpa sadar Zayn melangkah maju. Meraih tubuh Claire ke dalam pelukan Zayn—ia mendekapnya sangat erat.

Sedangkan Claire hanya mampu diam dengan mata yang terpejam. Rasanya masih sama seperti sebelumnya, hangat dan begitu menenangkan. Tanpa sadar tangannya mulai naik—melingkar di punggung tegap milik Zayn—membalas pelukannya.

Zayn mengurai pelukannya. Menatap wajah cantik yang selalu ia rindukan setiap saatnya.

"Aku mau bicara sebentar, apa kita bisa bicara?"

"Tentu saja!" Zayn mengangguk-angguk. Meraih tangan Claire membawanya duduk di ayunan yang ada dekat kolam.

Claire sengaja datang untuk memberitahukan Zayn tentang keputusan. Merasa sudah saatnya memberitahu Zayn. Jangan bertanya mengenai maaf, karena sejujurnya Claire sudah memaafkan Zayn. Untuk kesempatan Claire masih mencoba meyakinkan diri.

"Claire?" Zayn menatap Claire dalam. "Are you oke? Kau mau bicara apa? Apakah soal keputusanmu?"

Claire mengangguk. "Hm!"

"Kau sudah yakin?" Zayn menyahut memastikan. Sejujurnya Zayn penasaran. Namun di sisi lain Zayn merasa cemas—takut keputusan Claire tidak seperti yang ia inginkan.

Claire menggigit bibir bawahnya. Kepalanya tertunduk—tangannya yang tidak di genggam oleh Zayn mengepal.

"Claire tidak perlu secepat ini. Jika kau masih membutuhkan waktu tidak apa. Aku akan bersabar." Zayn mengelus punggung tangan Claire.

"Aku sudah yakin!" Claire mendongak, menatap Zayn. "Karena itu aku ada di sini."

Zayn menatap wajah Claire dalam. Hatinya lega melihat wanitanya ada di depannya. Kerinduannya seakan sirna begitu melihat Claire ada di mansion. Walau tidak menampik Zayn juga begitu takut sekarang ini.

"Zayn kau sudah berjanji padaku. Kalau aku tidak bisa memberikan kesempatan. Kau tidak akan memaksaku menerimamu..." Claire membalas tatapan Zayn. "Dan kau akan pergi jika aku tidak mau!" sambung Claire pelan.

Terdiam, jantung Zayn berpacu semakin cepat. Kepalanya mengangguk meng-iyakan. "Ya, tentu!"

"Zayn aku..."

"Sebentar!" Zayn menyela cepat. Dia melepaskan genggamannya pada Claire—berdiri dari duduknya dengan tubuh yang gelisah. "Sebentar Claire."

"Ada apa?" Claire mengernyitkan dahinya.

Between The Lines You & MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang