| BTLYM - 42 |

10.6K 735 25
                                    

Hey? Apa kabar semuanya, semoga sehat selalu ya. Jangan lupa untuk tetap patuhi protokol kesehatan ya. Stay safe, stay healthy ❤️.

Ada yang masih nunggu? Maaf ya kalau akhir-akhir ini Updatenya lama hehe. Aku sudah selesai revisi Destiny dan Alhamdulillah tanggal 4 kemarin sudah masuk ke penerbit yeeay 💃. Jangan lupa nabung ya ❤️. Karena versi Wattpad dan bukunya lumayan beda, ada alur yang aku ubah. Ada chapter yang nggak ada di Wattpad🙈.

Udah, kepanjangan nanti hehe. Jangan lupa vote dan komentar ya ❤️.

Happy Reading ❤️.

Satu minggu sudah berlalu. Sekarang ini Claire sedang ada di butik bersama Ava untuk mencoba gaun pernikahannya. Rupanya bukan hanya Ava yang menemani Claire. Tetapi juga Ethan, pria itu datang dari kantor menyusul ke butik hanya untuk menemani Claire.

Claire di bantu oleh Ava dan seseorang dari Sarah memakaikan gaunnya. Dia menatap pantulan dirinya di cermin-termenung melihat betapa indahnya gaun yang di buat oleh Sarah. Dan begitu pas di tubuhnya.

"Kau cantik sekali, sayang!" Ava menatap Claire di cermin. Kedua matanya berkaca-kaca. "Mommy tidak menyangka kau akan segera menjadi istri, Zayn."

Claire mengerucutkan bibirnya. Tubuhnya berbalik menghadap Ava. "Mommy, jangan bersedih!"

"Ini kebahagiaan." Ava menangkup wajah Claire. "Kau sudah besar, Claire."

"Mom..." Claire menatap Ava lirih. "Aku tetap menjadi putrimu, kan?" tambahnya.

"Tentu saja. Sampai kapan pun kau akan tetap menjadi putriku!" Ava tersenyum tipis. "Sekali pun kau akan menjadi milik orang lain."

Claire melebarkan senyumnya. Dia memeluk tubuh Ava erat. Rasa sayangnya pada Ava sangat besar. Sejujurnya Claire bisa merasakan kesedihan Ava. Entah karena mereka sedekat itu, atau karena memang ikatan mereka yang begitu kuat sehingga Claire amat begitu sedih hanya karena melihat Ava berkaca-kaca.

"Bagaimana? Kau merasa cocok dengan gaunnya?" Ava melepaskan pelukannya. "Kau benar-benar cantik dan indah memakai gaun ini."

"Benarkah?" Claire tersipu malu.

Ava menganggukkan kepalanya. "Jangan lupa ambil foto dan kirim ke Zayn. Mommy yakin Zayn pasti penasaran dan akan setuju dengan Mommy." ucap Ava tersenyum.

Claire meraih ponselnya dari dalam tas. Memotret dirinya di hadapan cermin-mengirimkannya kepada Zayn. Ia mengulum bibir bawahnya hanya karena melihat pesan yang ia kirimkan untuk Zayn. Pria itu tidak bisa datang dikarenakan adanya rapat penting yang tidak bisa ditinggalkan. Jadi nanti setelah rapatnya selesai Zayn akan langsung datang ke sini sendiri.

TOK! TOK!

"Boleh Daddy masuk?" Ethan mengetuk pintu pelan. Meminta izin sebelum masuk ke dalam private room.

Ava berjalan kearah pintu, membukanya dan mempersilakan Ethan untuk masuk. "Lihat, putri kita sangat cantik." ucap Ava mengulas senyum.

Ethan menatap Claire. "Cantik sekali." imbuh Ethan dengan seulas senyum.

Claire tersipu, ia berbalik. "Daddy dan Mommy jangan memujiku terus. Aku malu!" tukas Claire pelan.

"Kami memujimu karena kau memang cantik. Baru mencoba gaunnya saja sudah secantik ini, apalagi nanti?" Ava menyahut, senyumnya tidak pernah hilang.

Claire tersenyum malu-malu. Dia sangat menyukai gaunnya. Padahal gaun ini belum sepenuhnya selesai-masih harus melalui proses yang panjang. Namun hasilnya sudah membuat Claire puas.

Between The Lines You & MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang