| BTLYM - 14 |

17.9K 1K 79
                                    

Kepala Ava pening memikirkan perkataan Zayn, pengakuan Zayn masih menjadi hal yang mengejutkan. Jangan bertanya apakah Ava kecewa atau tidak, karena jawabannya adalah tidak. Mereka berdua adalah anak-anaknya. Ia tidak akan menyalahkan, Zayn berhak mencintai siapa saja. Termasuk mencintai Claire. Hanya saja—ia tidak menduganya. Selama ini yang Ava tahu Zayn tidak suka Claire, membenci Claire secara terang-terangan. Lalu beberapa saat lalu Zayn mengakui perasaannya. Ibu mana yang tidak akan kaget?

Terlebih Ethan, suaminya itu sudah tahu hal ini. Tetapi tidak mengatakan apa-apa pada Ava. Mengapa Ethan menyembunyikannya? Kenapa Ethan tidak memberitahu Ava. Kepala Ava tertunduk memandang lengan kekar milik suaminya—memejamkan matanya merasakan hangatnya kecupan Ethan di tengkuknya.

"Sedang apa?!" tanya Ethan lembut. Dia membalikkan tubuh Ava, menatap istrinya lekat. "Hey kenapa menangis? Kau sedih karena Claire sudah meninggalkan rumah?"

Ava menggeleng pelan, ia mengadah menatap Ethan. "Bukan itu, ada hal lain yang membuatku sedih, Ethan!" kata Ava serak.

"Apa itu?" balas Ethan penasaran.

"Ethan kenapa kau tidak memberitahuku kalau selama ini Zayn mencintai Claire?" tutur Ava to the point. Menatap Ethan lekat. "Kenapa harus menyembunyikannya dariku? Kau tahu kalau Zayn menginginkan Claire, kan?!"

"Zayn sudah memberitahumu?"

"Ya, sepulang dari Apartemen Claire, aku memutuskan untuk pergi menemui Zayn. Aku datang ke sana, lalu karena penasaran aku bertanya tentang alasan kenapa Zayn membenci Claire." Ava berjalan melewati Ethan. Mendaratkan bokongnya di sofa. "Dan Zayn memberitahuku semuanya, kenapa kau menyembunyikannya?"

"Aku tidak berniat menyembunyikannya darimu." ucap Ethan berjalan menghampiri Ava. "Aku hanya takut mengecewakanmu. Kau sangat menyayangi Claire, ini bukan hal yang mudah Ava. Putraku mencintai Putri kita. Awalnya aku terkejut. Aku sadar kalau Zayn tertarik pada Claire."

"Sejak kapan?"

Ethan ikut duduk di sebelah Ava, menghadap Ava. "Sejak Zayn dan Claire berusia Sepuluh Tahun!"

"Sudah lama sekali?!" Ava bergumam lemas. "Dan kau tetap menyembunyikannya."

"Aku berpikir kalau Zayn tidak pernah serius. Saat itu mereka baru tumbuh menjadi remaja. Kau pikir aku bisa langsung mempercayainya? Ya walau aku tahu setertarik apa Zayn pada Claire. Aku tidak tahu kalau Zayn seserius ini." kata Ethan terdengar lelah. "Di usia mereka ke Tujuh Belas, aku tidak lagi melihat Zayn setertarik itu pada Claire. Yang aku lihat hanya tatapan kebencian. Dan aku merasa tidak perlu aku memberitahumu karena itu sudah berlalu."

"Tapi sekarang Zayn mencintai Claire, Zayn menginginkan Claire, Ethan!"

"Ya, aku tahu. Zayn sangat menginginkan Claire dari usianya Sepuluh Tahun. Tapi setelah bertahun-tahun aku tidak melihat keinginan itu lagi!"

"Ya Tuhan!" Ava menangis, menangkup wajahnya dengan dua tangannya.

"Zayn bukan hanya ingin memiliki. Tapi Zayn terobsesi pada Claire, Ava!" kata Ethan pelan. "Aku tahu segalanya Ava. Bahkan saat Zayn berada di LA. Meskipun Zayn membenci Claire, aku tahu dia meminta seseorang untuk memberikan informasi setiap hal mengenai Claire. Walau di LA, Zayn tetap tahu apa saja yang di lakukan Claire. Karena itu ... Samantha, aku memintanya untuk mendekati Zayn."

"Apalagi ini, Ethan?!" Ava menatap Ethan tidak percaya. Mengapa suami dan putranya bisa kompak memberikan kejutan ini pada Ava.

"Aku membayar Samantha untuk mendekati Zayn. Hingga mereka menjalin hubungan, sampai saat ini."

"Zayn tahu soal ini?"

Ethan mengangkat bahunya acuh. "Aku tidak tahu..." Ethan menjeda, menatap Ava lekat. "Tapi sepertinya Zayn sudah tahu." sambung Ethan pada Ava.

Between The Lines You & MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang