| BTLYM - 36 |

13.6K 923 64
                                    

"Saat kau menghinaku dengan sebutan murahan. Aku tetap diam dan menerimanya karena aku mengakui hal itu. Dan aku sadar atas kesalahanku..." Claire menjeda, menghembuskan napas panjang. "Salahku karena bersama Zayn kekasihmu. Kau marah kepadaku karena merasa aku merebut Zayn. Padahal kau tahu ... aku tidak melakukannya. Kau melakukan tindakan di luar batas karena merasa marah Zayn tidak memilihmu dan melampiaskannya padaku. Kemarahanmu menghilangkan nyawa yang tidak berdosa." lanjut Claire bergetar.

"Kau pikir aku tahu kalau kau sedang hamil? Aku bahkan tidak tahu apa-apa!"

"Paling tidak kau bisa bersimpati pada orang yang memohon pertolongan kepadamu." pekik Claire mengepalkan tangannya kuat. "Seandainya kau menolongku, membawaku ke rumah sakit. Mungkin ... aku tidak akan keguguran dan bayiku dengan Zayn bisa di selamatkan."

Zayn mengayunkan kakinya menghampiri Claire—menyentuh kedua bahunya—saat menyadari jika Claire mulai tidak terkendalikan.

"Apa aku harus bersimpati pada wanita yang merebut kebahagiaan wanita lain?"

Claire menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kau sakit jiwa!" teriak Claire terisak.

"Claire kendalikan dirimu!" Zayn berbisik pelan.

Claire menghempaskan tangan Zayn dari bahunya—membalikkan tubuhnya seraya melayangkan tamparan pada wajah Zayn. "Kau pun bersalah!" isak Claire mengepalkan tangannya yang habis menampar Zayn. "Kalian berdua penyebab hancurnya hidupku. Kalian jahat!"

"Claire..."

"Apa pedulimu kepadaku? Kau sudah membuangku seperti sampah." Claire menyeka air matanya. "Dan kau masih mengatakan I love you, kepadaku? Apa kau amnesia? Lupa jika kau sudah membuangku?"

"Claire dengar..."

"Aku tidak mau mendengarkan apapun lagi darimu, Zayn!" Claire kembali menyela. "Kau ataupun Samantha ... aku tidak akan memaafkan kalian."

"Claire kau sedang marah saat ini. Tolong kendalikan dirimu, kita bi..."

"Aku tidak mau bicara lagi denganmu!" Claire melangkah mundur, menjaga jarak dari Zayn. "Aku membencimu Zayn. Aku membencimu!" teriak Claire kencang hingga urat di sekitaran lehernya bermunculan.

Zayn menatap Claire dalam. Bahunya yang semula tegap langsung melemas. "Kau boleh marah kepadaku." kata Zayn lirih. "Kau juga boleh menamparku sesukamu. Tapi ... tolong jangan pernah membenciku!"

Claire membalikkan tubuhnya kembali menghadap Samantha—mengabaikan Zayn. Tak lama terdengar bunyi nyaring—ia menampar Samantha kencang. "Jangan kau pikir, kau tidak mendapatkan bagianmu." kata Claire ketus.

"Claire, kita bicara berdua. Aku..."

Claire menoleh pada Zayn, menatap Pria itu tajam. "Aku membencimu Zayn. Benar-benar membencimu!" Claire berucap dengan suara yang gemetar. "You said, you love me ... then I replied, I hate you, so much!" Tanpa peduli pada Zayn. Meninggalkan Apartemen dengan napasnya yang tercekat sesak. Isakan lolos dari bibirnya yang gemetar.

Zayn mengepalkan tangannya. Dia tak tinggal diam—berlari menyusul Claire yang sudah tidak terlihat di pandangan matanya. Napasnya memburu dengan jantung yang berdetak lebih cepat.

"Claire?" Zayn berseru, berlari masuk ke dalam lift yang sama dengan Claire.

Claire mengalihkan pandangannya, enggan menatap Zayn.

"Kau pasti bohong, kan? Aku tahu kau tidak akan pernah membenciku." Zayn mengusap pipi Claire lembut. "Jangan bicara seperti itu ... I'm afraid!"

"Apa yang kau takutkan?" Claire menatap Zayn dingin. "Dan apa yang akan kau lakukan jika aku benar-benar membencimu?"

Zayn menatap mata Claire. Hatinya sakit melihat dinginnya sorot mata itu.

Between The Lines You & MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang