| BTLYM - 34 |

13.6K 985 100
                                    

Hi, bantu koreksi yak kalau ada salah. Sejujurnya aku belum pernah hamil (Ya iya, kan belum nikah;(). Jadi koreksi kalau salah ya ❤️.

Happy Reading ❤️.

***

"Maaf, Pak. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin ... tapi janin yang ada di dalam rahim istri anda tidak bisa kami selamatkan. Istri anda keguguran sudah dari beberapa jam yang lalu."

Tubuh Zayn gemetar. Menatap lantai dengan tatapan kosong. Beberapa saat yang lalu dokter mengatakan jika Claire baru saja keguguran. Janin ... bayinya telah pergi bahkan sebelum Zayn mengetahui keberadaannya. Ucapan Dokter itu membuat Zayn sesak melebihi apapun. Rasanya seperti ada tangan tak kasat mata yang meremas jantungnya.

"Tidak," suara Claire bergetar. Ia mendengar semuanya—saat dokter memberitahu Zayn tentang sebuah janin yang gugur. "Tidak mungkin!"

Zayn mengadahkan kepalanya. Menarik napas dalam-dalam—lalu menghelanya kasar. Dia membalikkan tubuhnya ke belakang, menatap Claire dalam. Ia tak tahu jika Claire ada di belakangnya ... mendengarkan ucapan dokter.

"Dokter itu pasti bohongkan, Zayn?" Tertatih, Claire menghampiri Zayn. "Aku tidak hamil. Dokternya pasti salah Zayn. Semalam aku sudah periksa, tapi hasilnya negatif." isak Claire tercekat.

"Claire..."

"Zayn semalam aku sudah mencobanya memakai testpack. Dan hasilnya negatif, dokternya pasti berbohong Zayn." Claire menyela, memegang kedua lengan Zayn erat. "Kau tidak suka di bohongi bukan? Tolong marahi dia karena sudah membohongi kita."

Zayn geleng-geleng pelan. "Bayinya sudah tidak ada!"

"BOHONG!" jerit Claire mendorong Zayn. "Aku tidak hamil Zayn. Dokternya berbohong!"

"Claire, dokter tidak mungkin berbohong."

Claire menyentuh perutnya. "Bayinya tidak ada?" isak Claire luruh ke lantai. Menangis terisak. "Tapi semalam hasilnya aku tidak hamil. Siapa yang berbohong?!"

"Claire..."

"Ini pasti salah!" Claire mendongak menatap Zayn. "Dokternya salah, dia berbohong."

Zayn mengepalkan tangannya. Ia tidak bereaksi sedikitpun, hanya diam menatap Claire dengan tatapan berkaca-kaca.

"Zayn ayo kita pulang. Aku mau lihat testpacknya. Nanti aku akan memperlihatkannya padamu, hasilnya negatif. Aku tidak berbohong!" Claire meraih tangan Zayn—berdiri seraya menyeka air matanya. "Ayo kita pulang. Aku tidak mau di sini, dokternya tidak bisa di percaya karena sudah berbohong."

"Claire aku sudah menyuruh dokter memeriksamu berulang kali. Kau hamil, tapi bayinya sudah tidak ada." kata Zayn kepada Claire.

"Dan kau percaya?" balas Claire ketus. "Semalam aku benar-benar sudah memeriksanya. Aku tidak hamil!"

"Tapi buktinya bayi kita sudah tidak ada." bentak Zayn kepada Claire. Ia mengalihkan pandangannya kearah lain saat sesak itu semakin menghantam dirinya.

Claire terdiam—bibirnya terkatup. Air matanya terus berjatuhan membasahi wajahnya. "Aku mau pulang. Dokternya pasti salah!" Claire bergumam pelan.

"Baiklah, ayo kita pulang. Kita lihat dokter yang salah atau alat testmu itu yang salah." Zayn mengaitkan jemarinya pada jemari Claire. Menarik wanitanya meninggalkan rumah sakit.

Mereka berdua sudah ada di mobil. Saling terdiam dengan pikiran yang sama-sama berkecamuk. Hamil? Apakah setiap alat test kehamilan tidak selalu akurat dalam memberikan hasil? Tapi, semalam Claire benar-benar melihat hasilnya yang menunjukkan garis satu. Sudah banyak yang menggunakan testpack dan hasilnya selalu benar. Bagaimana mungkin dokter bisa mengatakan jika Claire hamil? meski sempat yakin akan hasil semalam. Tapi sekarang mengapa Claire mulai ragu, bagaimana jika dokter yang memeriksanya memang benar?

Between The Lines You & MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang