| BTLYM - 04 |

18.4K 1K 55
                                    

Hi, i'm back. Maaf ya kalau Update nya agak lama hehe. Sempet nggak sreg sama alurnya jadi aku harus hapus dan tulis ulang.

Ini aku baru selesai tulis. Koreksi kalau ada salah/typo ya ❤️.

Boleh minta Vote nya? Vote dan komentar jangan lupa ya ❤️.

Happy Reading ❤️.

***

Keesokan Harinya.

Zayn terbangun dari tidurnya. Duduk bersandar pada kepala ranjang, tatapannya tertuju pada Samantha yang sedang tidur pulas dengan bagian punggung terbuka. Semalam setelah acara mereka menghabiskan waktu bersama. Masih tetap di mansion Victoria karena Zayn di minta untuk menginap oleh David dan Victoria.

Zayn mengulurkan tangannya menyentuh bahu Samantha dengan lembut. Seperkian detik Zayn menjauhkan tangannya dari Samantha, ia turun dari ranjang setelah memakai kembali celananya. Melangkahkan kakinya ke arah jendela seraya memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Memandang pagi yang tidak begitu cerah. Mungkin akan turun hujan hari ini.

Zayn menunduk menatap sebuah tangan yang melingkar di perutnya. Menoleh lewat bahu—Zayn menatap Samantha.

"Goodmorning!" bisik Samantha tersenyum. Dia berjinjit mencium tengkuk Zayn.

"Morning!" Zayn menyahuti.

Samantha melepaskan tangannya dari perut Zayn. Ia berjalan ke hadapan Zayn—melingkarkan tangannya pada leher pria itu. Saling memandang satu sama lain, Samantha mengecup dada Zayn yang bertelanjang dada.

"Aku mencintaimu Zayn!" Samantha bergumam pelan, mengusap-usap tengkuk Zayn dengan mesra. Senyum terukir di wajah cantik Samantha. "I love you!"

Zayn tidak membalas. Melepaskan lengan Samantha dari lehernya. "Pergi bersihkan dirimu, kita akan pulang!" kata Zayn datar.

"Aku akan bersihkan diriku..." Samantha kembali melingkarkan tangannya. "Jawab dulu ungkapan cinta dariku, Zayn!" sambung Samantha dengan nada agak merengek.

"Kau sudah tau perasaanku." Zayn menyahut, menatap Samantha tajam seraya melepaskan kembali tangan wanita itu. Ia beranjak dari hadapan Samantha—memilih untuk ke kamar mandi—membersihkan dirinya.

Samantha tersenyum samar. Zayn memang kekasihnya, tetapi terkadang untuk sekedar mendapatkan kata cinta dari pria itu sangat sulit. Pria itu tidak pernah membalas setiap kali Samantha mengatakan cinta. Meski tidak terlalu peduli—kadang ada rasa ingin mendengarnya.

"Aku mencintaimu Zayn. Dan aku tidak akan melepaskanmu!" Samantha bergumam pelan. Memandang ke arah pintu kamar mandi, seraya menghempaskan tubuhnya yang hanya tertutup sebuah kaus kebesaran milik Zayn ke sofa. Menunggu giliran untuk membersihkan dirinya dari sisa-sisa semalam bersama pria itu. Zayn itu tampan, hidungnya mancung dan bulu matanya sangat lentik—juga panas. Pria itu perfect nyaris mendekati sempurna. Dulu di kampus Zayn pria yang paling di incar oleh kaum wanita karena ketampanan yang di miliki pria itu. Bukan hanya kaum wanita, beberapa dari para Pria pun ada yang iri melihat tampannya Zayn.

Samantha menunggu sampai Zayn akhirnya keluar dari kamar mandi. Tidak heran karena memang pria itu selalu membutuhkan waktu lama di kamar mandi. Tubuh Samantha bersandar pada sofa sambil terus memandang pintu kamar mandi. Dengan senyum yang mengembang Samantha beranjak dari sofa—berjalan ke kamar mandi hendak membuka pintu. Namun terkunci, senyumnya menghilang bersamaan dengan idenya yang sudah di pastikan gagal. Hingga tidak berapa lama pintu kamar mandi terbuka, menampilkan Zayn yang sudah selesai mandi.

Between The Lines You & MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang