| BTLYM - 07 |

17.3K 929 73
                                    

Pagi ini Samantha sedang memilih gaun indah untuk nanti ia pakai di malam peresmian perusahaan Zayn. Beberapa kali Samantha mencobanya, mengganti gaun yang menurutnya tidak begitu pantas di tubuhnya. Sudah banyak gaun yang tidak cocok dengan selera Samantha.

Mendaratkan bokongnya di pinggir ranjang, Samantha menatap seorang desainer wanita dengan sinis. "Aku tidak suka gaunnya. Tolong berikan aku gaun yang terbaik, aku tidak ingin mempermalukan kekasihku." kata Samantha ketus.

"Yang kami bawa adalah gaun pilihan terbaik dari yang kami punya. Kami masih punya banyak gaun. Anda mungkin bisa datang ke tempat kami untuk memilihnya." sahut desainer itu.

"Aku membayarmu, bawakan sore ini." timpal Samantha bersikukuh. "Kau boleh pergi!" tambahnya sambil beranjak dari ranjang. Keluar dari kamar menuju kamar Zayn. Tidak peduli bila desainer dan asisten desainer itu masih berada di kamarnya.

Samantha berjalan ke kamar Zayn. Dia masih memakai piyama tidur yang amat tipis—dengan tali spaghetti di bahunya. Ia menghentikan langkahnya ketika berpapasan dengan Andrew.

"Ndrew?" Samantha memanggil, memandang Andrew lekat. "Tolong siapkan aku bikini. Hari ini aku ingin berenang."

Andrew menatap Samantha datar. "Maaf, Nona. Bukan tugas saya menuruti perintah anda."

"Kau mau aku adukan pada Zayn?" Samantha mengancam, menunjuk Andrew dengan jari telunjuknya. "Zayn bisa saja memecatmu detik ini juga."

Andrew menaikan sebelah alisnya. "Kaki anda masih berfungsi, tangan anda masih bisa di gunakan. Apa susahnya menyiapkan apa yang anda butuhkan sendiri?" sarkas Andrew ketus. "Anda bukan Nyonya di sini. Dan saya tidak berhak melayani anda seperti seorang Nyonya." tambahnya seraya melanjutkan langkahnya.

Samantha memicingkan matanya tajam. Dia akan membuat Andrew di marahi—atau paling fatalnya di pecat oleh Zayn. Pria kurang ajar itu sangat berani kepadanya, bahkan tanpa rasa malu menunjukkan rasa tidak sukanya secara terang-terangan.

Samantha pergi ke kamar Zayn. Membuka pintu kamar pria itu, dan menghampiri Zayn yang baru keluar dari walk in closet. Pria itu sangat tampan dengan setelan kantor. "Zayn aku ingin kau memecat Andrew. Pelayan itu sangat kurang ajar padaku!" ucap Samantha mencak-mencak.

Zayn menaikan sebelah alisnya, "Andrew bukan pelayan, dia kepala Maid di sini." sahut Zayn dengan wajah yang datar.

"Aku tidak peduli dia siapa," Samantha duduk di ranjang. "Kau tahu dia kurang ajar padaku. Pokonya aku ingin kau memecat Andrew sekarang juga!"

"Aku tidak bisa memecatnya."

"Kenapa? Zayn dia sudah kurang ajar padaku?!"

"Tha," Zayn memandang Samantha lekat. "Andrew tidak akan kurang ajar padamu."

"Tapi buktinya dia kurang ajar padaku, Zayn! Apa susahnya memecat pelayan itu?"

Zayn berjalan melewati Samantha. Keluar dari kamarnya tanpa peduli kekesalan wanita itu.

"Zayn?" Samantha memekik kesal, dia cemberut. Beranjak dari kamar Zayn mengejar pria itu. "Zayn kau tidak tahu apa yang di bicarakan pelayan itu padaku. Ucapannya sangat kurang ajar!" tukas Samantha berlarian menyusul Zayn.

Zayn menghentikan langkahnya, berbalik memandang Samantha.

"Pecat dia sekarang Zayn. Kenapa juga kau tidak mau memecatnya?" Samantha berucap lagi.

"Kenapa kau ingin sekali aku memecat Andrew?"

Samantha cemberut seraya bersedekap dada. "Karena dia kurang ajar, Zayn!"

"Memangnya apa yang Andrew lakukan?!"

"Dia bilang aku bukan Nyonya di sini hanya karena aku memintanya untuk menyiapkan bikini." ucap Samantha terdengar sekali nada kesalnya.

Between The Lines You & MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang