| BTLYM - 23 |

16.5K 974 66
                                    

Claire memandang keluar jendela kaca mobil. Memilih untuk diam selama meninggalkan mansion Zayn. Pikirannya sedang berkecamuk memikirkan perkataan Samantha. Jika di pikirkan, Samantha memang benar. Dia tidak tahu diri dengan tidur di kamar seorang Pria yang sudah memiliki kekasih. Apalagi Claire melakukan hal lebih bersama Zayn di belakang Samantha. Ia sadar jika Claire sudah terlalu jauh dari kesadarannya mengenai siapa Zayn dan apa hubungan mereka.

Claire tidak marah, tidak juga tersinggung di sebut murahan oleh Samantha. Wanita itu benar—ia memang murahan, dan Claire mengakuinya—sadar akan hal itu.

Kerinduannya pada Zayn membuat Claire lupa dengan apa yang sudah dilakukan oleh Pria itu kepadanya. Bahkan semalam Claire membiarkan Pria itu kembali menyentuhnya—bodohnya Claire menikmati itu. Ya ... Claire mengakuinya jika Claire sudah mulai terbiasa pada sentuhan Zayn. Itu memang salah dan Claire menyadarinya. Sadar jika Claire malah memberi ruang kepada Zayn untuk semakin masuk kedalam hidupnya. Sekarang Claire sudah tercebur—apa yang harus Claire lakukan?

Sentuhan di kepalanya menyadarkan Claire dari keterdiamannya. Kepala Claire menoleh pada Zayn, menatap Pria itu lekat.

"Are you okay?" Zayn bertanya dengan lembut.

Claire menggeleng, "I'm not okay!" kata Claire menjawab.

"Ada apa?" Kembali, Zayn bertanya.

"Zayn aku membuat kesalahan." Claire menghembuskan napas panjang, menyandarkan kepalanya pada kursi mobil. "Dan aku baru menyadarinya sekarang. Samantha benar aku wanita yang tidak tahu diri dan murahan. Bagaimana bisa aku bersamamu aku..."

"Ssssttt!" Zayn menggeleng pelan, menempelkan telunjuknya di bibir Claire. "Jangan mendengarkan apa yang Samantha katakan. Kau tahu kalau aku yang menarikmu dari awal, aku yang membawamu dan memaksamu untuk menjadi milikku." timpal Zayn menatap manik mata Claire.

"Tapi..."

"Claire I love you. Jangan di pikirkan!" Menyela, Zayn mengukir senyumnya. "Kau tahu saat ini aku senang karena kau mulai kembali padaku seperti dulu saat kita masih kecil. Aku mau tetap seperti ini Claire."

Claire meraih tangan Zayn, kepalanya geleng-geleng. "Aku tidak bisa. Samantha menyadarkanku betapa salahnya ini semua." kata Claire berbisik. "Maaf Zayn maaf!"

"Untuk apa?" Zayn menaikan sebelah alisnya. "Tidak ada yang salah dari ini Claire. Jika yang kau pikirkan adalah hubunganku dengan Samantha, kami memang sudah lama rusak. Samantha berselingkuh dan kau tahu itu."

"Apa kau menjadikanku alat untuk membalas Samantha?" Claire menatap Zayn lekat. Entah mengapa jantungnya berdegup kencang menanti jawaban Zayn.

Tersenyum, Zayn menggeleng. "Seperti yang kau katakan. Aku memang jahat Claire. Tapi aku tidak sejahat itu dengan menjadikanmu alat balas dendam..." menjeda, Zayn mengelus pipi Claire. Salah satu kebiasaan yang Zayn sukai. "Jika kau tidak percaya itu. Kau boleh bertanya pada Daddy sebesar apa keinginanku ingin memilikimu. Jika aku memang hanya menjadikanmu alat, untuk apa aku memaksamu? Aku mencintaimu, sangat mencintaimu."

"Zayn..." Claire menatap Zayn lebih dalam. "Kau tidak mencintaiku, Zayn. Kau hanya terobsesi kepadaku!" sambung Claire bergumam.

"Cintaku sudah berubah menjadi obsesi kepadamu. Dan aku sadar itu. Apapun bisa aku lakukan hanya untukmu." Zayn menyatukan keningnya dengan kening Claire. "Aku sudah menahannya selama ini. Sekarang aku bebas untuk mencintaimu kapanpun tanpa harus menahannya lagi. Tidak ada yang bisa melarangku untuk bersamamu, sekalipun itu Daddy atau siapapun. Aku akan menentang mereka yang berani menghalangiku. Aku akan melakukan apa saja demi untuk kau bersamaku, menjadi kepunyaanku."

Between The Lines You & MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang