bunuh bayaran [Renmin]

4K 326 6
                                    

Renjun adalah pembunuh bayaran yang paling di takuti oleh seluruh kota, dia pembunuh bayaran paling licik dan mulus dan tak ada siapa pun yang bisa menangkapnya, wajah polosnya itu membuat siapapun tidak akan tau kalo dia adalah pembunuh bayaran, contohnya pacarnya sendiri jaemin. Laki laki manis itu adalah kekasih renjun, mereka udah menjalin hubungan cukup lama sekitar 3 tahun tapi jaemin tak tau rahasia renjun

Renjun sekarang berada di markasnya karna ada panggilan yang harus ia laksanakan

"Jadi Jun, aku punya tugas untukmu"

"Kau tau kan taeil aku segera berhenti dari pekerjaan kotor ini kenapa kau menyuruhku datang"

"Iya ini tugas terakhirmu Huang dan bayaran kali ini cukup besar"

Renjun sedikit tergiur dengan tawaran yang di kasih oleh taeil

"Ok siapa yang akan aku bunuh"

Taeil mengasih foto itu dan betapa terkejutnya renjun melihat foto itu

"Bunuh dia Huang"

"Aku tidak bisa membunuhnya"

"Kau harus bunuh jun"

"Tapi"

"Tidak ada tapi tapian renjun kerjakan dan aku tak suka alasanmu"

Renjun keluar dengan membawa foto itu dan menggenggamnya erat

"Maaf sayang"

Di rumah jaemin tengah belajar untuk semester akhirnya di universitas, saat jaemin tengah membaca hp nya berbunyi dan seketika jaemin tersenyum ketika orang yang menelponnya adalah kekasihnya

"Iya renjun"

Nana apa kita bisa ketemu besok

"Tentu bisa kenapa ya"

Aku ingin membawamu jalan jalan ketempat yang indah

"Ahh begitu ya ok besok ya jemput aku"

Siap cantik

Di sebrang sana renjun mematikan telpon nya, dadanya sakit mendengar suara jaemin yang lembut, dirinya merasa mengkhianati jaemin

"Maafkan aku bunny"

Sesuai janjinya renjun membawa jaemin jalan jalan, mulai pergi ke pasar malam, renjun menggenggam tangan jaemin erat dan tersenyum sedih melihat orang yang ia cintai untuk terakhir kalinya

"Renjun lihat lah itu lucu banget"

Mendengar tak ada jawaban dari renjun, jaemin menepuk pipi renjun pelan

"Jun kamu kenapa"

"Ah gapapa sayang cuma disini berisik aku ga dengar suara kamu"

Jaemin melihat gelagat aneh renjun langsung diam, jaemin berfikir kenapa renjun sedikit mencurigakan

"Na ayo ikut aku"

Renjun mengajak jaemin ke tempat tidak ada orang, mata jaemin membulat ketika renjun mengajaknya ketempat yang indah, mulutnya tak berhenti mengatakan wahh saat melihat tempat itu

"Wahh aku ga pernah kesini sebelumnya"

"Benar kah?"

Jaemin mengangguk dan masih melihat tempat tempat itu

"Na aku boleh ngomong"

"Boleh"

Renjun memegang tangan jaemin dan menatap jaemin

"Jaem apa perasaan kamu ketika kamu ternyata berpacaran dengan pembunuh bayaran"

Jaemin memandang ke depan

"Gimana ya, kalo seandainya aku pacaran sama pembunuh bayaran, aku bakal suruh dia berhenti dan aku bakal benci banget kalo dia nyakitin orang terdekat aku"

Renjun tersenyum miris mendengar perkataan jaemin

"Tapi apa jadinya kalo dia membunuh kamu"

"Jun kamu kenapa sih kok nanya gituan"

Renjun menatap jaemin dan memeluk jaemin erat

"Sayang aku mau jujur"

"Jujur"

Renjun mengangguk

"Jaem aku pembunuh bayaran yang di maksud"

"Bercanda kamu ga lucu jun"

"Aku serius sayang"

Jaemin melepaskan pelukan nya dan ia terkejut melihat renjun menangis

"Jun jadi"

"Iya aku pembunuh na hiks, aku ngelakuin ini demi uang dan aku juga"

"Jun kenapa kamu ga berhenti?"

"Aku berhenti sayang hiks aku bakal berhenti apabila aku membunuh satu orang lagi

Yaitu kamu"

Renjun mengeluarkan pisau lipatnya di hadapan jaemin

"Jun kamu"

Renjun tersenyum dan melihat pisau itu

"Aku gabisa bunuh orang yang aku cintai hiks sekarang aku mohon na jauh dari aku"

"Aku mohon sayang hiks maafkan aku, aku ga bisa bunuh kamu lebih baik hiks aku yang terbunuh"

Jaemin menggeleng dan memegang tangan renjun

"Kalo emang itu pilihan nya bunuh aku Jun"

"Aku ga bisa sayang hiks"

Jaemin menangis melihat renjun begitu

"Jun hiks jangan"

Renjun menancapkan pisau itu ke dadanya membuat jaemin kaget, dan langsung memeluk renjun

"Jun hiks jangan"

"P-pergi na"

"Ga Jun"

"PERGI NA ANGGAP AKU BUKAN PACAR KAMU"

Jaemin menangis melihat darah keluar dari dada renjun dan renjun tersenyum sambil memegang pipi jaemin

"S-sayangnya njun jangan n-nangis yaa, njun s-sedih lihat Nana nangis"

"Hiks renjun aku bakal telpon ambulan"

Renjun menggelengkan dan langsung memegang tangann jaemin

"Anggap aja n-nana ga p-pernah kenal njun yaa"

"Renjun hiks aku mohon renjun RENJUN HIKS RENJUN"

Renjun menghembuskan nafas terakhirnya di pelukan jaemin, jaemin menangis dan memeluk erat renjun, dia tak menyangka bahwa renjun bakal melindunginya. Polisi dan ambulans datang menuju tkp, jaemin masuk ke ambulans dan menangis sambil memegang tangan renjun yang telah dingin

"Njun hiks Nana sayang renjun, secepat itu kah padahal Minggu depan hiks anniv kita yang ke 3 tahun"

Jaemin berusaha mengikhlaskan kepergian renjun dan sekarang jaemin hanya bisa mendoakan renjun dan markas besar itu sekarang di amankan kepolisian dan ketuanya telah di penjarakan karna kasus ini




















End.................

one shoot nominrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang