Nana [nominren]

7.2K 440 49
                                    

"kasihan ya jeno sama renjun yang populer di sekolah kita punya adik bisu sama tuli, masa kakaknya sempurna adiknya bisu tuli"

"Anak ambilan kali"

"Iya palingan anak pungut tuh"

Jeno tidak peduli dengan apa yang mereka ucapkan, beda dengan renjun dia sedikit malu dan ingin memukul mereka semua tapi itulah kenyataan

"Gua mau nemuin jaemin"

"Jun buat apa renjun RENJUN"

Renjun menuju kelas jaemin dan menarik tangan jaemin keluar dengan keras, jeno mengikuti mereka dari belakang dan berlari karna ketinggalan jauh. Renjun membawa jaemin ke gudang dan mendorong tubuh jaemin

"KENAPA LO ADA DI KEHIDUPAN GUA SIALAN"

"GUA MALU PUNYA ADEK KEK LO"

"Lo selalu bikin gua sial jaemin"

Jaemin dapat membaca perkataan kakaknya dan langsung mengeluarkan kata maaf dalam bahasa isyarat tentu renjun tidak mengerti

"Ck percuma Lo begitu gua ga bakal paham sama isyarat Lo dan satu lagi jaemin JANGAN PERNAH MUNCUL DI HADAPAN GUE DAN JENO LAGI SIALAN"

Jeno mendobrak dan berlari mendekati renjun dan menarik kerah baju renjun

"Lo gila Jun, DIA ADIK KITA"

Renjun menghempaskan tangan jeno dan menunjuk jaemin

"Gua bukan kakaknya jaemin, dan gua tekan kan sekali lagi GUA GA PUNYA ADIK CACAT DAN MAU DIA MATI PUN GUA GA PERDULI"

"Gua malu punya kakak kek Lo Jun, bisa bisanya ga menerima kekurangan adik kecil kita"

"Itu adek Lo bukan adek gue"

Jaemin yang membaca kata kata sang kakak merasakan nyeri di dadanya, segitu bencinya kakaknya dengan dirinya, jaemin keluar dan berlari pergi jauh dari mereka jeno yang sadar langsung susul sang adik tidak peduli dengan renjun yang masih diam di gudang

"Ck dasar nyusahin orang"

Jaemin di atas balkon sekolahnya menangis tanpa suara sama sekali, dia tak pernah mendapatkan kasih sayang renjun

Nana capek, kak injun benar lebih baik Nana ga ada Nana bikin kak injun dan kak Nono malu karna mempunyai adik tuli dan bisu seperti nana tunggu Nana ya papa mama bentar lagi Nana datang

Jaemin tersenyum dan langsung menjatuhkan dirinya ke bawah, jeno yang lihat jaemin di atas langsung mengejar dan menarik jaemin tapi dirinya tidak sempat karna jaemin sudah jatuh kebawah

"NANAA"

Jeno melihat jaemin sudah tidak bernyawa dengan kepala mengucurkan darah dan tubuhnya di kerumunan orang, Jeno pergi kebawah dengan air mata mengalir dan renjun melihat jeno berlari langsung menyusul dan sesampai di sana renjun melihat jaemin sudah tidak bernyawa, hidung dan mulut mengeluarkan darah dan darahnya mengalir. Jeno memangku tubuh jaemin dan menangis karna jeno sayang sama adik kecilnya

"Nana hiks bangun hiks kakak Nono mohon bangun ya hiks"

"Hiks Nana hiks NANA"

Renjun hanya mematung melihat tubuh jaemin dan saat ia ingin mendekati jeno langsung mendorong renjun

"PUAS LO HILANGIN NYAWA ADEK GUA"

"INI KAN YANG LO MAU NA RENJUN"

Renjun menyentuh pipi jaemin dan mengelus lembut, air matanya mengalir karna ini semua karna dirinya jaemin pergi karna perkataan dirinya sendiri

"Nana.."

"Jangan sebut nama adek gue dan Lo sendiri yang bilang kalo Lo ga punya ADEK CACAT SEPERTI NANA"

Jeno berdiri dan membawa jaemin kerumah sakit meninggalkan renjun yang menangis dan melihat genangan darah jaemin

"Maafin kakak"

Pemakaman jaemin berlangsung di sore hari, jeno tidak bisa menerima kenyataan karna dari dulu dia telah berjanji untuk menjaga jaemin sebaik baik mungkin

"Jeno gagal jeno gagal"

"Maafin Jeno ma pa hiks jeno gagal jagain kelinci kecil kalian"

Jeno juga tidak menyangka jaemin mempunyai teman yang baik seperti haechan, iya sekarang haechan menangis sambil memeluk batu nisan jaemin

"Kenapa Nana ninggalin echan hiks padahal Nana janji sama echan untuk kuat dan bertahan"

Jeno duduk di samping haechan dan mengelus punggung haechan

"Maafin kak jeno Chan, kakak gagal jagain Nana"

"Ngga kak hiks echan tau Nana gini karna dia udah capek hiks di bully dan juga dibikin sakit"

Haechan juga tau jeno selalu ada buat jaemin berbeda dengan renjun, renjun hanya di rumah dia tidak di izinkan jeno buat menemuin jaemin, dadanya nyeri ketika ia harus menerima kenyataan pahit ini

"Kakan jahat ya na hiks kakak jahat bikin Nana pergi hiks"

"Kakak hilangin nyawa kamu"

Jeno yang baru pulang langsung duduk di samping renjun, ia melihat renjun memandang kedepan kosong

"Seneng kan Lo sekarang, ini kan yang Lo mau dia nuruti permintaan Lo Jun"

"Iya dia adik yang nurut Jen hiks gua ga nyangka perkataan gua bakal menghilangkan hiks nyawa kelinci kecil mama papa"

"Seharusnya gua ga bilang gitu karna gua emosi, seharusnya gua ga mendengar perkataan mereka"

Jeno langsung mengelus punggung renjun dan mengambil foto jaemin

"Udah sekarang ikhlaskan jaemin Jun dan jangan bikin Nana sedih"

Renjun berdiri dan melangkahkan kakinya ke kamar jaemin, tangisan renjun tak dapat di hentikan, mengingat kejadian tadi siang, penyesalan selalu datang di akhir dan itulah yang renjun rasakan sekarang hingga seterusnya

one shoot nominrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang