Tamparan keras mendarat di pipi jaemin dan membuat sang empu memegang pipinya, amarah sang ayah tak bisa dipungkiri apalagi jaemin hanya bisa diam
"Aku bilang kenapa nilaimu menurun, MAU JADI APA KAU HAH? oh apa kau sibuk menjadi jalang seperti ibumu"
"ayah boleh hina aku tapi JANGAN HINA IBUKU"
Lelaki itu berdecih dan menarik kerahbaju jaemin
"Bukan nya kau itu jalang?"
"Aku jalang? Bukan nya ayah yang menyuruh teman ayah untuk memperkosaku DAN BAHKAN AKU HAMIL AYAH MENGGUGURKAN KANDUNGAN KU"
Jaemin menangis karna hatinya sudah terlanjur sakit
"Bahkan aku telah memohon sama ayah tapi ayah masih menyuruh teman kantor ayah memperkosaku bahkan tak segan segan melakukan kekerasan saat bermain, aku anakmu ayah bukan jalang sewaan"
Lelaki yang disebut ayah hanya memandang remeh sang anak yang sudah berlinang air mata
"Kau memang anakku tetapi aku tak pernah mengakuinya karna kau merusak kebahagiaan ku"
"Kebahagiaan bersama jalang ayah? Ayah telah beristri dan punya anak tetapi tingkah laku ayah seperti bajingan"
"Kau benar benar jaemin"
Jaemin di tarik paksa oleh sang ayah dan membawa jaemin ke gudang tempat ia selalu menyiksa jaemin karna tak patuh
"Kau tau aku tak akan segan segan membunuh anak sepertimu sialan"
"Sakit ayah lepas"
Di gudang, jaemin didorong bahkan sang ayah mengambil besi dan memanaskan nya membuat jaemin takut
"A-ayah jangan"
"Kau takut? Anak sepertimu tak pantas hidup"
Perlahan sang ayah mengangkat kepala jaemin hingga mendongak
"Buka mulutmu jalang"
"Ayah jangan ayah"
"BUKA JALANG"
Diapartemen sebelah renjun sedang menonton karna bosan apalagi hari ini adalah hari liburnya
"Bosan banget siaran ga ada yang bagus, mau keluar ga ada uang huh"
"JANGAN HINA IBUKU"
Renjun mendengar ada teriakan di sebelah membuat renjun kaget
"Hm palingan hanya ribut biasa, aku tak berhak ikut campur"
Renjun membiarkan suara itu dan lama kelamaan renjun menjadi kesal apalagi ia tak tau apa yang terjadi
"Ada apaan sih di sebelah, kepo gua"
Akhirnya renjun pergi kerumah sebelah,disebelah renjun mengetuk pintu dan memanggil siapapun yang ada didalam
"Halo permisi"
Renjun mencoba membuka pintu tersebut dan terbuka
"Pintunya ga dikunci? Ga takut maling ya ni tetangga"
Akhirnya renjun masuk dan berharap orangnya ada di rumah, renjun berjalan sambil melihat kanan kiri takut dikira maling
"BUKA MULUTMU JALANG"
Renjun menoleh ke arah kiri dan melihat ada pintu di sana, perlahan renjun mendekati dan membuka pintu tersebut, saat renjun masuk renjun mendengar teriakan seseorang membuat renjun berlari
"Di apain dia"
Saat renjun sampai, ia melihat laki laki tua menyiksa remaja dengan memasukkan besi yang masih panas kemulut lelaki tersebut bahkan ia bisa mendengar pekikan keras dari laki laki yang disiksa
"WOY"
Renjun berlari dan memukul pria tua tersebut hingga tersungkur
"LO KALO NYIKSA MAKE OTAK ANJING, INI ANAK MASIH KECIL"
"Ini urusan saya sama anak itu"
"Kalo urusan siksa kek gini gue ga tinggal diam, Lo kira ini hewan hah"
Lelaki tersebut melayangkan besi panas tersebut ke arah renjun dan untungnya renjun bisa menghindar dan memukul lelaki itu hingga tak berdaya
"Gila aja dikira anak ini hewan kali"
Renjun menoleh dan melihat remaja yang disiksa tadi langsung membawanya kerumah sakit karna renjun melihat bibir lelaki tersebut sudah melepuh bahkan seperti terbakar
"Anashh hiks"
"Ihuuu hiks ihuuu anaahhs"
"Tenang ya kita kerumah sakit jangan takut sama kakak"
Di perjalanan menuju rumah sakit, renjun melihat laki laki itu masih menangis bahkan mengatakan panas berkali kali
"Anashh hiks anahhss ihuu akhiiitt"
"Tenang yaa kita bentar lagi sampe"
4 hari setelah insiden tersebut ayah jaemin dibawa ke kantor polisi dengan diduga kekerasan anak dibawah umur dan jaemin dibawa oleh renjun ke apartnya karna jaemin diperbolehkan pulang tetapi jaemin tidak boleh berbicara sebelum bibir dalamnya sedikit pulih
"Nana"
Jaemin menoleh dan tersenyum ke arah renjun
"Nana laper ga? Kita makan yuk"
Jaemin mengangguk dan berjalan ke arah renjun
"Nah sekarang Nana mau makan apa? Nanti kakak yang beliin, khusus hari ini apa yang Nana mau kakak turutin"
Jaemin menatap layar hp renjun dan memilih makanan yang cukup murah membuat renjun melirik
"Kenapa yang ini? Nana suka ya?"
Jaemin mengambil pensil dan kertas dan mulai menulis kata demi kata agar renjun mengerti
Ga usah kak nanti uang kakak habis, dan juga Nana bukan siapa siapa kakak dan kita baru kenal 4 hari yang lalu
Jaemin tersenyum membuat renjun sedikit sakit
"Uang kakak habis kan bukan salah Nana, kan Kaka udah bilang sama Nana dari awal Nana boleh minta apapun sama kakak dan jangan sungkan apalagi merasa ga enak, kakak marah Lo"
Renjun memeluk tubuh kecil tersebut dan mengusap punggung jaemin
"Kakak udah janji sama Nana, kakak bakal jadi orang yang selalu buat Nana Karna Kaka udah anggap Nana sebagai adik kecil kakak"
Renjun kaget karna tubuh jaemin bergetar bahkan renjun mulai memandang jaemin
"Hei kenapa nangis"
Jaemin menggeleng dan mulai menulis beberapa kata
Makasih kak, Nana senang bisa kenal sama kakak renjun, Nana ga pernah ngerasain pelukan hangat apalagi kasih sayang , sekali lagi terima kasih
Renjun tertawa dan mencubit pipi tembem jaemin gemas
"Sama sama, gemas sekali sih"
KAMU SEDANG MEMBACA
one shoot nominren
Short Storyjeno : seme/top jaemin : uke/bot renjun: seme/top