jeno [nomin]

2.3K 224 5
                                    

Jaemin berjalan menatap setiap pasien yang ia periksa, terkadang memberi candaan lucu untuk pasien dari anak anak maupun orang tua jompo. Jaemin itu sangat senang menjadi dokter dan alasan nya cukup simpel, dia ingin memberi kebahagiaan dan semangat untuk orang yang sedang melawan penyakitnya. Saat jaemin berjalan ke arah ruangan pasien selanjutnya, jaemin melihat ada dua orang yang keluar dari sana apalagi selama ini tidak ada orang yang menjenguk ruangan tersebut. Jaemin perlahan masuk dan betapa terkejutnya dia melihat semua barang barang telah berantakan dan mata jaemin melihat laki laki menangis sambil memeluk sesuatu

"Jeno"

Orang yang menangis tersebut melihat ke arah jaemin dan mulai berdiri sambil mengusap air matanya

"Maafkan aku dokter karna aku tempat ini kacau"

Jaemin memegang pundak jeno dan menatap laki laki yang cukup tampan tersebut

"Dua orang yang tadi itu siapa? Apa mereka lakukan kepadamu?"

Jeno menggeleng dan memeluk erat benda yang ia peluk

"Dia ayah dan ibu baruku, katanya aku harus sembuh biar bisa di anggap keluarga dan juga mereka ingin aku melupakan ibuku"

Jaemin berusaha menenangkan jeno yang perlahan terisak

"Aku benci mereka dokter"

"Sudah ya, lebih baik kamu tenang em mau makan ga?"

Jeno menatap jaemin dan mengangguk pelan

"Let's go kita makan"

Jeno adalah dokter spesialis kejiwaan dan juga jaemin senang mendapatkan kerjaan seperti ini apalagi setelah dirinya bertemu jeno, lelaki yang sudah dua tahun berada di rumah sakit akibat gangguan kejiwaan karna kehilangan ibu dan juga mendapatkan kekerasan dari ayahnya. Awalnya jeno takut dengan jaemin bahkan hampir membunuh lelaki cantik tersebut, tetapi jaemin berusaha membuat jeno menurut kepadanya dan akhirnya jeno mau melakukan aktifitas apapun asalkan jaemin ada di sampingnya

"Duh panas banget ya Jen"

Jeno hanya diam dan mengangguk

"Dokter na"

Jaemin berdehem sambil menyuapi jeno

"Apa jeno bisa sembuh? Dan juga apa Jeno bisa ketemu dokter lagi?"

"Bicara apa kamu Jen, kamu pasti sembuh dan jangan khawatir ada aku disini"

Jeno tersenyum dan menatap foto yang ia peluk sedari tadi

"Lihat Bu, dokter cantik ini perhatian, apa ibu senang melihat aku tersenyum"

Jaemin tersenyum dan tanpa ia sadari wajahnya berubah merah karna malu







PRANKK

"Mau sampe kapan kamu begini jeno, kamu ingin ayah mengakui kamu sebagai anak kan? Kamu harus sembuh"

"Aku sembuh ayah AKU SEMBUH"

ayah jeno berdecih menatap anaknya yang tengah memeluk foto tersebut dan juga satu tangan memegang garpu

"Kau sembuh? Kau ingin membunuhku dengan garpu itu? Ck kalo aku membawamu nanti istri dan calon anak ku akan terluka"

"Ayah lebih menyayangi wanita itu?"

"Kalo iya kenapa?"

Jeno tak bisa menahan amarahnya dan hampir melayangkan pukulan terhadap laki laki tersebut tetapi ia tahan

"Ck aku sudah bayar rumah sakitmu dan jangan bikin aku malu jeno"

Lelaki itu pergi meninggalkan jeno dan membuat jeno berteriak bahkan menghancurkan semua yang ada di sana

"SAMPAI KAPAN AYAH"

"Dokter hiks tolong jeno, tolong"

Jeno melihat serpihan kaca yang berserakan mulai mengambilnya dan menatapnya

"Ibu"





Jaemin sedang berjalan menuju rumah sakit karna ia mendapatkan telpon dari teman nya karna jeno mengamuk

"Jen jangan lakukan hal apapun, tunggu aku"

Jaemin berlari sekencang mungkin dan muncul rasa cemas bahkan takut yang jaemin rasakan, saat jaemin sudah datang ke ruangan jeno, ia melihat jeno ditangani oleh dokter lain bahkan jaemin melihat tangan jeno tersayat

"JENO"

jaemin mendekati jeno, jeno tak sadarkan diri di ranjang bahkan ia bisa lihat darah jeno berceceran di lantai tersebut

"Jeno, ku mohon jangan pergi"

"Gimana keadaan jeno Ruto?"

"Jaem jeno hampir kehilangan darahnya dan untung aja gue sama junkyu cepat sigap kesini"

Jaemin menghela nafas panjang

"Oh ya sebelum kita datang ada bapak bapak tua kesini dan wajahnya kek ga berdosa gitu"

"Itu ayahnya jeno"

Haruto kaget mendengar perkataan jaemin barusan

"Serius? Tega banget sih, gue kalo jadi Jeno udah gue tikam tu aki aki"

"Udah, to besok kita bawa jeno ya ke Jepang kita rawat jeno sampe sembuh"

Haruto menatap bingung jaemin padahal tidak ada tugas luar negri

"Kita ga diberi perintah tugas na, ga mungkin kita bawa jeno pergi"

"Aku bakal bilang sama paman aku"

"Yaudah lah gue ikut aja mumpung kejepang kan bisa pulang kerumah"

Jaemin menatap jeno dan mengusap kepala jeno pelan

"Aku yakin kamu bisa sembuh Lee jeno"







one shoot nominrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang